1 keluarga sebleng

"Tommy! Jerry! Marsya!" panggilan itu menghentikan tiga anak adam dan hawa yang berniat menuju lantai atas dimana istana pulau kapuk mereka berada.

" Yahhh nggak jdi deh bogan( bobok ganteng) nya." gumam Jerry.

*****

Tommy Irawan dia adalah anak sulung keluarga Irawan, Tampan tentu donk, tajir, macho pokonya keren deh, karna itu semua dia di kejar cewek serta banyak wanita yang mengidolakannya. saking di puja-pujanya dia menjadi super duper ofer PERCAYA DIRI abis, sampe sini jelas.

Ke dua.

Jerry dia anak kedua dari Keluarga Irawan, bentuk tubuhnya tak beda jauh dari Tommy tapi dia punya kelebihan lesung pipit di kedua pipinya bikin dia makin manis, dia juga orangnya terbuka, cepat bergaul, suka menggombal yang bikin cewek-cewek pada klepek-klepek, tapi kalau udah mereka jatuh cinta dianya ninggalin itu kira-kira sifat dia apa ya suka PHPin hhh dan tambahan dia orangnya narsis.

Nah yang tetakhir nih cewek nomor dua setelah Laura ibundanya.

Marsya cewek manis, imut, sok cantik tapi emang cantik kok, yah pokonya feminim deh,

Karna merasa nama mereka di panggil akhirnya mereka menoleh juga ke arah suara dimana sang ayah Danu Irawan sudah duduk bak presiden dengan kaki yang di silangkan serta tangan yang di letakkan menyilang juga di depan dada.

Marsya menyenggol lengan Jerry berbisik di telinga cowok itu.

" Bang!"

"Hemm" Jerry membalas dengan gumaman serta melirik adiknya sekilas.

"Papa duduk kayak gitu kok keliatan kayak cewek lagi PMS ya" Jerry yang mendengar itu sontak ingin tertawa namun ia berusaha untuk menahannya.

"Ya kali Sya! orang wajah Papa kayak gunung renjani mau meletus gitu di bilang kayak cewek PMS hihi" balas ucapan dengan tak kalah berbisik. Tommy yang merasa di angin lalukan ikut nimbrung mencuri-curi dengar ucpan kedua adiknya sambil mereka berjalan menuju kedua orang tuanya yang bagai polisi dan jaksa itu siap mengintrogasi mereka. Duduk dengan rapi mengambil posisi masing-masing.

"Kalian dari mana" suara tegas Irawan tak membuat nyali tiga orang itu menciut malah Jerry menganggap seperti biola yang mengalun bagai melodi tujhe rabne bana jodi lirik Bollywood yang bikin baper plus nangis-nangis nggak jelas. Beda lagi dengan Tommy yang santai seperti di pantai menikmati kasak kusuk dua wanita yang di dekatnya.

Marsya jangan tanya gadis dua puluh empat tahun itu asyik dengan dunia kosmetik keluaran terbaru yang mengadakan diskon dua puluh persen karna pembukaan cabang baru. Dan tentu saja Laura antusias.

"Kalian dengar apa yang akan Papa katakan" namun hanya mendapat respon lirikan ekor mata dan anggukan dari empat manusia yang sibuk dengan kelakuan masing-masing.

"Papa mau kalian serius mulai hari ini, nggak usah keluyuran nggak jelas kayak brandal kampungan" ujar Danu mengintruksi para anaknya. Namun aneh bin ajaib Jerry malahan berfikir berbeda.

"Ngomong-ngomong nih Pa!-" ucapannya berhenti kala ia meletakkan jari telunjuknya di dagu sesekali mengetuknya pelan sambil melihat ke langit-langit rumah seolah sedang memikirkan sesuatu. "Tadi Papa bilang kita brandal kampungan?! kayaknya pernah denger deh! kata itu kayak salah satu judul novel online yang pernah aku baca." ujarnya dosa tanpa rasa bersalah. Jelas saja Danu naik darah sampai ke ubun-ubun mendengar kata anaknya.

