7 Cerita 7

Sudah dua bulan ini juwita menjadi DJ di sebuah diskotik milik dewa, dia menerima pekerjaan itu sebenarnya dengan niat terselubung dia sangat berharap bisa bertemu dengan dewa ditempat itu. Dan jika dia sedang berada didiskotik itu dia akan menyuruh managernya untuk berjaga apabila dewa datang berkunjung, tapi sayangnya hampir dua bulan ini dewa tidak pernah datang, walaupun begitu juwita tak sedikitpun ingin menyerah.

 

 

Juwita mondar-mandir diruangan yang disediakan buatnya, ekspresinya yang biasanya selalu ceria sekarang terlihat gugup dan tegang, managernya baru saja menelpon juwita mengatakan kalau dewa baru saja masuk kedalam diskotik dan bar tempatnya bekerja itu. strategi yang telah lama dia rencanakan untuk memikat dewa akhirnya datang juga kesempatannya, juwita menjadi sedikit gugup dan setelah menenangkan dirinya sebentar dengan percaya diri akhirnya juwita keluar dari ruangannya untuk bertemu dewa.

Disana juwita melihat dewa sedang ngobrol dengan salah satu temannya, dan yang diketahui juwita orang itu yang mewawancarainya tempo hari, dengan tergesa-gesa juwita pura-pura berjalan lewat disamping dewa, dan saat dewa sedang memegang minumannya juwita langsung jalan dan menyambar tangan dewa sehingga minumannya tumpah kebaju dewa. Dengan sigap juwita memanfaatkan keadaan itu untuk menyentuh dewa dan berusaha menggodanya.

"oh sory om.. aku nggak sengaja.." kata juwita pura-pura merasa bersalah, dia langsung mengambil tisu untuk membersihkan baju dewa yang kena siraman minumannya. kancing atas kemeja juwita sengaja dibukanya supaya belahan dadanya bisa terlihat, dan benar dewa yang  diperlakukan begitu jadi menatap juwita, sedangkan juwita dengan senyum manisnya balas melirik dewa malu-malu. untuk sesaat dewa terpaku menatap juwita, tapi kemudian wajah dewa berubah suram, itu juga hanya sesaat karena dewa akhirnya tersenyum.

"siapa namamu nona? Kamu cantik sekali.. matamu begitu indah.." kata dewa memuji, dan pujiannya terdengar tulus,

"oh halo.. namaku juwita, kamu bisa memanggilku juwi atau wita.. kalau keluargaku memanggil aku wita, sedangkan teman-temanku memanggil aku juwi, terserah menurut nyamannu.." kata juwita masih tersenyum manis, dalam hatinya dia berkata "kena kau dewa.. akan ku pastikan kau akan tergila-gila padaku" kata juwita pada dirinya sendiri.

"kalau kamu namanya siapa?" tanya juwita, dan dia mengatur rambutnya kesamping supaya terlihat seksi. Dari bahasa tubuh juwita dewa bisa berkesimpulan kalau gadis itu ingin mengodanya, dewa yang bisanya tak peduli tapi kali ini dia membiarkan gadis itu bertingkah seperti itu seakan dewa senang menikmatinya. Nick yang tadinya sedang ngobrol dengan dewa dengan enggan terpaksa menjauh, dia hanya memberikan isyarat pada dewa kalau dia akan meninggalkan mereka. Tak berapa lama dengan basa-basinya, dewa dan juwita akhirnya pindah keruang yang selalu disediakan buat dewa, disana juwita menceritakan pada dewa awal mulanya dia berkarir, sedangkan dewa hanya jadi pendengar. Sepanjang juwita bercerita dewa tersenyum dan menatap wajah juwita terpesona.

"mohon maaf ya.. aku sebenarnya masih suka ngobrol denganmu.. tapi aku harus kerja.." kata juwita dengan manjanya, dalam hati sebenarnya juwita berharap dewa akan menyuruhnya untuk tidak bekerja, tapi tidak seperti yang diharapkannya.

"ok.. silahkan..aku juga harus pulang karena masih banyak pekerjaan.." kata dewa,  dan dia langsung berdiri. juwita sedikit kecewa, tapi bukan juwita kalau cepat menyerah.

"maaf ya wha.. tapi kita akan ketemu lagikan?" tanya juwita masih berusaha menggoda dewa, dia memegang tangan dewa dan mengarahkan tangannya untuk dicium dewa, bergaya wanita bangsawan eropa tempo dulu, dewa tersenyum dan tanpa ragu mencium tangan juwita.

"itu pasti nona cantik.. dengan senang hati aku akan selalu datang untuk ngobrol denganmu.." kata dewa, lagi-lagi dia menatap dalam mata indah juwita dan dia kembali terlihat suram. Tanpa pamit lagi dewa segera pergi meninggalkan juwita yang sedang merasa senang karena keinginannya untuk menggoda dewa bisa terlaksana, meskipun dewa masih terlihat biasa-biasa saja, tapi juwita yakin kalau ada kesempatan lagi, dia pasti akan menggunakan itu dengan lebih berani lagi.

