1 Tempat Apa ini

Kegelapan.

Entah apa yang terjadi aku tidak tau, yang aku tahu seharusnya aku sudah mati, ya tentu saja seorang manusia yg tertimbun reruntuhan gedung tidak mungkin selamat.

Namun yg aku lihat hanyalah kegelapan, apa ini neraka? Mana mungkin ini adalah neraka, sebenarnya neraka itu tidak ada!

Ini adalah kepercayaan yang aku miliki, jika neraka ada seharusnya tuhan itu ada, namun tuhan itu tidak pernah ada! Jika ada kenapa aku selalu mengalami nasib yang sial.

Apa tuhan buta?

Tetapi banyak para pemuka agama berkata kalau tuhan itu maha tahu dan maha mendengar, namun kenapa tuhan tidak pernah mengabulkan doa-doaku.

Aku tidak pernah meminta sesuatu yg sulit.

Aku hanya ingin hidup dengan aman dan tenang.

Yah namun itu semua tidak masalah sekarang toh aku sudah mati, mungkin aku bisa damai di dalam neraka, hidup di neraka mungkin bukanlah hal yang buruk.

Entah berapa lama aku melihat kegelapan ini namun tiba-tiba aku merasakan rasa sakit yang sangat luar biasa, mulai dari tangan, kaki, perut. Padahal aku sudah mati, tetapi kenapa aku masih bisa merasakan rasa sakit, apa ini siksa neraka.

Rasa sakit terus berlanjut tubuhku seperti ditusuk oleh ribuan paku, namun ini belum berhenti karena rasa panas juga mulai menjalar diseluruh tubuhku, rasanya seperti tidur diatas bara api yang menyala.

...

" Tidak Jangan Bunuh aku, tolong jangan bunuh aku...."

"Hehehe".

"Ahhhh...Tolong... ".

Rasa takut, yah ini pertama kalinya aku merasakannya, Apakah ini perasaan orang-orang yang memohon hidupnya?.

Ya semua kejadian ini berawal dari seorang bocah kecil yang telah di buang oleh orang tuanya, seorang anak kecil yang seharusnya masih menerima pengasuhan orang tua namun dia sudah merasakan kejamnya dunia.

Ibarat sebuah kertas kosong jika kebanyakan anak normal yg seusianya akan di tulis dengan kasih sayang dan perhatian orang tua, namun apa yang pria kecil itu alami hanyalah kekejaman dunia, kertas kosong itu harus di tulis dengan darah dan air mata.

Aku tidak tau sekarang ada di mana ini, namun semua kejahatan yg pernah aku lakukan mulai terlintas dipikiranku, mungkin ini adalah bukti kejahatanku sebelum aku dihakimi.

Perasaan takut, kecewa, benci. Segalanya bercampur dalam pikiranku wajah-wajah orang yang sudah aku lupakan mulai terlintas dalam pikiranku, mereka menatapku dengan penuh kebencian.

Ini adalah pertama kalinya aku merasa ketakutan, kenapa? Padahal aku sudah membunuh mereka! Apa mereka ingin membalas dendam?.

...

Di sebuah ruangan yg gelap dan lembab, namun ada yg aneh dengan tempat ini banyak sekali lumut yg menempel di dinding dan lantai.

Ada seorang pria yg terbaring disana, hal ini sangatlah aneh karena tempat ini seperti kuil yg di tinggalkan.

Tubuh pria itu mulai bergerak, nafasnya sangat kencang, tangan dan kaki mulai bergetar. Lalu terdengar teriakan dari pria itu.

"Ahh... Tidak... Pergi kalian semua! Kalian hanya mayat yg sudah mati"

Ya pria itu adalah Swain, seorang penjahat dan pembunuh yg sangat dicari karena banyak korban yg sudah mati ditanganya bukan hanya orang biasa bahkan seorang yg memiliki kekuasaan.

...

Aku tidak tau sudah berapa lama aku melihat mimpi buruk ini namun perlahan aku mulai bisa merasakan tubuhku dan perlahan aku mulai membuka mataku.

Namun yang aku lihat sangat tidak jelas dan hidungku juga mulai berfungsi, bau tanah dan bau busuk bercampur, rasanya ingin membuatku muntah namun tidak bisa karena aku tidak bisa menggerakkan tubuhku.

Indera yang ada ditubuhku mulai berfungsi secara perlahan walaupun tidak sepenuhnya berfungsi dengan sempurna namun aku bisa mengonfirmasi bahwa saat ini aku ada di dalam sebuah ruangan yang sudah di tinggalkan mulai dari tempat yang gelap dan bau busuk ini sudah sangat jelas.

Setelah berjuang selama beberapa saat Swain akhirnya bisa melihat ruangan ini, namun karena tempatnya yang gelap dia belum sepenuhnya mengonfirmasi luas dan kondisi tempat ini.

Perlahan Swain mulai menggerakkan tangan dan kakinya, dia mulai menggerakkan tubuhnya lalu bangun dari tidurnya dan dia duduk bersandar di tembok.

Swain belum sepenuhnya tau tempat apa ini namun dari bentuknya ini seperti sebuah kamar namun sangat kosong, sepertinya tempat ini sudah sangat lama tidak ditempati manusia.

Tembok batu yang disusun dengan rapi namun karena usianya yang sangat tua dan tidak pernah diurus membuat tembok mulai retak dan tertutup oleh lumut, lantai terbuat dari batu kapur berwarna coklat, walaupun penglihatan Swain kabur karena tempat ini sangat gelap namun berkat pengalamannya dalam membunuh dari kegelapan ini hanyalah hal yang sepele.

Swain ingin berdiri dan melihat seluruh ruangan ini namun dia tidak bisa karena tubuhnya sangat sakit, bahkan untuk duduk saja dia memerlukan banyak tenaga.

Swain hanya duduk bersandar di tembok, namun pikirannya sangat kacau karena dia belum mati, ya hal ini sangatlah aneh bahkan seorang manusia super akan mati jika tertimpa reruntuhan gedung.

"Huh tempat apa ini? Apa mungkin ini neraka? Hahahaha tentu saja bukan, jika ini adalah neraka pasti akan ada malaikat yang menyiksa diriku" Kata Swain dalam pikirannya.

Namun hal ini juga sangat aneh pasti ada dalang dari semua ini, ya tidak mungkin sebuah gedung yang sangat kokoh bisa runtuh padahal tidak ada gempa ataupun ledakan bom, yang lebih mengejutkan lagi kena Swain tidak mati dan bangun di tempat ini.

"Siapa yang melakukan semua ini, apakah itu anak Michael Benz, tetapi apakah anak dari pria pengecut seperti dia memiliki keberanian?" Swain berkata sendiri seperti orang gila.

Seorang pembunuh seperti Swain memiliki terlalu banyak musuh jadi dia tidak bisa menebak siapa yang ingin membunuh dia, karena terlalu banyak orang yang menginginkan kepalanya.

"Hehehe namun tidak perlu aku pikirkan karena yang paling penting aku harus keluar dari tempat ini, dan untuk dalang dari semua ini hanya perlu aku cari lalu tinggal aku siksa dan bunuh secara perlahan" Kata Swain sambil tersenyum.

Karena kondisi tubuh Swain yang sangat lemah ditambah dia terlalu banyak bergerak dan berpikir membuat tubuhnya sangat lemas lalu perlahan dia menutup matanya sambil bersandar di tembok dan perlahan kesadarannya mulai menghilang.

avataravatar
Next chapter