webnovel

Mimpi

Tepat pukul dua belas malam, seorang pria terbangun dari tidurnya. Tubuh pria itu bergetar hebat dengan tangan meremat kuat selimut miliknya. Napas pria itu memburu dengan manik yang bergerak gelisah menatap sudut ruang kamarnya. Perasaan itu semakin memburuk dengan keringat dingin yang membasahi tubuh pucatnya.

Ingatan itu kembali hadir, ingatan tentang mimpi yang selalu sama selama satu minggu membuatnya ketakutan. Mimpi yang selalu membangunkannya di saat tengah malam, selalu dan tidak pernah berubah. Dia tidak tau alasan dan apa maksud mimpi itu tapi perasaannya begitu buruk.

Dia merasa bahwa ada hal yang akan datang menghampiri dirinya, tapi bukan sekarang. Manik coklat gelapnya mulai menatap jam dinding yang menunjukkan pukul dua belas lewat satu menit. Dia menghela napas lagi dengan manik yang tertutup rapat mencoba untuk tenang.

"Lagi-lagi mimpi yang sama"

Pria itu bergumam mengambil segelas air di meja belajarnya. Maniknya masih bergerak gelisah melirik setiap sudut ruangannya dengan harapan tidak ada hal buruk yang terjadi. Dia menyibak selimutnya dan langsung melangkah mendekati meja belajarnya. Maniknya menatap sebuah buku bersampul jingga yang selalu muncul setelah dia bermimpi.

Tangannya mencoba meraih buku itu namun hasilnya nihil, buku itu menghilang bagai sebuah debu. Pria itu kembali menghela napas merasa semuanya akan sia-sia saja. Jika selalu seperti ini dia tidak akan tau maksud mimpinya sampai kapanpun.

Memang benar, setiap dia terbangun di dalam tidurnya setelah bermimpi pasti ada sebuah buku dengan sampul jingga di meja belajarnya. Tapi buku itu selalu menghilang tanpa sebab di saat tangannya mencoba meraih buku itu. Sudah berulang kali dia mencoba tapi hasilnya selalu sama dan sepertinya dia akan menyerah sekarang.

"Sebenarnya apa maksud mimpi itu!!"

Pria itu kesal dengan kedua tangan mengacak rambut hitamnya asal. Bibir merahnya terus bergerak mengatakan berbagai umpatan akan hal yang selama seminggu ini dia alami.

'Menyebalkan'

Pria itu berbaring dengan manik menatap langit-langit kamarnya, kamar yang gelap membuatnya merasa tenang. Walau kebingungan akan mimpi yang sama masih dia pikirkan tapi dia hanya ingin menenangkan dirinya untuk sekarang.

Andai saja ada petunjuk yang bisa membantunya pasti dia tidak akan terlihat begitu gelisah sampai seperti ini. Lagi-lagi dia menghela napas merasakan ketenangan di dalam keheningan yang ada. Maniknya mulai tertutup dengan pelan tapi sebuah suara membuatnya terkejut.

Manik coklat gelap itu terbuka lebar dengan tubuh yang terduduk menatap sudut kamarnya. Ini aneh, dia jelas mendengar suara yang mengejek dirinya. Tapi tidak ada orang lain di rumah itu selain dirinya. Entah kenapa pria itu mulai ketakutan dengan berbagai pemikiran jika ada makhluk halus di rumahnya saat ini.

Benar juga, apa yang dirinya alami selama ini juga sangat aneh dan sepertinya pemikiran jika mimpinya karena makhluk halus membuatnya merinding sekarang.

"Damian.."

Pria itu terkejut dengan tubuh yang merinding saat mendengar namanya di panggil dengan lirih. Perasaannya mengatakan bahwa ini adalah situasi yang buruk dan dengan cepat Damian bangkit. Langkah kakinya dia pacu dengan cepat mencoba meraih pegangan pintu kamarnya.

"Damian.."

Lagi dan lagi suara itu terdengar dan Damian terlihat sangat ketakutan sekarang. Kenapa dia tidak memikirkan hal itu sejak lama, kenapa dia tidak berpikiran bahwa apa yang terjadi padanya ada hubungannya dengan makhluk halus. Kenapa..? Kenapa dia begitu bodoh.