"siapa cewek itu nick?" tanya dewa pada nick ditelpon keesokan harinya.

"yang semalam menggodamu?" nick balik bertanya.

"hmm.."

"oh cewek itu.. dia namanya juwita, dia DJ didiskotik kita, anaknya baru berumur 19 tahun wha, dia artis dan model yang lagi naik daun dan kalau dia tidak lagi shooting dia pasti bekerja didiskotik kita, dia banyak membawa para penggemarnya datang kediskotik kita.. salama ini kupikir dia gadis yang baik, baru semalam kulihat dia menggodamu, tapi yaaa.. kupikir wajarlah.. siapa yang tidak tertarik dengan dewa purba sekarang ini.." jawab nick menjelaskan, dia juga sedikit bercanda.

"kau tahu dimana dia tinggal?" tanya dewa lagi.

"wha.. kalau kau hanya iseng aku sih tidak keberatan.. tapi kalau kau berniat serius.." mendengar pertanyaan dewa nick mulai kwatir.

"nggak apa-apa nick.. aku hanya ingin tahu aja siapa dia? Siapa tahu dia keluarga jauhku atau apa gitu.." jawab dewa bercanda.

"alamatnya ada didaftar pegawai aku nggak hafal, yang pasti katanya dia tinggal dengan ibunya yang janda, wha..kamu yakinkan nggak akan macam-macam? Kau masih ingatkan posisimu sekarang.." jawab nick serius, dia tak suka kalau dewa sampai tergoda.

"hahaha sudah.. nggak usah kwatir.. aku bisa jaga diri nick.." dewa menertawakan ketakutan nick padanya. Mereka masih melanjutkan pembicaraan mereka tentang proyek baru yang direncanakan dewa dan sebelum dewa mengakhiri panggilan telpon itu nick masih sempat menasehati dewa untuk tidak tergoda dan dibalas dewa dengan tawanya.  

 

Tapi walaupun nick telah melarang dewa untuk tidak tergoda, nyatanya hampir setiap minggu disaat dewa sedang tidak sibuk, dia pasti datang ke diskotik dan bar mereka itu, selain untuk bertemu juwita, dewa juga sekarang telah punya hobi yang baru yaitu mabuk.

"haaiii juwita cantiiik.. kau semakin hari semakin cantik ya.." kata dewa menggoda kali ini dia telah mabuk, juwita yang melihat keadaan dewa itu sebenarnya agak takut, tapi dia tak ingin membuang kesempatan untuk menggoda dewa.

"iya dong.. kan sengaja supaya dewa jadi makin suka dan cinta.." kata juwita balas menggoda dewa, dan dewa tertawa mendengar perkataan juwita itu.

"oh gitu ya.. terima kasih juwita.. kau memang seperti bidadari.. wajahmu cantik.. mulutmu juga manis.." kata dewa serius dia sekali lagi menatap mata juwita.

"kalau dewa mau.. aku ingin jadi pacarnya dewa.. aku ingin bermesraan dengan dewa, ingin menciummu.. bahkan ingin tidur denganmu.." bisik juwita menggoda. Dewa tak menjawab dia hanya diam dan semakin dalam menatap mata juwita,

"tapi karena aku artis aku harus menjaga reputasiku, kalau mau jadi pacarku.. Dewa Harus Menceraikan Istrimu.. kudengar kalian sekarang jarang ketemu ya.." juwita masih terus menggoda dewa,

" istriku.. iya.. aku punya istri..tapi dia tak mencintaiku.." kata dewa pelan, seperti diucapkan untuk dirinya sendiri.

"kenapa wha? Kamu mencintai istrimu? Kamu yakin?.. jadi kamu nggak mau jadi pacarku wha?.. sayang loh.. kalau kamu jadi pacarku aku akan menciummu setiap hari..dan juga kita bisa bermesraan setiap hari.." juwita tak berhenti menggoda dewa.

"jadi aku harus menceraikan istriku.. menceraikan wanita jahat itu.." kata dewa mengulang, tapi tak terduga nick masuk keruangan tempat dewa dan juwita sedang ngobrol berduaan,

"Sialan!!...Kau Mabuk Lagi Wha.. Ada Apa Sih Dengan Kamu?" kata nick kesal, dia sebenarnya tak ingin mengganggu dewa, tapi salah satu anak buahnya melapor kalau dia melihat dewa berada diruangan itu berduaan dengan juwita dan sedang mabuk, nick yang tak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada dewa, tanpa sungkan nick menerobos masuk keruangan dewa dan juwita yang sedang berduaan dan berniat membawa dewa pergi.

"maaf juwi tapi dewa kalau mabuk, dia jadi rese.." kata nick meminta maaf pada juwita, padahal sebenarnya dia sedikit kesal pada juwita yang ingin memanfaatkan keadaan dewa.   

avataravatar
Next chapter