2 Kehidupanku Berubah

Esoknya.....

"Hmmmmm, pagi sudah tiba lagi."

"Hah, apa yang terjadi?"

♥️♥️♥️♥️

"Dimana ini?"

Aku pun berjalan keluar dari kamar megah berwarna emas ini.

Aku tak tahu ini dimana, benar benar tak tahu, jangankan pernah mengunjunginya, memimpikannya saja aku tak pernah.

^Kriet^

"Wah megah sekali istana ini."

Aku membuka pintu kamar yang tingginya kurang lebih 7 meter.

Aku berjalan keluar kamar, dan melihat balkon yang berwarna emas, lorong balkon itu membundar, panjang sekali.

Aku berjalan mendekati balkon emas itu.

Dibawah balkon itu, terlihat beberapa orang lalu lalang, berpakaian prajurit kerajaan, menjaga istana megah ini.

Aku menelusuri balkon bundar itu dengan berjalan.

Oh ya, aku baru sadar sedari tadi aku memakai gaun merah muda yang sangat megah.

Bahkan aku memakainya untuk tidur.

Di dunia nyata saja, aku tak mampu membeli gaun megah ini.

Aku berjalan lalu menuruni tangga yang membentuk spiral berwarna emas dan hitam, luxurious!

Tiba tiba, seorang gadis berpakaian dress Biru indigo mendatangiku dan menyapa seraya membungkukkan badan.

"Selamat pagi tuan putri, mengapa anda turun? Ada hal yang mendesak kah?, biar saya yang ambilkan."

"Eeeeeee, tidak, saya hanya bingung, ini dimana."

"Ahaha, tuan putri, kenapa anda bersikap lucu seperti ini, tentu saja ini rumah anda, Kerajaan Wallen."

"Rumahku?"

"Ya tentu, anda adalah putri kerajaan disini, tidak mungkin anda lupa bukan?"

Gadis itu merangkul tanganku dan mengajakku keliling istana, benarkah ini rumahku? setau aku rumahku itu sederhana bukan seperti istana.

"Mmmm, lalu kau? kau siapa? kau pasti tuan putri juga disini."

"Ohoho aku bukan siapa siapa putri Candrice, aku hanya pelayan biasa, anda adalah satu satunya putri disini."

"Oooo, kalau begitu, mana ayah dan ibuku?"

"Raja dan ratu? Mereka mungkin masih sedang tidur dikamar utama."

"Mmmmm, boleh tuntun aku ke kamar mereka?"

"Oh baiklah tuan putri."

Tunggu, sepertinya ia tidak memanggilku Valerie, tapi CANDRICE.

Siapa Candrice?

Baiklah aku sekarang sangat bingung dan aku ingin cepat keluar dari sini, karena aku tak bisa hidup sebagai putri, setauku, sebagai seorang putri segala sesuatu harus sempurna.

Mulai dari Paras, bentuk tubuh, warna kulit, kelakuan, segalanya.

Aku tak bisa seperti itu.

"Tuan putri, anda telah sampai."

"Oh dimana?"

Tanpa aku sadari aku telah sampai dikamar Raja dan Ratu.

"Sebelah sini tuan putri."

"Oh."

Aku terpaku melihat pintu kamar setinggi 10 meter dengan segala ornamen yang menghiasi pintu itu.

"Mmmm, aku berubah pikiran aku tak mau mengganggu mereka lebih baik kita turun."

"Oh baiklah tuan putri."

^Kriet^

"Oh selamat pagi anakku."

Tiba tiba suara berat terdengar di telingaku.

Aku menghadap ke belakang dan berdirilah seorang pria paruh baya yang tampan.

Sepertinya ia ayahku disini.

Aku pun berusaha berkelakuan seperti putri.

"Oh ayah."

Aku langsung berlari menghampiri pria paruh baya itu dan memeluknya.

"Haha, anakku sudah besar, dan cantik sekali."

"Hmmm, iya ayah, ayah juga masih sangat muda dan tampan."

"Ah anak ayah bisa bisanya."

"Ibu dimana yah?"

"Mmmm, masih tidur tuh."

Aku melihat seorang perempuan paruh baya yang sedang tertidur pulas, cantik dan anggun sekali.

Aku berjalan mendekatinya.

"Ibu...."

"Heh, Candrice, Biarkan ibu istirahat."

"Ooopss, maaf ayah."

"Mmmmhhhh."

"Ibu..., maaf."

"Tak apa apa nak, ibu juga sudah bosan tidur."

"Hahahahaha, ibu.."

"Sarrah, Kamu sudah hubungi lagi Kerajaan Fredric, soal perjodohan itu."

"Oo, sudah, tiga hari yang lalu, namun mereka belum merespon, karena yang mengangkatnya kemarin pelayan mereka terus, jadi aku tak berani bicara, takutnya mereka salah menyampaikan."

"Oo, begitu."

Aku diam, bingung apa yang mereka bicarakan.

"Ayah, perjodohan apa?"

"Ahahaha, perjodohanmu nak, ayah dan ibu sudah sepakat menjodohkanmu dengan Pangeran William Fredric."

"Apa perjodohan? dengan William Fredric?"

"Iya nak."

Aku panik, panik karena aku belum siap menikah dan tiba tiba dijodohkan, tapi aku harus tetap tenang.

"Mmmh, ayah kalau begitu aku ingin mandi dulu, bye ayah."

"Iya nak."

Aku langsung berlari menuju kamarku dan mandi.

^Sraaaa.....sraaaa^

"Segarnya, tapi perjodohan?"

Tak lama kemudian,...

^Cklek^

"Hei, Candrice..."

"Siapa itu....!"

~Bersambung~

avataravatar
Next chapter