12 Cerita 12

Pagi itu seluruh badan nami terasa sakit semua, semalam dewa seperti orang yang kelaparan, hasratnya menggebu-gebu dan seakan tak terpuaskan, mereka sudah melakukan itu dari ruang kerja dewa masih berlanjut kekamar tidur bahkan sampai tengah malam dan pagi ini juga dewa masih sempat bercanda ingin lagi, yang membuat nami jengkel bukan permintaannya tapi dewa terlihat dalam keadaan yang sangat bugar dan sangat bahagia, kenapa dia tidak kelelahan seperti nami.

"ayo bangun putri malas.. hari sudah siang.." bisik dewa ditelinga nami. Dengan malas nami berusaha membuka matanya.

"untuk sarapanmu, kamu minta sekretarismu ya.." kata nami dia telah menutup kembali matanya, dan itu membuat dewa tersenyum karena terlihat lucu.

"aku sudah sarapan, bi inah yang membuatnya.. mulai sekarang bi inah akan tinggal bersama kita lagi, semalam itu aku begitu kwatir sama kamu karena sendirian dirumah. selain itu juga supaya kamu nggak harus bangun pagi untuk membuat sarapan, pagi-pagi itu kita bisa main lagi.." kata dewa dan dibagian akhir dia berbisik dan menggigit telinga nami lembut,

"ah.. dewa aku capek sekali.. kamu kayak maniak.." sungut nami, karena dewa mulai menjilati telinga dan lehernya lagi.

"aku hanya menagih jatahku selama tiga tahun.." kata dewa dan masih melanjutkan kegiatannya itu.

"iya tapi biarkan aku istirahat sebentar wha.. lagi pula katanya kamu ada rapat dengan klien pagi ini.." nami menatap dewa memohon. Dewa jadi ingat benar kata nami, lagi pula tidak asik kalau tak ada perlawanan dari nami, akhirnya dewa menghentikan aktifitasnya itu dengan mencium bibir nami dengan lembut.

"baiklah kamu boleh istirahat sayang, tapi sebentar malam aku minta jatahku lagi.." kata dewa tersenyum,

"kalau masih capek nggak usah kekantor.. aku akan meminta ijin.."

"nggak usah aku akan tetap kekantor tapi mungkin agak terlambat.." kata nami dan kembali tertidur, sekali lagi dewa tersenyum lebar melihat tingkah nami itu, dia bukannya kasihan tapi terlihat puas.

 

 

"Apa Yang Kau Lakukan Pada Putriku Brengsek!!" loly mendorong pintu ruang kerja dikantor dewa dengan kasar, dia masuk dan diikuti nick dengan perasaan sama kesalnya dengan loly. Sedangkan didalam dewa yang sedang serius membaca proposal-proposal untuk proyek mereka melihat kearah pintu yang terbuka dengan kasar itu, dia tidak sedikitpun kesal dengan perlakuan loly itu, suasana hatinya yang sedang bahagia tak terpengaruh dengan kemarahan loly.

"Dengar Dewa.. Tempo Hari Saat Kau Membuang Jauh Putriku Aku Tak Keberatan, Selama Kau Tak Menyakitinya Itu Masih Bisa Ku Tahan, Tapi Kali Ini.. Kau Benar-Benar Keterlaluan!! Apa Kau Sudah Gila?!  Kau Berani Membawa Perempuan Selingkuhanmu Kekantor Ini?! Kau Lupa Perusahaan Ini Milik Siapa HAH?!!" kemarahan loly tak bisa ditahan lagi, tapi dewa terlihat tenang, dia sedang mengirim pesan.

[kau dimana sayang? Aku kangen..] tanya dewa pada nami lewat pesan.

[dikantor, belum lama tiba..dan banyak kerjaan] kata nami membalas pesan dewa.

[datang kekantor ku please..] balas dewa lagi

[mau ngapain? Maaf aku lagi banyak kerjaan wha..] balas nami.

[datang kekantorku nami.. aku ingin memelukmu] balas dewa bercanda, dia sedikit tersenyum, dan senyumnya itu membuat loly semakin marah.

"Sialan.. Kau Tersenyum Hah.. Kau Jadi Semakin SOMBONG Sekarang.. Jangan Pikir Aku Tak Dapat Menyingkirkanmu!! Aku Nggak main-main DEWA..dan wanita brengsek selingkuhanmu itu jangan harap bisa bertahan disini!!" geram loly semakin marah, tapi dewa sepertinya tak peduli dia membaca pesan yang baru saja dikirim nami.

