129 Penyelamatan

Reno masih diam ditempat yang sama selama satu jam dan setelah itu dia menjalankan mobilnya lagi. Riko dan Dariel hanya duduk dengan penuh kecemasan dibelakang apalagi jika mengingat perkataan Kenan itu sudah seperti hari terakhirnya saja. Riko sendiri langsung mengabari keluarganya dan Dikta berinisiatif menyusul. Dia pikir Kenan akan membutuhkan bantuannya. Keluarganya jelas panik dan takut jika sesuatu sampai terjadi dengan Kenan atau bahkan semua istri dan anak-anaknya.

"Kita harus lebih cepet Ren.." Riko yang sepertinya gemas untuk segera menyelamatkan keluarganya.

"Siap Bos.."

"Andra itu siapa Uncle?."

"Dia mantannya Jesica dulu, emang udah gila dasar."

"Kenapa dia bisa benci sama Daddy?."

"Ken sama Sica nikahkan karena dijodohin. Waktu dijodohin itu Sica putus dari Andra lagian alm. om Damar ga suka waktu itu. Andra itu masih terobsesi sama Sica bahkan dia ngelakuin banyak cara untuk ganggu Ken dan Sica waktu itu sampai...Ken dipukulin dan Sica hampir...aja diperkosa sama dia." Riko menceritakan kisah hubungan mertua Dariel itu. Kata terakhir tadi membuat Dariel terkejut.

"Jangan bilang ini sama Ara atau sama anak-anaknya yang lain, mereka ga ada yang tahu mommynya kenapa dulu."

"Dia emang jahat dari dulu.."

"Ini bukan pertama kalinya Kenan ngorbanin nyawanya buat Sica. Dulu waktu dipukulin itu. Kita keluarganya ga tahu Kenan dimana, kita ga tahu kondisinya seperti apa dan akhirnya Bella yang nemuin Kenan dalam keadaan yang udah babak belur dan wajah yang ga berbentuk."

"Saking sayangnya Daddy sama mommy ya uncle.."

"Kenan kalo udah sayang sama orang ya gitu, ga bisa dihentikan, keras kepala, bisa lakuin apapun. Sama kaya waktu dia pacaran sama Marsha. Saking sayangnya keluarga aja ga didengerin. Cara ngadepin mertua kamu itu, udah biarin aja. Kalau itu salah dia pasti ngerasain akibatnya tapi kalau itu bener dia pasti tunjukkin. Uncle udah berkali-kali liat kenakalan Ken dari dulu."

"Mudah-mudahan kita ga terlambat uncle..."

"Semua bakalan baik-baik aja Riel, uncle yang bakalan ngadepin si keparat Andra itu. Uncle malah masih inget dulu uncle yang mukulin dia karena berani-beraninya nyentuh Sica."

"Emang waktu itu dia ga dapet hukuman apa?."

"Daoetlah Riel, dia masuk penjara tapi uncle ga pernah nyangka dia bakal bikin ulah lagi kaya gini setelah keluar."

"Dia benar-benar dendam sama mommy dan Daddy."

"Dia ga akan bisa lolos kali ini, kalo dia ketangkep sekarang, uncle ga akan ngasih dia kesempatan buat deketin keluarga kita lagi."

"Kita udah sampe bos.." Suara Reno menghentikan percakapan mereka.

"Kita keluar."

"Jangan bos, sebaiknya bos tunggu disini aja, biar saya yang kedalem. Saya udah bikin plan B buat ini."

"Ga bisa om, saya harus tahu keadaan istri saya gimana." Dariel merasa kesal karena dia hanya bisa diam.

"Saya pasti usahain semuanya selamat, izinin saya nebus kesalahan saya sama bos Kenan karena udah teledor."

"Ren jangan main-main ya ini soal nyawa orang."

"Saya akan bawa keluar mereka apapun keadaannya."

"Saya tunggu kamu 10 menit disini, ga ada kabar apapun saya masuk gimanapun caranya." Riko memaksa.

"Iya bos." Reno akhirnya mengalah dan mulai bersiap-siap. Dia memakai topi hitamnya sebelum turun. Timnya sudah masuk duluan dan secara perlahan mereka membantai satu persatu penjaga dengan begitu halus tanpa suara sedikit pun. Reno yang berniat menyelamatkan sang bos kini mulai mencari keberadaan Kenan.

