webnovel

Pukulan Jay

"Jay!!" Teriak Ara yang langsung melihat ke arah Dirga sementara Jay langsung pergi dengan dingin.

"Dirga, ga papa? Duh..maafin Jay.." Jesica bingung.

"Iya Tante ga papa.."

"Kak, obatin dulu sana.."

"Ga usah om, ga papa. Aku pamit pulang aja ya.." Dirga lalu berjalan ke mobilnya ditemani Ara.

"Dad, kenapa sama Jay?" Tanya Kay yang masih kebingungan.

"Ga tau, kenapa sih yang?ada masalah?"

"Aku juga ga tahu Mas.."

"Kak...kak..kakak udah.." Kenan langsung menahan langkah kaki Ara yang akan pergi menuju kamar adiknya.

"Ga bisa gitu dong dad! dia ga sopan, harus dikasih tahu tuh Jay main hajar anak orang aja."

"Udah-udah, Tahan dulu kak nanti Mommy yang tegur."

"Sekarang dong mom jangan nanti."

"Kak tenang, inget Jay ga bisa langsung dimarahin kaya gitu."

"Kenapa sih temen aku digituin semua?dulu David sekarang Dirga dan dua-duanya tuh sama adik aku."

"Kok bawa-bawa aku sih kak?aku kaya gitu kan emang karena kak David jahat ya mungkin Jay kaya gitu juga karena Kak Dirga jahat."

"Kay, Kak Dirga itu anaknya temen mommy loh."

"Terus kenapa?emang kalo anaknya temen mommy ga boleh jahat?buktinya Tiara jahat ninggalin Jay."

"Loh loh ini kok malah berantem. Udah-udah." Jesica melerai anak-anaknya.

"Udah malem masuk kamarnya masing-masing." Tegur Kenan membuat anak-anaknya menurut sementara Kenan dan Jesica memilih untuk menghampiri Jay.

"Jay.." Panggil Jesica sambil mengetuk pintu.

"Aku ga mau ngomong, aku pingin sendiri." Teriak Jay dari dalam.

"Tapi kita perlu ngomong Jay, coba deh selesain masalah secara cepat jangan ditunda-tunda gini. Kamu harus belajar." Kenan memaksa.

"Harusnya aku lebih kenceng tadi mukulnya." Jay bebricara sendiri menghiraukan suara orang tuanya diluar. Bukan tanpa alasan dia kesal dengan Dirga rupanya tadi dia melihat Kakaknya berciuman dengan Dirga padahal jelas-jelas mereka berdua punya pasangan masing-masing.

"Jay..kasian mommy nih berdiri diluar, pegel."

"Iya-iya.." Jay lalu membuka kunci pintunya dan membiarkan orang tuanya masuk.

"Jay kenapa sih?kok gitu sama kak Dirga?"

"Mommy takut Tante Lala protes ya?"

"Bukan karena Tante Lala, mommy juga pingin tahu alasannya kenapa." Jesica yang duduk ditepi tempat tidur mencoba berbicara baik-baik dengan anaknya.

"Kakak..kak Ara..."

"Kakak kenapa?" Kenan penasaran.

"Aku sebel Kakak ciuman sama kak Dirga."

"Ciuman?"

"Iya Dad, di depan balkon tadi."

"Kok kesel?mungkin mereka ada hubungan."

"Ga boleh!mereka ga boleh pacaran."

"Kenapa?" Tanya Jesica merasa heran dengan jawaban Jay.

"Mereka berdua tuh udah punya pacar mom mereka tuh selingkuh. Mereka tuh jahat." Jay dengan polos menjelaskan hubungan Ara dan Dirga.

"Selingkuh?"

"Iya mom, kak Dirga itu pacarnya Tiara, Tiara sendiri yang bilang sama aku sementara kakak punya pacar dikantornya."

"Dikantor?siapa?" Kenan tak percaya.

"Aku ga boleh bilang dad sama kakak."

"Coba bilang sama Daddy siapa?" Kenan semakin dibuat penasaran.

"Ga mau, aku udah janji."

"Mas..udah Mas...."

"Sayang, Masa kakak punya pacar dikantor Mas ga tahu."

"Ya udah nanti kita ngobrol sama kakak. Ini selesain masalah Jay dulu."

"Kakak jahat mom...dia ga boleh gitu harusnya, pacarnya kakak baik, kak Dirga juga jahat kasian Tiara dibohongin."

"Sayang bener kakak salah tapi jangan kaya gitu ya, harusnya Jay omongin dulu jangan main pukul. Kekerasan itu ga menyelesaikan masalah."

"Tapi aku kesel mom."

"Iya mommy ngerti, kenapa Jay ga cerita ke Daddy atau ke mommy? jadi nanti kita yang tegur kakak."

"Aku takut, aku takut mommy Daddy khawatir gara-gara aku masih peduli sama Tiara."

"Ya udah ga usah kesel-kesel lagi nanti Daddy tegur kakak.."

