1 1. Prajurit SMA

17 Januari 2045, pukul 10.42 WIB.

**

Sebuah notifikasi tiba-tiba saja muncul dan membuat Nio kesal.

[Pemutaran kembali telah selesai. Silahkan lepaskan alat pemutar.].

Segera Nio melepas alat pemutar yang berbetuk seperti helm namun lebih 'keren'. Perangkat ini merupakan benda khusus untuk memutar kembali ingatan yang ingin dilihat.

Pemutaran suatu peristiwa harus benar-benar diingat oleh seseorang yang ingin memutar kembali ingatannya. Setidaknya dengan itu seseorang dapat melihat bagian terpenting dari ingatannya yang akan diputar kembali.

Keakuratan alat ini sekitar 80% dan memiliki sebuah efek samping yaitu penggunaannya dapat mengalami kelelahan.

Alat ini belum diberi nama resmi karena masih dalam tahap penyempurnaan.

Kecuali alat yang serupa namun berfungsi sebagai alat latihan prajurit yang lebih dikenal dengan sebutan VR.

"Kenapa anda matikan?" tanya Nio dengan kesalnya.

Seseorang yang memakai jas putih yang banyak dipakai dokter di tempat ini memutar kursi kerjanya kearah Nio.

"Kupikir kau sudah ketiduran," jawab Dina.

Dia adalah kepala Laboratorium dan Kesehatan Prajurit.

Namun berkat Dina yang tiba-tiba menghentikan pemutaran kembali Nio dapat tidak melihat ingatan buruknya.

Yaitu saat serangan mendadak prajurit dunia lain ke Kota Karanganyar yang membuat lebih banyak korban dari warga sipil. Dan Nio hampir terbunuh di peristiwa itu. Karena hal itu dia ingin lebih kuat untuk dapat melindungi kakaknya dan dirinya sendiri.

Ini masih jumlah perkiraan, sebanyak 2.000 warga Kota Karanganyar menjadi korban di penyerangan sekitar setahun yang lalu.

"Terimakasih sudah mengijinkan menggunakan alat itu lagi," kata Nio sopan terhadap Dina.

"Ya, sama-sama. Tapi apa kamu merasakan efek sampingnya?" jawab dan tanya kembali Dina.

"Hanya sedikit pusing," jawab Nio.

"Kalau merasakan lebih dari pusing lebih baik kamu istirahat dan tidak berlatih hari ini," jelas Dina yang dijawab ringan Nio, "Tenang saja."

Nio kemudian keluar dari ruangan yang memang dikhususkan untuk menguji perangkat tersebut.

**

Disini merupakan salah satu kota bawah tanah yang dimiliki Indonesia. Tempat ini berada di bawah tanah Kota Karanganyar. Di Provinsi Jawa Tengah terdapat 3 kota bawah tanah dan salah satunya ada di kota ini.

Penerangan di bawah tanah menggunakan ribuan lampu khusus yang juga berfungsi sebagai matahari buatan.

Setidaknya matahari buatan ini dapat membantu pertumbuhan sayuran yang ditanam di kota bawah tanah meski kualitas yang dihasilkan tidak sebagus dengan sayuran yang disinari matahari asli.

Di kota bawah tanah inilah tempat pusat kesehatan prajurit dan pengujian perangkat yang digunakan Nio berada.

Itu sebabnya Nio sekarang berada disini. Tentu saja bersama kakaknya.

Namun kota bawah tanah disini hanya dikhususkan bagi militer. Kebanyakan warga masih berada di permukaan dengan kondisi bermacam-macam. Kebanyakan mereka melakukan perlawanan terhadap pasukan dunia lain dengan persenjataan seadanya. Berharap saja semoga mereka mendapatkan keadaan yang baik.

Ada banyak bangunan untuk memproduksi persenjataan dan area khusus prajurit.

Area khusus prajurit meliputi area latihan dan asrama.

Tentu saja semua bangunan disini tingginya disesuaikan dengan tinggi kota bawah tanah ini yang sekitar 12 meter.

Tujuan dibangunnya kota bawah tanah yang tersebar di seluruh Indonesia adalah sebagai pertahanan terakhir masyarakat dan tempat memperkuat militer.

Saat ini TNI sedang mengembangkan beberapa jenis senjata terbaru. Salah satu diantaranya adalah robot tempur yang dapat dikemudikan untuk mengendalikannya. Dan senjata semacam pedang yang memiliki ketajaman lebih baik dari pedang baja biasa.

