webnovel

Bab 2

Seminggu berlalu dan aktivitas perkuliahan pun berjalan seperti biasa. Tapi, Kuliah hari ini sangat membosankan dan menyebalkan. Maklum saja dosenku hari ini sangat marah dikelasku sebab sebagian dari mahasiswanya mendapatkan Nilai D di mata kuliahnya ketika Kuis tadi, belum lagi hari yang panas. Ingin rasanya Aku pulang ke kos dan ngidupin kipas angin sambil rebahan. Maklumlah selama kuliah hobiku adalah rebahan. Tapi karena ada rapat, maka aku harus menunda dulu keinginan untuk rebahan. Aku tergabung dalam keanggotan BEM Fakultasku. Dalam seminggu saja, mungkin ada beberapa kali pertemuan dan agenda-agenda rutin. Karena gabut dan juga teman-teman yang lain masih belum banyak yang datang, akupun memutuskan untuk membuka instagram dan melihat story terkini dari pengikutku. Tidak lupa aku juga buka-buka atau istilahnya Stalker Instagram Doi ku. Yang membuat aku malas, ketika sohib ku , nge P ke whatsapp. Karena nggak mau bikin sohib ku menunggu, akhirnya aku pun membuka whatsapp dengan malas dan membalasnya..

Aina: Oi Ra

Aku: hmm, apaan?

Aina: ada berita terbaru woi. Widiiiiii lu tau nggk?

Aku: nggk, emg apaan?

Aina: presma gueeee. Guaaaanteng bingiiits njiiirr. Hohoho.

Aku:  terus, urusannya ama gue apa?

Aina: ya elah njiirr, jutek amat. Lagi pms? Gih liat ig nya presma. Pasti lo bakal klepek klepek ngeliatnya. 

Aku: Ngapain aku ngeliat Ig nya Presma lo? nggak ada kerjaaan kali gue.

Aina: Pokoknya lo harus liat, nih gue kasih nama Ig nya. 

Aku: nanti aja dah. Males. Gue rapat dlu. Byeeeeee

Seperti itu lah aku. Kalau kesenangan aku lagi diganggu dan  juga lagi badmood, mau sahabat, sobot, sebet pun aku nggak peduli. Beruntung rapat mau dimulai, semoga cepet selesai deh rapatnya, biar bisa langsung balik ke kos. Nah kalau dikuliah ini, kita itu nggak boleh kupu-kupu (kuliah pulang kuliah pulang). Tapi jadilah seperti kura-kura (kuliah rapat kuliah rapat). Sebab, kalau kita ikut organisasi kita bakalan dapat pengalaman yang bisa kita pakai sewaktu bekerja nanti ataupun bisa kita jadikan pengalaman berharga semasa kuliah. Selain menambah ilmu dan wawasan, ikut organisasi juga bisa menambah relasi pertemanan kita loh.

"Assalamualaikum rekan-rekan semua. Berhubung rapat akan dimulai, ada baiknya setiap koordinator mencek anggotanya apakah sudah datang atau belum" Gubernur Bem ku, Bang Fikri memulai rapat hari ini.

Aku melihat siapa saja anggotaku yang belum datang dan melaporkannya ke Sekretaris Umum.

"Baiklah Karena rapat akan dimulai, saya harap kalian semua mendengarkan dengan seksama dan tidak ada yang meribut" begitu kira-kira kata pembuka Bang fikri . Aku mengangguk dan mulai mendengarkan dengan seksama apa yang dikatakan Gubernur dan kawan-kawan sesama Koordinator di BEM.

Rapat yang berlangsung selama dua jam itu akhirnya selesai. Kesimpulan dari rapat hari ini kalau hari selasa depan, aku dan anggota dari BEM mau ngadain aksi  ke gedung gubernur. Sebenarnya aku males untuk ikutan aksi minggu depan soalnya aku pengen istirahat dulu sebab aku rasanya lagi nggak enak badan. Bukan hobi aku juga pergi - pergi aksi, selama jadi koordinator aku hanya berkecimpung di kos saja dan jarang sekali ikutan aksi. Ntah karena apa mereka menunjukku untuk menjadi koordinator .  Oh iya aku sampai lupa, kan Aina bilang kalau presma di Universitasnya ganteng. Oke deh biar aku cek, jadi kepo juga sama presma universitas sebelah. Aku pun menekan tombol  search di Instagram dan mencari - cari nama presmanya. Wah ketemu, dan untung akunnya nggak diprivate. Sambil melihat-lihat instagramnya Presma, aku pun memutuskan untuk duduk di halte bus sambil menunggu busnya datang. Setelah kulihat-lihat semua foto-foto presmanya, dalam hati aku berfikir ya lumayan lah ya presma nya. Ganteng sih lumayan, putih kayaknya. Tapi ya percuma juga aku kagum ke dia. Nggak bakalan bisa ketemu presmanya. Aku kuliah di timur, dia aja kuliah di barat. Begitu lah istilahnya. Kalau takdir, suatu saat aku juga bakalan ketemu sama si Presma. Karena bus yang ku tunggu sudah datang, aku pun pulang dan menghentikan menstalker presma dari kampus sohib ku.