[maaf wha.. aku nggak bisa.. aku terlalu sibuk..] balas nami, dewa yang membaca itu tak ingin membalas pesan nami itu, dia berdiri dari tempat duduknya dan hendak keluar dari ruangan itu.

"mau kemana kamu!!" tanya loly kesal dengan tingkah dewa yang tak peduli.

"mau memanggil perempuan selingkuhanku itu..setidaknya kalau ingin memarahinya bisa langsung ke orangnya" kata dewa dengan santainya. Loly seakan syok mendengar perkataan dewa itu.

"wha kamu apaan sih?! apa sebegitu tergila-gilanya kau pada gadis itu?!.." nick yang sejak tadi hanya diam saja jadi ikut bicara saking kesalnya melihat tingkah dewa.

"tolong tenangkan ibu mertuaku nick, aku akan kembali membawa gadis itu ke sini.." kata dewa dan langsung pergi dia tak peduli lagi dengan yang katakan loly padanya.

Dewa dengan penuh berwibawa masuk ke ruangan bagian keuangan tempat nami bekerja, hampir semua pegawai yang melihat dewa masuk melihatnya dengan perasaan masing-masing, sebagian jadi tegang, ada juga yang takut dan kagum.

Manager depatemant keuangan berdiri menyambut dewa.

"iya pak dewa ada yang bisa dibantu?" tanya manager itu pada dewa.

"iya aku hanya mau mengajak dia keruanganku.." kata dewa tersenyum dia menunjuk nami dengan matanya, nami yang baru menyadari beberapa temannya sedang menatap kagum, tegang dan ketakutan pada seseorang, jadi melihat kearah sumber yang membuat mereka seperti itu, ternyata itu dewa, nami sedikit kesal tapi takut menunjukkan dia hanya tertunjuk dan dongkol didalam hati.  

"jadi dimana selingkuhanmu itu.. nggak usah keruanganmu aku akan melabraknya disini.." loly tiba-tiba masuk dan membuat suasana jadi tegang. Dewa melirik nami dan tertawa kecil.

"maaf kan aku sayang.. aku nggak berniat begini, tapi keadaan sudah seperti ini.. komohon jangan membenciku yaa.. ini bukan kesalahanku.."  dewa tersenyum lebar, kata-katanya memohon maaf tapi suara dan gayanya tidak menunjukkan rasa bersalah, dia terlihat begitu senang.

"AYO MAJU KESINI.. SIAPA SELINGKUHAN BAJINGAN INI!!" suara loly begitu keras dan semua kepala seakan dikomando melihat kearah mereka, nami melirik kesal pada dewa tapi dia agak takut.

"ma.. tolong jangan marah ditempat ini.." suara nami seperti mencicit, loly dan nick seperti kompak langsung menatap gadis yang berbicara itu, mereka terdiam sesaat menilainya seakan tak percaya dan

"NAMI SAYANG.. kamukah INI?!" teriak loly kaget dan langsung memeluk nami, nick juga tak jauh berbeda dia langsung menatap dewa seakan mengkonfirmasi apakah itu benar nami. Sedangkan dewa senyumnya semakin lebar. Semua pegawai yang melihat itu langsung berbisik-bisik.

"bagaimana bisa kamu jadi kurus seperti ini sayang? Dewa memaksamu oplas?" tanya loly tak percaya. Dia melepaskan pelukannya dan sekali lagi melihat nami dari ujung ramput sampai ujung kaki.

"dan sebentar.. kamu sudah secantik ini, dia masih tak ingin mengakuimu sebagai istrinya? Dasar manusia brengsek!.." kata loly lagi dan menatap dewa kesal.

"ma.. dewa nggak salah.. aku yang meminta dia untuk merahasiakan ini.." kata nami pelan.

"kenapa nami?! Kau jangan mau ditindasnya.." bentak loly pada nami dan nami jadi takut, dewa yang melihat itu dengan lembut memeluk istrinya dari samping berkesan untuk melindunginya,

"kita bicarakan hal ini diruanganku ma.. semua karyawan melihat kita.." kata dewa dan menuntun nami dengan lembut menuju ruangannya.

avataravatar
Next chapter