Andai saja dia tau mungkin Damian akan pergi dari rumah itu, tapi nyatanya dia malah terjebak sekarang. Walau ada cara untuk kabur entah kenapa Damian tidak yakin bahwa dia bisa kabur dalam keadaan hidup. Maniknya melirik jam dinding yang menunjukkan pukul setengah satu malam. Perasaan takut itu masih menyelimuti dirinya tapi dia seperti tertarik pada satu hal.

Yaitu buku di meja belajarnya, buku bersampul jingga itu kembali muncul di atas mejanya. Dan Damian tertarik untuk mengambilnya. Tapi jika dia tidak pergi, apakah dia masih bisa hidup. Lalu bagaimana dengan rasa penasaran yang Damian miliki selama ini. Rasa penasaran akan maksud mimpinya selama seminggu ini.

Mimpi yang sama yang menunjukkan sebuah tempat gelap dengan berbagai hal yang tidak masuk akal. Tentu tidak masuk akal karena di sana banyak sekali hal-hal aneh yang tidak pernah dia lihat. Tapi Damian seperti tidak begitu asing akan hal itu, dia merasa pernah melihat atau pernah menggunakan beberapa benda itu.

Kenapa dia malah banyak berpikir di saat seperti ini, Damian langsung menghela napas dan menatap pintu kamarnya yang mulai dia buka. Pintu itu terbuka memperlihatkan ruangan yang gelap karena lampu yang dia matikan sebelum tidur tadi. Kakinya mencoba melangkah keluar kamar tapi tubuhnya tidak bisa bergerak.

Entah kenapa Damian bisa merasakan sesuatu yang mendekati dirinya dari arah belakang. Dan lagi-lagi dia melihat buku bersampul jingga itu melayang dengan berbagai lembaran kertas yang berhamburan keluar. Damian menutup matanya saat angin berhembus kencang padahal jendela kamarnya tertutup dengan rapat.

Mencoba kembali untuk bergerak tapi hasilnya nihil, tidak ada perubahan yang terjadi. Tubuhnya masih berdiri kaku di ambang pintu kamar yang terbuka. Rasanya seperti ada sesuatu yang membuatnya tidak bisa bergerak sekarang. Damian semakin ketakutan dengan keringat dingin yang terus mengalir membasahi tubuhnya yang terlihat sangat pucat.

Maniknya melihat sebuah rantai mengikat dirinya "rantai apa ini?!" kali ini Damian benar-benar yakin bahwa ada yang aneh di kamarnya.

Tapi dia sudah tinggal di rumah ini selama bertahun-tahun, lalu kenapa baru sekarang dirinya di ganggu oleh makhluk halus. Sebuah tangan menyentuh lehernya membuat Damian berteriak ketakutan tapi tangan itu semakin kuat melingkari lehernya membuatnya sulit bernapas.

Dia jelas merasakan sebuah hawa dingin di sekitar telinganya sampai sebuah bisikan membuat Damian memberontak "aku bersamamu"

Ini gila..!! Dan Damian tidak pernah membayangkan hal seperti ini akan datang padanya sampai angin itu kembali berhembus dengan kuat. Tubuh Damian terbentur dinding dengan pintu kamarnya yang tertutup rapat. Apakah makhluk halus itu ada di kamarnya, dan apa dirinya tidak boleh keluar dari kamar ini.

Damian semakin ketakutan saat maniknya bisa melihat rantai yang mengelilingi kamarnya. Dari dinding, lantai dan pintu semuanya tertutupi oleh rantai besi yang berkarat. Tubuhnya bisa bergerak dengan bebas sekarang dan Damian mencoba berdiri tapi tangannya merasakan sesuatu yang basah.

Sesuatu yang membuatnya berteriak keras, di bawahnya ada sebuah genangan air berwarna merah. Air berwarna merah yang sangat pekat dan aroma anyir yang tercium di indra penciumannya membuat Damian yakin akan satu hal sekarang.

"Ini gila..!!" ucap Damian sebelum semuanya menjadi gelap.

Next chapter