Selama perjalanan pulang, aku menatap keindahan pantai yang terpampang dengan jelas di depan mataku. Aku sangat suka dan kagum dengan yang namanya pantai,setiap kali ada liburan aku pasti meminta kepada kedua orangtua ku untuk liburan ke pantai atau tidak berkunjung ke pulau. Menikmati pasir yang putih dan bau asin dari air laut, membuat fikiranku kembali segar. 

"Eh Neng, natapin pantainya segitu amat. Kayak orang sekali-sekali ngeliat pantai" aku menoleh ke asal sumber suara, ternyata ada abang-abang Knek Bus sedang duduk disebelah ku. Aku tersenyum mendengar perkataan dari abang knek.

"Bukannya karena sekali-sekali ngeliat pantai Bang. Tapi coba deh abang tengok sendiri gimana eloknya keindahan alam di daerah kita. Gimana cantiknya hamparan pantai yang tersuguh didepan kita, gimana sibuknya nelayan-nelayan memamerkan hasil tangkapan ikannya yang lumayan banyak, dan gimana rajinnya ibu-ibu nelayan tanpa mempedulikan panasnya matahari, masih tetap semangat untuk menjemur ikan-ikan kering yang kemudian diaangkut dan dikemas untuk dijual dipasar." Aku masih saja betah memandangi aktifitas para nelayan di sekitar pantai. Ku lihat raut wajah kebingungan dari knek bus ini, kemudian aku kembali tersenyum dan menjelaskan alasan lain kenapa aku suka sekali memandangi pantai.

"Selain karena itu, aku juga takjub kepada mereka bang. Coba deh bang tengok, mereka panas-panasan, berjemur di bawah terik matahari buat memastiin ikan yang mereka jemur terkena panas matahari dengan baik. Abang seharusnya beruntung, walaupun terkadang harus berdiri dan membukakan pintu untuk penumpang yang bakalan keluar dari bus, setidaknya abang nggak kepanasan dan nggak dijemur juga layaknya ikan asin" lagi, si abang knek melongo tak percaya dengan jawabanku. Seketika raut wajahnya yang bingung berubah menjadi takjub ketika memandangi ku.Ku lihat penumpang yang lain juga begitu, mereka seakan takjub dengan jawaban ku tadi. Ternyata selain memainkan ponsel, mereka juga mendengarkan apa yang aku katakan tadi. 

"Nah iya tu abang knek, betul yang dibilang adek ini nih. Harusnya ya kita yang bekerja di dalam ruangan, menikmati sejuknya ruangan ber-AC, ataupun mungkin hanya pakai kipas angin dan tidak terkena sengatan panasnya matahari, hendaknya lebih bersyukur lagi." Timpal ibu-ibu berseragam dinas PNS. 

"Iya abang knek, coba deh abang knek yang di posisi mereka, berpanas-panasan di bawah terik matahari, pasti pomade yang abang knek pakai langsur mencair tuh" seketika gelak tawa di dalam bus  pecah. Sopir bus yang sedang fokus mengendarai bus pun ikutan tertawa dan menggeleng-gelengkan kepalanya karena jawaban dari ibu-ibu tadi.

"Oh iya abang knek, aku turun di Halte itu ya" jawabku dan abang knek pun mengangguk mengerti.

"Oh iya Neng, lain kali naik bus yang nomor plat nya ini ya. Biar bisa cerita-cerita bareng lagi" kata pak sopir. Penumpang pun tampaknya sedikit terhibur dengan pembicaraan ku tadi.

"Insyaallah ya pak sopir" dan aku pun turun dari bus, melambaikan tanganku ke arah penumpang di bus itu. Alhamdulillah, perkataan ku tadi bisa jadi hiburan juga buat mereka. Akupun melangkah memasuki gang menuju ke kos ku.

Klik vote nya dooong guyyss... Hehehehe

Yg udah vote, thanks yuuppss. Sayaaang kalian😘😘❤️❤️

Sorry yaaa, penulis nya agak lebay dikit...

Next chapter