Bukannya hanya Indonesia yang sedang mengembangkan senjata ini. Setidaknya beberapa negara dengan militer kuat bekerja sama dengan Indonesia untuk mengembangkan robot tempur.

**

Tempat yang Nio tuju adalah pusat pengembangan senjata. Dia akan mengambil senjata andalannya saat berlatih.

Nio belum pernah diterjunkan ke medan perang karena pangkatnya saat ini. Dan juga Tentara Pelajar merupakan bagian dari pasukan cadangan, jadi mereka tidak bisa diterjunkan begitu saja tanpa adanya situasi paling darurat.

Jangan lupakan kalau masyarakat umum lebih suka menyebut Tentara Pelajar dengan 'Prajurit SMA'.

Alasannya sudah jelas, kebanyakan mereka masih berada di usia pelajar SMA meski tidak sedikit yang berusia lebih dari 20 tahun.

Mari beralih ke Nio yang sedang mengetuk pintu sebuah ruangan dan berkata, "Permisi."

Seseorang dari balik ruangan yang Nio ketuk pintunya menjawab, "Ya. Sebentar."

Ruangan ini merupakan salah satu dari sekian ruangan pengembangan senjata.

"Apa pedangku sudah siap?" tanya Nio pada seorang lelaki bertubuh kekar. Panggil saja dia Paman John.

"Sudah, tunggu sebentar ya," jawab John.

Nio menunggu di kursi tunggu yang disediakan didepan ruangan ini.Di balik ruangan ini ada banyak orang yang menguji beberapa pedang khusus.

Pembuatan pedang ini bukan tanpa alasan.

Sebenarnya hanya ada satu alasan mengapa TNI saat ini melakukan pengambangan senjata. Karena senapan tidak terlalu berguna.

Baju perang pasukan dunia lain lebih kuat dari rompi anti peluru. Peluru berbagai jenis hanya membuat baju zirah pasukan dunia lain penyok dan tidak lebih dari itu.

Setidaknya hanya dengan amunisi meriam dan mortir saja dapat menghancurkan pasukan dunia lain. Namun harga amunisi kedua senjata tersebut sangat mahal dan persediaan semakin menipis. Sehingga tidak selalu dapat digunakan di setiap pertempuran.

Karena itulah pasukan dunia ini setelah setahun kedatangan bangsa dunia lain lebih banyak menerima kekalahan.

Karena pasukan dunia lain yang semakin berkembang membuat dunia ini kerepotan dan mencari cara untuk mencari cara agar tak begitu bergantung dengan senjata berat.

"Ini pedangmu. Sekarang ini milikmu jadi jaga baik-baik!" perintah John yang dijawab tegas oleh Nio, "Siap."

Nio kemudian berpindah tempat menuju area latihan.

**

"Kenapa kau lama sekali?" tanya Jo pada Nio yang sekarang berada di satu Regu dengan Nio.

"Sudahlah. Yang penting aku sudah disini," jawab Nio tegas.

Nio diharuskan tegas karena menjadi Komandan Regu 2 dari Kompi 406 yang berada di kota bawah tanah Kota Karanganyar yang berfungsi sebagai Kompi Bantuan (Kiban). Meski begitu tidak ada penghalang antara atasan dan bawahan di seluruh Kesatuan.

"Apa jadwal latihan kita hari ini?" tanya Nio pada Jo.

"Berlatih pedang," jawab Jo.

Nio dan Jo kemudian ikut berbaris dengan anggota kompi Regu 2 yang berjumlah 26 personel  termasuk Nio dan Jo.

Untuk berlatih pedang tidak akan menggunakan pedang asli karena terlalu berharga. Sebagai gantinya mereka menggunakan balok kayu yang beratnya sama dengan pedang asli.

**

Saat latihan hampir selesai seseorang memanggil Nio, "Komandan Regu 2 diperintahkan untuk menghadap komandan pasukan."

Seluruh anggota Regu 2 menghentikan latihan mereka. Namun bukan berarti latihan mereka telah selesai karena waktu masih siang jika dilihat dari luar kota bawah tanah.

Jatah latihan baik itu Tentara Pelajar dan Pasukan Utama sama. Dimulai dari pagi hari pukul 7 sampai pukul 10 pagi. Setelah itu istirahat satu jam dan dilanjutkan lagi hingga sore hari pukul 4.

"Ah, gawat," gumam Nio.

Panggilan Komandan Kompi tadi membuat perasaan Nio tidak enak.

Dengan terpaksa Nio meninggalkan latihannya untuk sementara untuk memenuhi panggilan Komandan Kompi.

