20 [18] Kepak Merpati Abu Abu

Ku tengok kebelakang pada Gapura selamat datang yang perlahan mulai menjauh kutinggalkan siang itu. Seketika hangat terasa tubuhku menahan himpitan dada ini yang masih bergejolak sejak kemarin malam lepas dipantai.

Tiga motor yang melaju diatas setiap inchi jalan beraspal seakan ingin mencegahku dari kepergian yang tak mungkin bisa kuhindari, meskipun dengan berat hati.

Pantai dan ombak yang ada disisi kiri jalan itu sepertinya melambai merayuku untuk tinggal. Riaknya seperti berlari mengikuti hati yang gundah.

"Selamat Tinggal Nita. Doakan aku bisa Kembali, Terima kasih untuk segalanya. Salam buat ombak dan pasir pantaimu.

Selamat Tinggal Tuban, tunggu surat dari ku!" suara dalam hatiku.

---------

Siang jam istirahat diwarung Cak Pon, aku dan Gatot habis makan soto, cak Pon sedang mencuci piring dibelakang.

"jangan lupa ya al.. Nanti malam " Gatot menepuk bahu kananku mengingatkan.

" udah bilang yang lain tot? "

" beresss! " jempolnya diacungkan kewajahku dan hampir mengenai hidung sambil tertawa. Aku cuma geleng geleng kepala lihat tingkah Gatot.

Tak lama Berdy datang dengan suara knalpot khas, memarkirkan motor GL pro miliknya depan warung.

" eh tot, al, gimana nanti malem jadi ya? " langsung duduk." cak pon es teh! " pintanya.

" ya! " balas cak pon agak teriak dari belakang.

" ya jadi ber, jam sepuluh sembilan ngumpul disini! " jawab Gatot," gitar jangan lupa al! " dia melihatku.

" iya tot, kembang api jangan lupa! " balasku. Gatot mengangguk lalu kebelakang mencuci tangannya.

Hari ini bulan desember akhir hari, nanti malam kami rencananya ada acara ngumpul merayakan malam pergantian tahun. Sudah heboh disekolah teman teman mempersiapkan acara buat nanti malam.

____

Sekitar jam delapan, mereka mulai berdatangan satu demi satu diwarung Cak Pon depan sekolah. Ada yang naik motor boncengan, juga yang sendiri. Motor parkir berjejer memenuhi bahu jalan. Cak Pon nampak sibuk hilir mudik dan keluar masuk membuatkan pesanan kami. Ada banyak anak yang mangkal disana malam itu. Semangat Cak Pon!

Memang, warung Cak Pon udah gak asing bagi kami. Bahkan anak anak dari sekolah SMA lain pun banyak yang ngopi dan menghabiskan waktu disana. Dari sinilah,

Sigit, teman kelasku yang sebangku sama Gatot , memberi nama gerombolan anak diwarung itu "PONZ Crew". Anggota nya ya anak anak yang sering "ABSEN"  disana. Persyaratannya mudah kok kalau mau jadi anggota. Cukup ngopi atau ngeteh minimal sehari sekali. Syukur syukur kalau makan soto apa bebeknya.

Hehehehe....!

Jangan salah, nasi bebek nya Cak Pon ini terkenal lo, harga murah tapi rasa gak murahan. Aku suka sambal ijonya. Pas menurutku pedasnya. Teman teman juga bilangnya begitu. Bisa kalian coba kalo pas mampir. Nanti kukasih tau alamat lengkapnya buat yang dari luar kota. Serius! Hahahaha..

Suara gitar yang kumainkan terdengar lebih nyaring seiring malam yang semakin larut. Dan kami semakin menghayatinya.

Lagu dari grup band Sheila On Seven, Naff,Gigi,Dewa 19 dan Slank adalah lagu favorit kami waktu itu. Benar benar mewakilkan hati anak remaja kala itu.

Sekitar pukul sebelas malam jalanan semakin ramai, banyak kendaraan yang lewat ke arah Kota, dan kami bernyanyi semakin menjadi sejadi jadinya diiringi suara gitarku.

Senar kukibas semakin kencang mengiringi nyanyian Gatot yang menirukan suara Ari Laso dengan lagu "Cukup Siti Nurbaya"  nya.

Memang sih tak mirip sama sekali, bahkan mungkin lebih banyak falsnya, tapi sudah lah tak apa. Karena mereka teman ku. Teman dikala gundah hati merindukan Nita, teman dikala suka menjemput impian. Terima kasih sobat. Aku pssti akan merindukan kalian suatu saat nanti!

