7 Nervous (Rama Vers.)

Tak lama kemudian bel masuk pun berbunyi Pak Teddy segera masuk kedalam kelas XI A sesampainya dikelas tak lupa menyapa siswa siswi.

"Selamat pagi anak-anak." Sapa Pak Teddy.

"Selamat pagi pak." Sahut siswa siswi serentak.

"Hari ini kalian akan ulangan harian tidak ada penawaran apalagi penolakan." Ujar Pak Teddy tegas.

Mendengar ucapan yang keluar dari mulut Pak Teddy membuat siswa siswi terkejut namun mereka tak ada yang berani membantahnya mau tak mau harus tetap mengikutinya. Kemudian Pak Teddy segera membagikan kertas salebaran ke semua murid yang ada dikelas tersebut.

"Jika sudah selesai segera diserahkan kepada saya." Ujar Pak Teddy.

"Iya pak." Sahut siswa siswi serentak.

Kemudian siswa siswi mulai mengerjakan soal-soal ulangan tersebut semuanya berkutat dengan bukunya masing-masing termasuk Anna dan Bilqis, mereka berdua terlihat sangat serius. Tak lama setelah itu dia tersenyum dan bernafas lega lalu disusul oleh sahabatnya, mereka berdua selesai lebih awal.

"Anna, Bilqis apakah kalian sudah selesai?" tanya Pak Teddy.

"Iya pak." Jawab Anna dan Bilqis berbarengan.

Lalu mereka berdua maju dan menyerahkan salebaran tersebut kepada Pak Teddy sedangkan beliau tersenyum bangga kepada keduanya selain itu Pak Teddy juga tak menyangka dengan kemampuan yang dimiliki oleh Anna yang notabenya murid baru, tak lama mereka duduk John turut serta menyusulnya.

Istirahat pun tiba Bilqis langsung menyeret Anna kekantin karena cacing diperutnya sudah demo sedangkan sang empu memutar bola matanya malas, sesampainya dikantin mereka segera duduk dimeja kosong.

"Na, kau mau pesan apa?" tanya Bilqis.

"Biasa Bil." Sahut Anna.

"Oke, tunggu sebentar." Ujar Bilqis.

Gadis mungil itu hanya menganggukkan kepalanya saja.

Rama Pov

Akhirnya waktu yang kutunggu tiba, aku segera menyeret sahabatku si Devan, aku tak peduli dengan umpatan yang keluar dari mulutnya.

Sesampainya dikantin aku baru melepaskannya dan aku segera menyapu pandangan seisi kantin, nah akhirnya ketemu juga aku segera menghampiri mejanya, tunggu dulu! Aku tiba-tiba merasa gugup ketika sudah ada disampingnya, dia belum menyadari bahwa aku ada didekatnya. Dengan segenap keberanian aku membuka suaraku dengan deheman.

" Ekhem!"

Akhirnya dia mendengar suaraku dia melihatku dengan wajah terkejut namun tak lama setelah itu dia kembali tersenyum dan shittt itu membuatku semakin terpana sekaligus gugup.

"Ada apa kak?" tanyanya pelan.

Sepertinya dia mengingatku.

"Tidak ada apa-apa, aku tak kebagian meja jadi bolehkah aku duduk disini ? " ujarku beralibi.

Dia terlihat sedang berpikir namun setelahnya ia menganggukan kepalanya.

"Aku pikir ada perlu apa." Ucapnya pelan dengan gummy smilenya.

"Tak ada." Jawabku singkat. " ngomong-ngomong sepertinya kau anak baru disini ya karena aku baru melihatmu." Lanjutku.

Sungguh sekarang aku merasa bukan Rama yang dulu, dingin, bicara juga seperlunya, tapi lihatlah sekarang, astaga sehebat itukah jatuh cinta?.

"Iya kak kemarin lusa aku baru masuk kesini." Jawabnya.

"Namaku Rama Pradana biasa dipanggil Rama." Ucapku memperkenalkan diri sambil mengulurkan tanganku berharap dia mau membalasnya.

"Annasya Gabriella Putri biasa dipanggil Anna." Sahutnya dan akhirnya tangannya terulur menjabat tanganku setelah itu dia segera melepaskannya.

"Kamu disini sendiri?" tanyaku penasaran.

"Tidak, aku dengan sahabatku Bilqis." Jawabnya.

"Lalu dia kemana?" tanyaku semakin penasaran.

"Dia sedang memesan makanan, tapi dari tadi belum datang juga." Jelasnya sambil mencebikkan bibirnya dan itu membuatku semakin gemas dengannya.

Tunggu!! Shitt aku lupa bahwa belum memesan makanan, astaga kenapa jadi begini sih.

"Astaga, sepertinya aku lupa sesuatu." Ucapku sambil menepukkan tanganku dikening.

"Apa yang tertinggal kak?" tanyanya bingung.

"Bukan apa-apa, tapi aku akan pergi dulu sebentar untuk mengambilnya." Jawabku asal. " Kamu tak apa kan ditinggal sendiri?" tanyaku.

"Iya kak." Jawabnya singkat.

Author Pov

Setelah kepergian Rama, tak lama kemudian Bilqis datang dengan pesanan beberapa menu yang terdapat pada nampan yang dibawanya.