**

Di dalam ruangan Komandan Kompi 406 Tentara Pelajar.

Tidak hanya ada Nio disini, semua Komandan Regu Tentara Pelajar yang ada di kota bawah tanah disini berkumpul.

Semuanya ada 6 Komandan Regu termasuk Nio. Diantara Komandan Regu, Rio ada merupakan salah satunya. Di harus terpisah dengan Nio dan Jo walau rasanya berat.

Semua orang melihat kearah Nio yang membuka pintu tanpa mengetuknya lebih dulu karena mengira dia yang tiba pertama.

Namun sayangnya Nio datang paling terakhir.

"Semuanya sudah lengkap, silahkan duduk!" perintah Komandan Kompi 406 Tentara Pelajar yang merupakan seorang perempuan bernama Herlina.

Dia masih berusia 21 tahun, namun kemampuan tempurnya setara denga satu orang prajurit laki-laki dari Pasukan Utama.

Itu artinya dia yang terkuat diantara Tentara Pelajar lainnya.

Hal itu juga yang membuat Nio merasa malas untuk menghadiri pertemuan mendadak ini.

Karena dia sudah tahu apa yang akan terjadi setelah pertemuan ini berakhir.

"Baiklah, sebelumnya mohon maaf jika pertemuan ini mendadak. Karena sebentar lagi  Tentara Pelajar akan sangat diperlukan," ucap Herlina dengan suara tegas khasnya.

Alis Nio menurun karena perkataan Herlina barusan. Karena itu artinya Nio dan pasukannya akan segera berhadapan dengan pasukan dunia lain setelah beberapa bulan hanya melakukan latihan.

"Saya tahu jika kita belum 'matang'. Namun pasukan dunia lain sedang sangat mengancam," lanjut Herlina sambil menghidupkan layar LCD yang menunjukkan rekaman adanya sebuah perkemahan pasukan yang cukup besar di Kota Karanganyar.

Mereka bersiap melakukan penaklukan lagi. Karena hal itu pasukan 'mentah' ini diperlukan.

"Apa kita tidak memiliki waktu lagi?" tanya Komandan Regu 1.

"Waktu kita hanya tinggal 6 bulan lagi. Dalam waktu itu Pasukan Utama akan berusaha bertahan menghadapi musuh," jelas Herlina.

Nio masih memikirkan pendapatnya sambil menyeruput kopi hitam yang tersaji didepannya.

"Berlatih lebih keras juga tidak terlalu efektif," ucap Nio.

Semua orang memperhatikan Nio karena pendapatnya itu.

Nio memang cukup jarang berpendapat di pertemuan semacam ini.

"Apa maksudmu, apa kau memiliki usulan tentang 'pematangan' pasukan ini?" tanya Herlina dengan tatapan serius.

"Kenapa tidak mencoba perangkat itu saja?" balas Nio.

Semua di pertemuan ini tahu perangkat yang dimaksud Nio karena dia juga memakai alat itu hari ini.

Namun mereka memiliki masalah lain.

"Memangnya Pusat Penelitian punya berapa banyak perangkat itu?" tanya Rio.

"Setahuku sekitar 25 unit dan sedang dalam tahap penyempurnaan,"  kata Nio.

"Itu artinya setiap Kompi setiap hari bergantian berlatih menggunakan alat itu?" tanya Komandan Regu 5.

"Benar," balas Nio.

Setiap orang di pertemuan ini diam sejenak untuk mempertimbangkan usulan Nio yang cukup bisa diterima tersebut.

**

Pertemuan sudah selesai dengan hasil akhir usulan Nio akan dipertimbangkan dan masing-masing Komandan Regu mendapatkan kabar besok.

Nio merasa kesal, namun bukan karena usulannya yang belum diterima sepenuhnya.

"Nio, ayo kita latih tanding?!" tantang Herlina terhadap Nio.

Bagi Komandan Regu lain hal itu sudah sering terjadi setelah Kesatuan ini terbentuk dan mereka pertama kali bertemu.

"Nggak, aku mau pulang," jawab Nio santai.

Namun saat Nio hendak melangkah menjauh dari 'bahayanya' Herlina berkata, "Ayolah, nanti malam akan ku kirimkan sekardus mi instan untukmu."

Kata itu sangat efektif untuk membuat Nio tidak bisa menolak ajakan Herlina untuk latih tanding.

Karena menurut Nio sekardus mi instan lebih berharga dari uang 100.000 rupiah.

avataravatar