webnovel

Ajakan nonton Konser

Sehabis pulang dari dinas entah bagaimana ceritanya hubungan mereka menjadi semakin deka. Sejak saat itu mereka seperti punya magnet tersendiri untuk saling mendekat. Dariel yang ingin dipanggil Ara begitupun Ara yang menjadikan itu alasan agar bisa berdekatan dengannya. Mereka sepertinya sudah saling mengerti bahwa ada perasaan lain namun keduanya belum yakin. Dariel yang tak pede dengan perasaanya sementara Ara masih menerka-nerka sikap Dariel. Rasanya tak mungkin juga jika dia harus memulai duluan.

"Susah banget sih dapetinnya.." Ara kesal sendiri setiap kali bingung untuk mengartikan perhatian Dariel. Apakah itu perhatian secara personal atau antara atasan dan bawahan saja.

"Ya Allah aku janji kalo sampe aku dapetin Dariel, cuman dia yang bakalan aku kejar terus, cuman dia yang bakalan aku jadiin suami." Doa mendadak Ara disela-sela kerjanya. Ara terkadang heran sendiri. Dari sekian banyak lelaki yang mendekatinya hanya Dariel yang sulit di dapat. Biasanya waktu sebulan sudah cukup bagi Ara untuk menarik mangsanya. Sama seperti Eza sekarang. Dia bahkan sudah menyatakan cinta pada Ara tapi mendadak Ara berubah pikiran untuk tak berpacaran dengannya. Dia hanya ingin Dariel sekarang. Dia harus mendapatkan Dariel bagaimana pun caranya. Jika pun nanti dia putus asa dan membutuhkan bantuan ayahnya. Ara rela mengemis pada Kenan.

"Sayang...." Kenan membuka pintu membuat Ara sedikit terkejut.

"Duh..dad ketuk pintu dulu kenapa sih?aku kan kaget."

"Iya maaf Bu Ara." Kenan menghampiri anaknya.

"Ada apa bapak Kenan?" Ara dengan senyuman candanya. Dia senang bersandiwara dengan ayahnya seperti ini.

"Udah jam 4, waktunya pulang Bu Ara."

"Saya kan bawa mobil pak, jadi saya pulang sendiri."

"Kenapa sih jadi bawa mobil sayang?kan bisa pulang bareng Daddy."

"Aku malu.."

"Lagi-lagi alasan itu." Kenan duduk di meja Ara sambil menghadap ke arah anaknya.

"Lagian Daddy pulangnya cepet banget."

"Bekerjalah sesuai porsinya."

"Alah bilang aja kangen mommy."

"Oh kalo itu jelas dong. Besok jangan bawa mobil ya sayang, besok kita makan malem diluar jadi harus pulang ontime."

"Tumben."

"Ada kejutan."

"Apa?"

"Rahasia."

"Ih nyebelin."

"Daddy pulang ya, kakak jangan malem-malem pulangnya."

"Nanti aku telepon kalo aku main dulu. Aku juga punya temen dad.."

"Iya-iya ibu."

"Hati-hati Pak Ken." Ucap Ara setelah mendapatkan kecupan dari ayahnya di kening. Dia mengantar ayahnya ke depan pintu bahkan dia memantau langsung jika ayahnya sudah naik lift.

****

Dariel POV

Suara ketukan membuyarkan lamunanmu. Aku segera berjalan dan membuka pintu. Ini sudah jam 8 malam siapa yang masih lembur jam segini?.

"Bu Ara.." Aku kaget saat melihat wajahnya.

"Aku tadi liat lampunya masih nyala jadi aku penasaran apa iya masih ada orang."

"Iya Bu saya lagi ngerjain laporan."

"Kenapa sih masih panggil ibu aja?padahal kemarin-kemarin udah biasa aja. Inikan udah diluar jam kerja."

"Biasa suasana kantor jadi ga enak kalo panggil nama."

"Panggil Ara aja kalo udah diluar jam kerja. Kita udah sepakat."

"Iya Bu eh Ara.." Aku masih canggung untuk memanggil namanya. Ara sudah beberapa kali menegurku soal ini karena dia tak terlalu suka dengan panggilan ibu. Kenapa sekarang aku kembali ke kebiasaan lamaku?. Padahal kemarin rasanya sudah nyaman. Aku gugup sekarang.

"Ga pulang?"

"Nanti aja, tanggung dikit lagi."

"Udah malem juga, besok lagi aja."

"Laporannya buat besok Ra."

"Kasih kesiapa?"

