webnovel

First Meet

Arabella baru saja kembali ke ruangannya setelah seharian mengadakan rapat bersama para manajer di setiap departemen yang ada di perusahaannya membahas beberapa proyek yang sedang mereka kerjakan.

Arabella meraih ponselnya yang tergeletak diatas meja kerjanya. Saat rapat tadi, ia memang sengaja meninggalkan ponselnya di ruangannya karna tidak ingin diganggu dengan hal-hal yang tidak penting dari mamanya, lagi pula jika ada hal yang mendesak yang harus ia ketahui, maka Vania–sekretarisnya akan segera memberitahunya.

Ara menghidupkan layar ponselnya dan melihat ada pesan masuk yang dikirim oleh nomor yang tidak ia kenali, tanpa menunggu lama Arabella membuka pesan tersebut dan membaca isinya.

Oh... ternyata dari pria yang akan menikah dengannya, pikir Arabella setelah membaca pesan tersebut yang ternyata dari pria yang akan menikah dengannya dalam waktu dekat ini.

Pesan tersebut berisikan ajakan bertemu dengannya yang katanya bertujuan untuk saling mengenal dan membahas beberapa hal.

Arabella segera membalas pesan tersebut yang hanya berisikan 2 huruf saja [OK] pada pesannya dan setelah membalas pesan tersebut ia kembali meletakkan ponselnya ditempat semula dan beralih meraih beberapa berkas untuk ia periksa.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore saat Arabella menyelesaikan pekerjaannya, ia segera membereskan barang-barangnya dan merapikan meja kerjanya sebelum pulang ke rumah. Ia berniat pulang berganti baju dulu sebelum menemui pria yang mengaku sebagai calon suaminya itu.

Berkendara di tengah padatnya kota New York tidak membuat Arabella merasa kewalahan karna ia memang masih memiliki waktu sekitar 3 jam sebelum pertemuan mereka disalah satu restoran merah di pusat kota.

Arabella cukup mengapresiasi inisiatif calon suaminya itu karna meminta bertemu dengannya sesegera mungkin. Entah hal apa yang akan mereka bahas nantinya, Arabella tidak peduli. Ia sendiri hanya akan mengajukan beberapa persyaratan dalam pernikahan mereka dan akan menerima beberapa persyaratan pula dari pihak prianya.

"Tumben cepat pulang" ucap Maria–Mama Arabella dari arah ruang TV saat melihat sang putri tunggal sudah pulang dari kantornya.

"Ara ada janji sama calon menantu mama" Jawab Arabella sambil terus melanjutkan langkahnya menuju lantai atas dimana kamarnya berada.

"Sekalian mama nitip cucu yah kalau kalian ketemu nanti" sahut Maria pada sang putri, Ara terus melangkah tanpa menghiraukan sahutan mamanya yang di anggapnya aneh itu.

Hell... ini masih pertemuan pertama dan mama sudah minta cucu? Mama kiran cucu bisa didapat di toko angkringan pinggir kota? Gerutu Arabella.

Hanya dalam 30 menit waktu yang dibutuhkan oleh Arabella untuk bersiap-siap, dia hanya mengenakan gaun santai berwarna Maroon yang memiliki potongan A Line dengan panjang dibawa lutut dan dipadukan dengan high heels dengan tinggi yang standar berwarna senada dengan gaunnya serta hand bag berwarna hitam. Rambut panjangnya ia biarkan tergerai dan menggantung indah di punggung dengan sedikit ikan di bagian ujungnya. Untuk keseluruhan penampilan Arabella terkesan sederhana namun tetap terlihat elegan dan berkelas.

"Ma... Ara berangkat dulu" pamit Arabella pada mamanya yang masih setia duduk di ruang TV sambil menonton acara kesayangannya.

"Hati-hati, jangan lupakan titipan mama tadi. Mama nitip cucu" sahut Maria menggoda tanpa menoleh kearah sang putri. Arabella tidak menghiraukan ucapan mamanya dan segera bergegas dan berangkat ke tempat yang telah yang menjadi saksi pertemuan pertamanya dengan calon suami pilihan mamanya.

*****

Sam baru saja menyelesaikan pekerjaannya dan segera memeriksa jam yang melingkar indah di pergelangan tangan kirinya.

"Oh... Shit!!!" Sam menggeram, bagai mana tidak? Dia hanya memiliki waktu 30 menit sebelum waktu yang ia tentukan sendiri untuk bertemu dengan calon istri yang dipilihkan oleh kedua orang tuanya.