"Jerry Papa serius bicara!" ujar pria payuh baya itu, nafasnya sudah turun naik. Jika bisa di gambarkan mungkin Danu juga akan mengeluarkan tanduk di kepalanya.

"Aku dua rius malahan Pa! itu emang judul novel tulisaan author favorite ku." masih saja dia kekeh dengan jawabnnya, tak menghiraukan raut merah padam milik ayahnya.

"Jerry ini nggak ada sangku pautnya sama novel yang sering kamu baca hingga membuat otakmu jadi miring gitu."

"Lah Pa! otakku nggak miring kok dah tepat nih!" ujarnya ia memiringkan kepalanya kekanan dan kekiri kemudian kembali ke tempat semula.

"Tuh dah tepet Pa, nggak miring nggak juga bengkok". Reaksi Danu hanya geleng-geleng kepala, manarik nafas dan menghembuskannya perlahan, ia mencoba bicara pada anak sulungnya. Melihat mendapat perhatian lantas Tommy segera ambil tindakan sebelum Papanya bicara. Danu mencoba tersenyum sebelum bicara tapi belum sempat kata dari mulutnya keluar.

"Huaaaaaaaammmmmmm..." Tommy menutup mulutnya dengan telapak tangan setelah selesai kebohongan dan tipu muslihat tingkat dewa itu ia kembali berkata "Aku ngantuk Pa, aku tidur siang dulu ya, nanti malam kita main game ok Papa." Tommy pun berdiri berniat meninggalkan ruangan itu. Ia melirik Jerry, yang di lirik hanya menautkan alisnya tak paham akan kode mata-mataan dari Tommy.

"Itu kode mata apa artinya sih? yang aku tau kalau kode mata, berkedip sebelah itu tandanya naksir, kalo kedipnya merem melek, itu tandanya lagi pegen, ehhh tapi pengen apa ya hihi," ia tertawa geli dengan pikirannya yang satu ini. Pikirannya pun kembali melayang " terus-terus kalo mata melotot itu artinya hebat. Nah itu tadi kode apa ya, mata serong kanan, alis terangkat, kayaknya aku perlu tanya miss Google nih! yaya harus." batinnya. Ia pun segera mengikuti langkah Tommy. sementara Tommy mengurutu dalam hatinya.

"Dasar nggak peka, diem aja disitu teros, di lahap singa Danu baru tahu rasa." batinnya.

Marsya yang melihat kedua kakaknya naik akhirnya ikut juga tapi belom setengah tangga Danu bersuara.

"Kalian mau kemana? Papa belum selesai ngomong!" teriaknya.

"Mau ke pulau kapuk Pa!" ucapnya serempak, bagai perpaduan suara yang merdu tiada tara.

karna tak dapat menahan rasa kesalnya Danu pun melampiaskan kepada istrinya Laura.

"Ma! dulu Mama ngidam apa sih kok punya anak nggak ad yang bener! perasaan kita nggak banyak gaya waktu bikinnya?" ucapnya dengan nada normal namun nafasnya masih memburu menahan kesal tapi hanya mendapat balasan oleh Laura dengan mengedikkan kedua bahunya.

tiga anak manusia yang berniat ke istana terindah bagi mereka pun berhenti di tiga anak tangga terakhir karna mendengar ucapan ayahnya.

Lantas mereka saling pandang satu sama lain daaaannnnn.

Tagk

Tagk

Tagk

Tagk

Bruggggggghhhhh

"Awwwwwwwww!!"

"Ahhhhhhh!!"

"Anak nggak ada ahlak, kalian kenapa turun lagi?" Danu memegang pingganya karna benturan dari siku milik Tommy.

"Kalian kenapa sih? kok sampe lari-larian gitu? katanya mau tidur malah turun lagi!" ujar Laura yang di balas cengengesan oleh tiga anaknya.

"Ehem....! Jerry berdehem sambil terkikik. Namun ia hanya mendapat tatapan penuh curiga dari Danu. Danu melihat ketiga anaknya secara bergantian tapi mereka merespon dengan terkikik.

"Astajim, entah apa yang merasuki kalian anak-anakku" dalam hatinya.

avataravatar
Next chapter