"Pak Dikta."

"Ya udah aku temenin." Ara langsung berjalan masuk tanpa aku persilahkan. Dia duduk di sofa dan meletakkan tasnya. Sepertinya dia berencana akan pulang tadi.

"Padahal ga usah, aku biasa sendiri."

"Kamu udah baik sama aku dari 3 bulan yang lalu aku disini. Aku yakin kamu lembur gara-gara aku gangguin mulu tiap hari ya? gara-gara aku ajak dinas teruskan?."

"Engga kok, bukan gitu."

"Ya udah kerjain aja laporannya." Ara bersantai di sofa dan membuka ponselnya. Kerjasama dengan Ara itu menyenangkan. Dia gadis yang tak pernah mengekang terlalu ketat anak buahnya. Dia tipikal tegas tapi santai padahal dari gosip yang beredar dia itu sangat manja jadi banyak yang takut jika melakukan kesalahan padanya, Ara akan mengadu pada ayahnya. Bisa panjang urusan kalo sudah berhubungan langsung dengan Pak Kenan. Sejak 3 bulan lalu kami akhirnya berteman karena Ara bilang dia kurang nyaman jika harus mengganggap atasan dan bawahan karena toh buktinya dia belajar perusahaan dari aku yang jelas-jelas adalah anak buahnya. Dia rendah hati dan tidak sombong padahal untuk sekelas Anak owner dia berhak untuk melakukan apapun. Ngomong-ngomong wajahnya semakin cantik saja dan setiap kita mengobrol entah mengapa aku merasa nyaman.

"Nanti ayahnya marah loh."

"Engga, selama belum jam 10 Daddy ga akan marah."

"Oh punya jam malam juga?"

"Emang kamu punya?"

"Engga, aku bebas pulang jam berapa juga."

"Orang tua kamu ga nanyain?"

"Aku tinggal sendiri."

"Oh..orang tua kamu dimana?"

"Hm...mereka udah ga ada." Aku mencari alasan karena sebenarnya aku juga tak tahu mereka sekarang dimana.

"Maaf..."

"Iya ga papa. Ara bawa mobil sendiri?"

"Iya, habis kalo sama Daddy harus on time."

"Emang ga takut pulang malem?"

"Engga lagian daerah rumah cukup rame. Eh aku boleh dengerin lagu ga?atau kamu ke ganggu?"

"Engga, silahkan aja." Aku membiarkan Ara mulai memutarkan lagu di ponselnya. Tidak lama terdengar lagu yang aku kenal. Lagu berjudul Cantik dari Kahitna memenuhi ruanganku kali ini.

"Ini lagu favorit aku."

"Punya pengalaman ya?" Tanya Ara.

"Engga, bagus aja kata-katanya."

"Penyanyi nya suka ga?"

"Lumayan tapi lebih suka lagu-lagunya."

"Di cafe tempat aku nongkrong suka ada loh."

"Aku pernah nonton konsernya sekali, keren sih."

"Aku suka nonton konser-konser gitu."

"Hm...aku ada tiket nonton konser mau?tapi mungkin kamu ga suka."

"Konser siapa?"

"Taylor Swift."

"Ih....aku suka banget Taylor swift. Mau dong kok bisa dapet sih?kemarin katanya udah sold out. Aku cari-cari setengah mati sampe Daddy bilang ikut aja nonton di negara lain."

"Aku beli dari temen dia butuh uang katanya buat tambahan orang tuanya sakit, jadi niatnya cuman mau bantuin doang. Aku bahkan ga niat nonton."

"Aku beli deh.."

"Ga usah beli, aku kasih."

"Eh ga papa aku beli aja."

"Aku yang ajak soalnya, mau pergi ke konser bareng?" Aku setelah berbicara seperti itu langsung terdiam. Kenapa berani-beraninya aku mengajak atasanku sendiri pergi berdua. Ah...sial ucapanku tak bisa aku tarik lagi.

"Eh maksud aku..."

"Ayo..." Ara dengan tersenyum. Meskipun terjadi mendadak dan tak aku sangka tapi entah mengapa aku senang Ara setuju. Ingin rasanya tersenyum tapi aku tahan dulu. Kalau aku tunjukkan aku bisa malu dan Ara juga akan bertanya kenapa denganku.

***To Be Continue

Pasti udah ga asing sang part ini. Kalo udah pasti ini udah Tahu dong apa yang selanjutnya akan terjadi??

Don't forget leave comment and vote ya ;)

Keyatmacreators' thoughts
Next chapter