"Hmm pantas saja lama ternyata pesanannya sebanyak itu." Dumel Anna.

"Hehe maaf, habisnya hari ini aku terlalu lapar efek dari ulangan matematika." Sahut Bilqis sambil mengangkat jarinya membentuk V sign.

"Apa kau yakin Bil, makanan sebanyak itu kau bisa menghabiskannya?" tanya Anna tak percaya.

" Iya Na." Jawab Bilqis semangat.

"Pantas saja pipimu mirip chipmunk." Cibir Anna.

"Tak masalah yang penting perutku kenyang." Ucap Bilqis.

Kemudian mereka pun menyantap makanannya, namun tiba-tiba ada seorang pria berkulit tan yang menghampiri mereka yaitu Devan dan itu membuat keduanya menghentikan aktifitasnya.

"Kalian melihat Rama atau tidak ?" Tanya Devan.

"Oh kak Rama, tadi bersamaku disini tapi baru saja dia pergi entah kemana." Sahut Anna. "Memangnya ada apa kak?" lanjutnya.

"Tidak ada apa-apa, hanya saja tadi dia yang menyeretku kekantin tapi dia yang meninggalkanku, huh dasar aneh." Celetuk Devan. "Yaudah kalau gitu permisi, sebelumnya maaf sudah mengganggu aktifitas kalian." Lanjutnya.

"Tidak masalah kak." Jawab Bilqis.

Setelah Devan pergi, gadis berjuluk chipmunk itu segera bertanya kepada Anna.

"Na, apa benar tadi kak Rama duduk disini ? " tanya Bilqis penasaran.

"Iya Bil, waktu kamu pesan makanan tiba-tiba dia sudah ada disini, berbincang sebentar setelah itu dia pergi begitu saja bilangnya sih ada yang tertinggal." Jelas Anna.

"Apa yang terjadi dengannya ? Aneh sekali." Tanya Bilqis heran.

"Entahlah aku pun tak tahu, bukan urusan kita juga kan." Ujar Anna acuh.

" yaudah lebih baik kita lanjutin makannya." Ajak Bilqis.

Kemudian mereka pun melanjutkan aktifitasnya kembali, baru saja satu suap mereka sudah dikejutkan dengan kedatangan kedua pria tampan yang sama seperti sebelumnya.

"Ada apa kak?" tanya Anna.

"Tidak, mejanya sudah penuh semua jadi boleh kan kita gabung disini ? " sahut Rama.

Sedangkan Devan dan Bilqis dibuat cengo pasalnya pria berparas anime itu terkenal dingin dan irit bicara setelah Gibran, dan lihatlah sekarang ? Dia banyak bicara dan sepertinya gadis mungil itu sudah lupa awal tujuannya Rama.

"Maaf kak aku lupa, tadi kak Rama disini dan bicara hal yang sama." Ujar Anna yang ternyata mengingatnya." oh ya silahkan duduk." Lanjutnya.

Rama segera duduk disamping gadis mungil itu sedangkan dua makhluk berbeda jenis kelamin itu masih melongo tak percaya melihat keajaiban didepannya tersebut.

"Bil kamu kenapa ? Terus temannya kak Rama juga kenapa gak duduk?" tanya Anna heran.

"Hei Devan duduk, gak lelah berdiri mulu?" Titah Rama datar.

"Na, aku tidak sedang bermimpi kan, itu beneran kak Rama kan ?" Bisik Bilqis

"Ya, memangnya kenapa ? " sahut Anna.

"Ada apa?" Tanya Rama datar kepada Bilqis.

"Tidak ada kak." Sahut Bilqis kikuk.

Sementara itu Devan segera duduk disamping pria berparas anime itu lalu berbisik.

"Jadi ini yang membuatmu seperti orang tak waras? " Tanya Devan penasaran.

Bukannya menjawab Rama justru menjitak kepala sahabatnya sehingga membuat sang empu meringis kesakitan.

" Yakk! Kulkas kepalaku sakit." Teriak Devan kesal.

"Bodo amat." Sahut Rama datar.

"Baru saja menyaksikan keajaiban dunia sekarang udah hilang lagi." Sindir Devan.

"Bukan urusanmu." Jawab Rama datar.

Kedua gadis cantik itu hanya menggelengkan kepalanya saja melihat kelakuan seniornya tersebut, lucu pikir mereka.

"Oh ya ngomong-ngomong aku belum mengenal kalian." Ujar Devan. "Namaku Devano Febian panggil saja Devan." Lanjutnya memperkenalkan diri.

"Annasya Gabriella Putri, biasa dipanggil Anna." Jawab Anna.

"Namaku Bilqis Amalia, biasa dipanggil Bilqis." Timpal Bilqis.

"Pantas saja kau seperti orang tak waras Ram, orangnya kaya barbie gitu." Puji Devan dengan berbisik.

Pria berparas anime itu hanya menanggapinya dengan tersenyum percaya diri dan itu membuatnya terlihat semakin tampan.

"Ngomong-ngomong kapan makannya ? " tanya Bilqis kesal.

"Astaga benar juga kau." Sahut Devan.

Kemudian mereka pun menyantap makanannya sampai habis tak tersisa.

avataravatar
Next chapter