Waktunya tiba, kami bersiap menyambut hari baru ditahun yang baru. Teman dari kelas sebelahku, Regik namanya, datang membawa terompet besar yang dibeli di alon alon kota bersama Andi teman sebangkunya.

[Hitung mundur dimulai] 10...9..8..7..6..5..4..3..2..1...[DOOORRR DAAAARRRRR]

Suara petasan, terompet dan kembang api yang menghias langit hitam malam itu hampir bersamaan. Sebuah perpaduan yang indah dimata dan telinga. Aku memandang ke langit. Suara riuh dari mulut teman teman yang turun kejalan menambah lengkap suasana malam ini. Dan kamipun terlarut dalam dekapan rasa ueforia sesaat.

SELAMAT TINGGAL TAHUN 1994, SELAMAT DATANG 1995.

Terimakasih Tahun kemaren, atas semua kenangan indahnya. Biarkan kusambut Tahun yang baru dengan penuh pemahaman dan Cinta. Selamat Tahun baru kekasih, aku masih merindukanmu!

Sekitar satu jam kemudian kami berikonvoi dijalan jalan kota, sebelum akhirnya memutuskan pergi ke Pacet, nama sebuah desa yang ada dibawah kaki gunung penanggungan. Menghabiskan sisa malam itu disana. Dan hampir subuh saat motor motor kami mulai turun kembali ke kota. Dan surya pun baru saja terbangun dari peraduan.

-----

Oh ya, maaf hampir lupa belum bilang kalau saat ini aku sudah naik kelas dua. Alhamdulillah!!

Soal rangking gak bisa kusebutkan. Maaf ya soalnya ini masalah harga diri. Boleh kamu tebak sendiri kalau gak merepotkan. Hehehe

Sedang ada PERSAMI [Perkemahan Sabtu Minggu] untuk siswa baru disekolah dan malam itu teman teman mengajakku main ke sana. Sebetulnya males kalau aku. Tapi ya gapapa lah demi pertemanan.

"ngapain tot? " tanya ku pada Gatot dan Nanang sambil berjalan kedalam sekolah dari tempat parkir.

"Cuci matalah !." Canda Gatot.

"Survei! " Nanang menambahkan seraya tertawa.

" emang mau pemilu hahahaha! " imbuhku, kami tertawa lagi.

Kami bertiga mulai berjalan menyisir lorong deretan ruang kelas dua. Nampak beberapa tenda didirikan diare tengah halaman sekolah.

Tampak ramai halaman dalam sekolah waktu itu. Ada obor obor kecil terlihat menyala dibeberapa bagian depan tenda. Sebagai tanda mungkin.

Terlihat guru pramuka, Pak Slamet mondar mandir mengatur kegiatan dibantu anak anak OSIS dan PRAMUKA.

Dan Andi, yang dulu ketua kelas ku waktu kelas satu sekarang jadi Ketua OSIS!. Nampak sibuk dia.

Cocok AN, Lanjutkan!

Aku, Gatot dan Nanang sedang duduk diteras depan kelas dua sambil memandang ke arah halaman itu ketika tiba tiba, ada suara cewek dari arah kanan menyebut namaku.

"ALDOO! "

Aku menoleh, dua orang gadis yang berjalan dilorong mendekati kami. Aku dan yang lain memperhatikan. Yang seorang aku gak pernah tahu sama sekali. Tapi yang satu lagi dengan rambut sebahu?

OHH, TERNYATA..,

" kristin al... Lupa ta? "Ucapnya menegaskan.

Mataku terus memperhatikan, seakan tak percaya dengan apa yang kulihat. " iya kris,Enggak kok, cuma heran aja, kok kamu ada di sini, gak nyangka, kan lama gak ketemu. " aku tersenyum.

Kristin juga tersenyum. " iya ini kenalkan teman kelasku al "

Tiba tiba,

" Gatot! " tanganya mendahului ku. Aku sempat kaget. Kristin tersenyum.

" Ita! " dia menyebut namanya, aku dan Nanang bergantian menjabat tangannya.

"kamu sekolah disini ? " Tanya ku kemudian.

"iya al, Kamu? " dia berbalik tanya.

" emm.. Iya itu kelasku'' tanganku menunjuk kebelakang.

Kristin menoleh, " gak nyangka kita ketemu lagi disini ya al, aku dikelas 1d al. " Kristin tersenyum tipis seraya menatapku dengan tatapan mata yang sama seperti beberapa tahun lalu.