"Iya Daddy tegur kakak, bilangin jangan kaya gitu. Itu ga baik, kakak bilang mau berubah tapi engga." Jay seperti anak kecil meminta Kenan menasihati kakaknya.

"Tangannya sakit ga?" Jesica melihat tangan Jay yang sedikit memar.

"Sakit mom.."

"Tuh malah nyakitin diri sendirikan?besok-besok jangan pukul orang lagi. Mommy ambilin es dulu."

"Ga usah kamu disini aja biar Mas yang ambil." Kenan segera mengambilkan es untuk kompresan anaknya sambil menunggu tanpa pikir panjang Jay mengirimkan foto kakaknya itu ke nomer Dariel.

"Nih..kompres.."

"Makasih dad.."

"Ya udah kamu istirahat, mommy sama Daddy tinggal ya." Jesica pergi bersama Kenan menuju kamarnya.

"Duh kakak ada-ada aja Mas.." Jesica membersihkan tempat tidurnya sebelum berbaring.

"Masa sih kakak gitu yang?"

"Mas, Jay itu anak yang polos banget ga mungkin dia bohong."

"Ya udah kita dengerin dulu nanti penjelasan kakak.."

"Turun dari sifat Mas tuh."

"Kok Mas?"

"Udah ah daripada ribut mending aku tidur." Jesica menarik selimutnya dan tidur menyamping.

"Ish...apaan sih sayang?Mas mana ada pernah selingkuh." Kenan ikut tidur menyamping memeluk istrinya.

***

Seperti perkataan Dariel, dia dijemput oleh Chandra. Rasanya tak sabar menunggu malam berlalu. Besok dia akan bertemu Ara. Dia sudah ingin melepas rindunya yang tak tertahankan sejak seminggu yang lalu.

"Lu emang deh sobat paling baik, setiap gw dinas lu selalu mau jemput gw."

"Makannya jangan disia-siain." Canda Chandra sambil fokus menyetir.

"Ya udah mau makan dimana, gw traktir."

"Ga usah, lu istirahat aja pasti cape pulang malem gini mana besok masuk, kenapa ga minta dispensasi aja sih?."

"Engga ah, gw dirumah juga mau ngapain."

"Riel..gw harap bukan karena Ara ya.." Chandra terus mengingatkan Dariel. Dia benar-benar seorang sahabat yang tahu ada gelagat yang aneh darinya.

"Chan, gw cuman cerita sama lu. Gw itu... sebenernya udah pernah deketin Farah cuman...orang tuanya aja ga srek sama gw." Dariel mengalihkan pembicaraan dengan membicarakan Farah.

"Hah? apa iya?."

"Iya, bokapnya sendiri yang ngomong sama gw tapi...gw ga pernah marah atau tersinggung, yang dia omongin bener kok. Kalo itu fitnah baru gw marah."

"Emang dia ngomong apa?."

"Ada pokoknya, sesuatu yang menyangkut keluarga gw makannya setiap kalian sirikin gw sama Farah, gw cuman senyum-senyum aja karena gw tahu hubungan gw sama dia ga bisa kemana-mana dan sekarang lu peringantin gw sama Ara. Ya...harusnya lu udah tebak kira-kira gimana?." Dariel dengan sedih.

"Pasti ada kok cewek yang bakalan nerima lu Riel.."

"Iya gw tahu, makannya gw ga terlalu terburu-buru soal itu."

"Maaf gw ga tahu makannya jodohin kalian mulu."

"Udah ga papa, udah berlalu ini lagian Farah cerita dia lagi deket sama Sandi."

"Iya, mereka belakangan emang sering keliatan pulang bareng."

"Ya udah makannya kita dukung aja."

"Harusnya lu bilang kek sama Farah."

"Udah. Kita udah saling tahu kok."

"Kapan?."

"Udah lama banget, pokoknya yang harus lu tahu sekarang. Hubungan gw sama Farah baik-baik aja selayaknya temen." Dariel mulai mengeluarkan Handphonenya. Sedaritadi dia curiga kenapa pesannya tak kunjung di balas Ara.

"Kenapa ga di bales ya?."

"Apa yang di bales Riel?."

"Eh engga Chan, gw ngabarin Bapak sama Ibu kalo udah pulang tapi belum di bales."

"Udah tidur kali jam segini."

"Iya juga ya.." Dariel teringat waktu yang sudah menujukkan pukul 12 malam. Sesampainya dirumah Dariel mencoba menelpon Ara namun terdengar jaringan sibuk.

"Kenapa ga bisa dihubungi ya?." Dariel aneh.

# Aku dirumah, aku istirahat ya.

Ketik Dariel dan mengirimkannya pada sang kekasih namun pesannya pun tak kunjung dibalas. Dariel yang diselimuti rasa heran mencoba beristirahat saja. Bagaimanapun besok dia harus bekerja.

***To be continue

Next chapter