7 He is AGRESSIVE

"Kenalkan, saya Raymond Louvain, Putra mahkota kerajaan Louvainla'Victor."

°Tunggu, Raymond Louvain?°

♥️♥️♥️♥️

"Oh maaf, Putri, kalau begitu saya permisi dulu."

Dia pergi begitu saja.

Padahal, namanya....

Mirip

SAHABAT KECILKU.

Apa jangan jangan.....

"Can, Candrice? Hei Nak, hei, halo."

"Oh, eh i.... ibu emm sudah ya, Mari kita pulang ke kerajaan."

"Hei."

"Kenapa Bu?"

"Tidak ada, ayo masuk mobil kerajaan."

Aku pun menuruti perintah ibu, ya...tadi itu...

°Hei, Candrice , jangan pikirkan dia lagi, bodoh, dia bukan siapa siapa , Hem, kau harus mengertiiiiii°

Batinku kalut karena pria tadi

Aku ingin menandai nya sebagai teman masa kecilku.

Tapi.....

Kenapa dia tak mengenalku ya?

Bagaimana mungkin sahabat dekat yang sejak lahir sudah bertemu, Bisa dilupakan olehnya dalam kurun waktu beberapa tahun.

Akhirnya, kami sampai di Kerajaan Wallenshire.

Ibuku memanggil nenek menggunakan intercome di gerbang kerajaan.

"Excuse me, Your Majesty of Wallenshire, King Brammiele Wallen and Queen Heather Wallen, I am

.."

°Krang...tang...tang...tang°

"Ibu, gerbangnya"

Ibuku hanya tersenyum melihat pintu gerbang itu terbuka perlahan dengan bunyi berisiknya yang khas.

Tak lama keluarlah nenek dari kerajaan nya.

"Hai, nak, begitu mendengar suaramu lewat intercome, ibu langsung tahu kamu pulang, sudah berapa bulan kau tak pulang, tapi ya tak masalah, Candrice, cucu nenek."

"Nenek...., Aku sangat rindu nenek, nenek cantik ya, ibu sepertinya nenek lebih cantik dariku."

"Tidak mungkin, Candrice, jelas kamu lebih cantik dari nenek, cucu nenek yang cantik dan gemesin."

ucap nenek seraya mencubit pipiku.

"Sakit nek."

Aku cemberut sambil mengelus pipiku.

Waktu berlalu cepat, sudah hampir malam, tapi ibu dan nenek masih saja mengobrol.

"Ibu apakah kita akan menginap disini?"

"Ide bagus nak."

"Ibu aku sedang bertanya bukan mengusulkan😑"

"Oh, tali kita tak ada baju ganti nak."

"Tenang, Sarrah, pakai punya ibu, pasti muat dan pas, ukuran tubuh kita kan sama."

"Iya ya, nak kita menginap ya."

"Kerajaan? Ibu tak memberitahu paman kalau kita menginap, tadi kan kita tak berencana untuk menginap."

"Baik kalau gitu, Ibu boleh pinjam telepon kerajaan?"

"Tentu boleh nak."

Ibuku sudah menghubungi paman dan sekarang aku menginap disini, Yeay.

"Kalau begitu, ibu, aku mandi dulu ya."

"Iya , Candrice."

"Dah nenek, dah ibu."

"Bye"

Hari yang santai namun melelahkan waktunya bersantai di bathtub.

Aku sepert datang ke surga kalau ke kerajaan nenek.

Karena kamarku disini ada berbagai macam barang yang lengkap dan semuanya favoritku.

Aku tak ingin memindahkannya ke kerajaan Wallen, karena....

Hal inilah yang membuatku teringat nenek.

Ah sudahlah,

Mari kita santai.

Aku memilih sabun dengan aroma mawar dengan busa yang banyak dan mewah.

Aku menuangkannya ke dalam bathtub dan menyebutkan diriku ke dalamnya.

Ya, pastinya aku buka gaunku ini dulu.

°Sraa....sraa.....blup....blup.....blup°

"Ah segarnya."

°Grrt, krsh krsh, kriet°

"Hah, akhirnya."

Aku mendengar suara jendela di buka dan suara berat pria.

APAKAH ADA PERAMPOK....?!!!

"SIAPA ITU"

DAN DIA...

°Tap....tap....tap°

Jreeng

"Hai, putri cantik, sedang mandi ya?"

"Ka....kau?"

"Si...siapa? Haha aku tak akan memberitahumu lagi."

"I...itu Aaaaa, Aarot ya?"

"Apa? Aarot?"

"Heh, aku tak ingat, lagian pasti kau yang waktu itu mengintipku kan, mengaku saja kau."

"Oke, Aaron Linford, namaku Aaron."

"Oh ya , Aaron. Hei pengintip pergi kau, lagian bagaimana caranya kau masuk? Ini lantai 10 kau tau?"

"Ya aku tau, dan aku bisa masuk, itu saja."

Sambil beradu mulut dengannya, aku tetap berendam dalam bathtub karena aku menghadap depan dan dia ada di depanku, tak mungkin kan aku berdiri.

"Ngomong, ngomong, kau santai sekali ya."

"Iya, ini waktu santai ku, jadi tolong pergi dan jangan ganggu aku, paham?"

"Emmm, kalau kau tak keberatan..."

"Apa maksudmu, pengintip?'

"Katakan dahulu, kamu keberatan atau tidak."

Kalau aku menjawab tidak, mungkin dia akan berdalih iya tapi bila aku menjawab iya dia juga pasti iya.

Apa yang harus kujawab?

"Emmmm, ATAU"

"Hei, aku serius, ini menyangkut masa depanmu putri."

Menyangkut masa depan ku?

"Ini hak yang baik atau buruk?"

"Tidak tahu, bisa dikatakan keduanya, Kau yakin ini baik, ya jawablah iya untukku."

"Kau tak menjebakku kan?"

"Em em" dia menggelengkan kepala

"IYA"

"Oke kalau begitu..."

°Zrrt.... ctak....ctak....ctak°

"Hei hei apa yang kau lakukan, buat apa kau melepas pakaianmu, pergi, aku tak mau melihat"

ucapku sambil menutup mata.

"Sebenarnya apa yang kau maksud dari tadi?!"

Dia mendekatkan wajahnya ke telingaku dan berbisik lirih.

"Mandi bersama, bagus kan?"

"APAAAAAAA KAU SUDAH GILA. TOLONG HENTIKAN PAKAI LAGI PAKAIAN MU DAN PERGILAH DARI KU."

°Cplas....°

Dia masuk ke bathtubku.

Tidak, apa yang harus kulakukan?

"Jangan masuk, pergi kau."

"Aku tak akan membunuhmu, tenang saja."

Dia memojokkan ku ke pinggir bathtub.

Mau bagaimanapun aku tak bisa naik, tubuhku akan terlihat lagi.

"Mari kita habiskan malam ini dengan menyetak momen terindah dalam hidup kita masing masing."

"Tidak mau."

"TONIGHT, YOU BELONG TO ME."

~Bersambung~

avataravatar