" iya, kris, Syukurlah " jawab ku membalas tatapan matanya.

" besok ta main ke kelasmu ya kris, gapapa kan? " tanya Gatot serius.

" gapapa, sapa yang nglarang? "

" asal jangan pas jam pelajaran tot hahahaha! " Nanang bercanda. Kami tertawa lagi.

Berikut nya, baik aku, Kristin dan beberapa teman malam itu terlibat perbincangan ringan.

Gatot aktif bertanya pada Kristin dan temannya. Nanang dan aku lebih banyak mendengar. Hanya terkadang menimpali ucapan Gatot.

Wajarlah, Kristin cantik, temannya juga si Ita manis, kalau ada yang gak tertarik sama dia, pasti harus dibawa ke dokter psikologi anak itu. Buat tes kejiwaan Hehehe..

Aku?

Sukalah, kan masih pemuda normal. Masalahnya aku sudah punya Nita. Janganlah kau pinta aku berbagi hati dengan gadis lain.

Meskipun Nita jauh tapi kan jarak belum terlalu kuat dijadikan alasan untuk tidak setia.

Buktinya aku masih bisa menelponya ketika rindu tak tertahan, begitu juga Nita.

Atau datang berkunjung seperti waktu itu.

Dan berkirim surat.

"Iga juga sekolah sini? "

" iya al, tadi ada kok"

Aku menganggukkan kepala sambil menaikkan alis mata. "kamu kok tau aku disini? "

" aku tadi habis dari toilet, pas mau balek kok aku liat kamu, makanya kupastikan, ternyata benar" dia senyum.

"ohh, "

"al aku balek dulu ya.. Takutnya pak Slamet cek tenda" suara Kristin membuyarkan deskripsiku.

"ya Kris.. Ati ati ya" jawab ku.

"iya, besok ya kris! " Gatot tak mau ketinggalan.

Dia dan temannya tersenyum dan berlalu ke lapangan menuju tenda sambil dikuntit tatapan tajam teman teman  yang seakan tak rela dia berpamitan. Mereka langsung menginterogasiku, penasaran!

Ya, Gadis belia berparas ayu yang kukenal tiga tahun lalu itu datang lagi. Seperti Merpati Abu abu yang mengepakakan sayapnya pada keningku. Menyapa..!

Kristin menggedor pintu memori yang sudah sekian lamaku tutup rapat. Malam itu aku tersadar, bahwa hidup bisa saja berulang.

Bahwa masalalu bisa jadi masa depan.

Atau masa depan pun bisa jadi bagian cerita yang ditinggalkan.Tapi aku belum mau pusing memikirkan nya, Biar malaikat Tuhan yang mengaturnya. Aku tak mau ikut campur. Kujalani saja hari hari ini dengan wajar. Setia mengikuti kata hati, untuk menCINTAimu..!

-----

Baru dua langkah kuayunkan setelah kuletakan gagang telepon dari Nita malam itu.

KRIIIINGG [suara telepon]

"ya halo.. " kuangkat sambil berdiri.

" assalamualaikum.. Aldo ada? " suara renyah seorang perempuan itu terdengar masih asing bagi ku.

" walaikum salam,Iya dari mana? "

" kristin..! "

Sontak nama itu mengagetkanku, baru saja jantung ini berdegup senang menerima telepon Nita.

" oh ya kris ini aldo,. tahu nomerku dari sapa?"

"iga, kemarin.." jawabnya.

" ohh iya.. "

"maaf kalo aku ganggu, kamu apa kabar?"

"baik kris, kamu? "

" kan bisa telpon kamu al? "

" iya seh " Aku tersenyum. Paham akan maksudnya.

" Kamu gak keluar al? Ini kan malem minggu? " imbuhnya bertanya.

"Ini mau keluar, masih nunggu dijemput teman kris!"

Begitulah, malam itu Kristin menelponku.

Menanyakan kabarku, aktivitas ku.

Perhatian sekali dia, masih gak ada yang berubah, seperti dulu. Dan itu kuanggap wajar. Karena dulu, beberapa tahun yang lalu, Kristin pernah ingin menjadi kekasihku. Lewat surat yang dititipkan pada Iga tetangga ku. Dia pernah mengungkapkan perasaan itu. Dan sepertinya kini Kristin ingin mencoba lagi membuka kunci usang masalalu.

Aku mengerti!

____________________

17112o

avataravatar
Next chapter