***

Suara tembakan mulai terdengar dan keributan semakin terdengar membuat Dariel dan Riko refleks keluar. Dikta yang sudah ada disana pun ikut mendekati tempat dimana keluarga Kenan disekap. Baru juga mau melangkah Dariel melihat Ara keluar dari sebuah pintu yang kini terbuka lebar.

"Ra..." Dariel langsung menghampiri Ara saat melihatnya keluar. Ara langsung memeluk suaminya sambil menangis.

"Dad...Dy...Daddy..." Panggil Ara sedih. Dia menangis dengan tersedu-sedu sementara Dariel tak bisa berbuat apapun.

"Aku ga mau keluar!!!aku mau liat Daddy!!" Kay memberontak namun ditahan oleh pengawal didepannya begitupun Jay yang ingin menerobos masuk lagi setelah berhasil diselamatkan.

"Mario gimana suami saya?."

"Erik dan pak Reno lagi nyari bos Kenan, saya pasti bakalan kabarin kalo kita ketemu. Nyonya bos sekarang masuk mobil dan pergi sebelum suasananya semakin bahaya."

"Engga!!!suami saya masih disini."

"Sica..Sica..ayo pikirin Kris juga. Kenan biar Reno yang urus oke." Riko datang menenangkan Jesica. Seperti yang dikatakan Reno tadi di mobil. Dia berjanji akan membawa Kenan dalam keadaan apapun.

"Ga bisa kak, Kenan udah bikin perjanjian sama Andra tadi."

"Kakak ngerti Sica, kakak bakalan lakuin apapun keluarin Kenan. Kamu masuk ya .." Riko membuat Jesica berjalan lemas menuju mobil. Matanya tak lepas dari tempat itu. Apakah suaminya masih hidup?Apa dia bisa bertahan?. Dilain sisi Dariel membimbimg Ara untuk masuk kedalam mobil sambil terus mendekapnya. Ini jelas bukan keadaan yang mudah. Sepanjang perjalanan pun Ara benar-benar tak mau menghentikan tangisannya. Air matanya mengalir deras membasahinya pipi bahkan tangannya sendiri. Sesekali Dariel mengusapnya, mengelapnya agar kering namun usahanya sia-sia itu kembali basah.

"Daddy...." Ara dengan suara lirih dan menyayat hati. Dia terus memanggil nama ayahnya itu.

"Sabar, kita tunggu kabar dari om Reno.." Ucap Dariel menenangkan tapi Ara tak kunjung berhenti menangis.

"Dad..ddy bikin pernjanjian sama orang itu, dia bakalan nusuk Daddy sama pedangnya kalau mau iketan kita lepas.." Ara bercerita membuat Dariel sedikit ragu apakah Kenan bisa selamat. Dia bergidik ngeri sendiri membayangkan hal itu. Jika memang begitu berarti untuk menyelamatkan keluarganya Kenan harus menerima 5 tusukkan penuh tanpa ampun. Ah....Dariel merasa jadi orang bodoh karena tak bisa berbuat apa-apa.

"Kita doain yang terbaik buat Daddy."

"Daddy...." Panggil Ara lagi. Jikapun dia harus kehilangan ayahnya bukan cara ini yang Ara inginkan. Ayahnya orang yang baik tak mungkin ajal menjemputnya dengan begitu kejam. Sesampainya dirumah Dariel melihat sang ibu langsung pergi ke kamarnya dengan menggendong Kris. Wajahnya jelas lebih tak karuan dari Ara. Kay dan Jay juga hanya bisa meringkuk memanggil-manggil ayahnya. Bella dan Lisa mencoba menenangkan mereka meskipun mereka tahu usahanya tak akan pernah membuahkan hasil.

"Aku mau nyusul Daddy!!." Kay lagi-lagi berontak.

"Kay, Kay udah, ada om Reno disana." Dikta menahan badan Kay yang sepertinya sudah lemas dan lelah.

"Bawa aku kesana uncle, bawa aku lagi kesana. Anterin aku uncle..." Kay memohon pada Dikta. Bella langsung memeluknya. Ini adalah kedua kalinya dia harus merasakan adiknya terlibat hal yang mengerikan setelah sekian lama.

"Sabar sayang, Daddy pasti pulang."

***To Be Continue.

***To be continue.

avataravatar
Next chapter