Sam segera bergegas menuju ruang pribadinya yang berada didalam ruang kerjanya, ia harus mandi dan mengganti pakaiannya. Sam tidak mau di pertemuan pertamanya dia tidak meninggalkan kesan pada calon istrinya itu. Entah bagai mana rupa dari calon istri pilihan orang tuanya itu, semoga saja tidak mengecewakan. Doa Sam dalam hati.

Setelah bersiap-siap, Sam segera bergegas menuju salah satu restoran mewah yang berada di pusat kota yang menjadi pilihannya tadi.

Sam sampai ditempat tujuannya dan bergegas masuk dan menuju meja yang telah ia pesan. Dari arah pintu masuk Sam telah melihat seorang wanita yang duduk di meja pesanannya dengan posisi membelakanginya. Sam sedikit kecewa saat melihat penampilan calon istrinya dari arah belakang.

"Cih... tidak ada sexy-sexy nya sama sekali" decih Sam sedikit kecewa dengan penampilan Arabella. Sam kira calon istrinya itu akan mengenakan pakaian yang sexy yang akan menarik perhatiannya, tapi ini? Sam bisa melihat jika pakaian yang dikenakan Calon istrinya itu sangat tertutup dan tidak ada kesan istimewanya.

Dengan langkah sedikit malas, Sam menghampiri meja tersemut dan langsung duduk di depan Arabella tanpa permisi.

Arabella yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya mendengar pergerakan dari kursi yang berada didepannya.

"10 menit.... anda terlambat 10 menit dari waktu yang ditentukan" ucap Arabella belum mengangkat pandangannya dari ponselnya.

Sam cukup kaget mendengar nada tajam dari wanita yang duduk didepannya ini. Sam belum bisa melihat wajah Arabella sepenuhnya karna wanita itu masih sibuk dengan ponselnya.

"Maaf, tadi dijalan sedikit macet" ucap Sam. Dan setelah sadar dengan ucapannya Sam merutuk dirinya sendiri. Kenapa dia harus minta maaf? Bukankah dia hanya terlambat 10 menit? Maki Sam pada dirinya sendiri.

Arabella memasukkan ponselnya kedalam tas tangan hitamnya dan kemudian mengangkat pandangannya menatap kearah Sam.

"Macet bukanlah alasan logis bagi seorang pebisnis" ucap Arabella masih dengan nada yang sama. Arabella menatap lurus ke arah Sam, memindai setiap inci dari penampilan Sam. Tidak buruk, pikirnya. "Baiklah, tidak perlu dipermasalahkan. Jadi apa yang ingin anda bicarakan" tanya Arabella tanpa basa-basi.

Sam menaikkan salah satu alisnya mendengar pertanyaan to the point dari calon istrinya itu, "Bukankah sebaiknya kita memeran makan malam terlebih dahulu?" tanya Sam dan setelahnya memanggil pelayan yang berdiri tak jauh dari meja mereka.

"Baiklah" jawab Arabella singkat, kebetulan ia juga merasa lapar karna seharian ini dia di sibukkan dengan pekerjaan kantor dan hanya mengisi perutnya dengan seporsi salad berukuran kecil.

Mereka kemudian memesan makanan sesuai selera mereka dan makan dengan tenang tanpa percakapan sedikit pun. Arabella tampak nyaman dengan suasana hening dan tetap fokus pada makanannya tanpa mengalihkan pandangannya, lain halnya dengan Sam yang sesekali mencuri pandang kearah Arabella. Dalam hati Sam merutuki wanita pilihan orang tuanya itu, Sam akui kalau Arabella memang cantik, malah lebih cantik dari seluruh wanita yang pernah bersamanya, tetapi kalau sikapnya datar dan dingin seperti ini dia juga tidak akan berminat.

"Sudah puas menatapnya?" tanya Arabella tiba-tiba yang membuat Sam sedikit terkejut. Arabella sudah sedari tadi menyadari jika pria di depannya ini terus melirik kearahnya, tetapi ia membiarkannya saja dan tetap fokus pada makanannya.

Arabella telah menyelesaikan makan malamnya dan tengah menyesap Red Wine miliknya.

"Ah.... ka...kau sudah selesai?" tanya Sam tergagap, ia sedikit gugup karna ketahuan tengah memperhatikan Arabella. Sam menghabiskan suapan terakhir makanannya dan kemudian menyesap Red Wine nya hingga tandas.

"Jadi... apa tujuan anda meminta untuk bertemu?" Arabella mengulang pertanyaannya yang tadi.

"Boleh saya tau alasan anda menerima perjodohan ini?" Sam membalas pertanyaan yang di lontarkan oleh Arabella dengan pertanyaan pula.

yuhuuu, Ara-Sam balik lagi...

happy reading......

Yustieyusscreators' thoughts
Next chapter