11 Cerita 11

Dewa baru saja mengeluarkan mobilnya dari parkiran ketika harus mengerem mendadak karena seseorang dengan tiba-tiba telah berdiri didepan mobilnya,setelah dewa menyadari siapa yang menghalangi mobilnya itu, dia segera turun dari mobilnya.

"halo dewa apa kabarmu? Aku kangen banget looh sama kamu.." suara gadis itu mendayu menggoda dewa, dia berjalan mendekat pada dewa.

"kemana aja sih kamu.. kenapa tak pernah lagi dataang ke pub.. aku setiap hari menunggumu.." gadis itu mendekat dan berusaha menempel pada dewa, tapi dewa menghindar dan memegang tangan gadis itu, menariknya untuk masuk ke kursi penumpang disampingnya.

"salahkan masuk juwita.. aku akan mengantarmu pulang.." kata dewa dan menutup pintu mobilnya.

"dimana rumahmu?" tanya dewa ketika dia telah mengendarai mobilnya.

"ah dewa aku belum ingin pulang.. bagaimana kalau kita jalan-jalan dulu, atau kita ke pub milikmu itu.. atau kalau terlalu jauh, bagaimana kalau kita ke hotel yang didepan itu.." kata juwita berusaha terdengar manja dan menggoda, dia berusaha menyentuh tangan dewa, tapi dewa menepisnya.

"maafkan aku juwita, tapi aku nggak bisa..lebih baik aku mengantarmu pulang.." kata dewa dan menepikan mobilnya.

"dimana rumahmu?" tanya dewa lagi,

"kenapa kau menghentikan mobilmu?.. apa kau ingin kita bermesraan dipingggir jalan ini?" tanya juwita dan tersenyum menggoda,

"juwita, aku sedang terburu-buru untuk pulang, jadi kumohon segera kau katakan dimana rumahmu, aku akan megantarmu, atau kalau kau tidak mau, aku akan memanggilkan taksi untuk mu" kata dewa.

"ada apa sih denganmu? Tumben kau tak ingin duduk ngobrol denganku.. kenapa kau terburu-buru?" tanya juwita sedikit curiga.

"itu urusanku, pokoknya aku hanya ingin segera pulang.. jadi kumohon juwita, jangan mempersulit keadaanku" kata dewa kali ini suaranya penuh wibawa dan sangat tegas. Juwita sedikit takut menatap dewa, ternyata benar yang sering dikatakan orang-orang tentang dewa, dia seorang pebisnis yang sangat ditakuti dan disegani semua orang.

"katakanlah juwita dimana rumahmu, aku ini sedang berusaha sopan terhadap wanita" kata dewa lagi, juwita yang telah menyadari kalau dewa mulai menjauh darinya segera memainkan peran menyedihkan, dia mulai menangis dengan sedihnya.

"kamu jadi menakutkan wha.. aku masih ingin bersamamu.. jangan tinggalkan aku.." kata juwita disela tangisan kepura-puraannya, melihat juwita menangis dewa jadi teringat nami dan merasa bersalah karena terlalu sering menjadi dia sebagai tempat kekesalannya.

"dewa jangan tinggalkan aku.." juwita sedikit hesteris karena dewa keluar dari mobil dan meninggalkannya sendirian didalam mobil. juwita marah, karena sepertinya godaan yang dia lancarkan selama ini tidak berguna, dewa tak terpengaruh sedikitpun, hubungan mereka seperti jalan ditempat, dewa tak bisa dikuasainya.  "pokoknya aku harus membuat kalian cerai.." geram juwita pelan, dan mulai berpikir untuk merubah rencana dan strateginya.

Lama dewa berada diluar mobilnya, dia sibuk menelpon, kemudian datang manager juwita, dia ngobrol dengan dewa sebentar dan kemudian manager juwita itu mengajak juwita pergi.

"dewa kamu jahat.. kau tega melakukan ini padaku..padahal aku sangat mencintaimu dewa.." kata juwita masih berusaha menggoda dewa, tapi dewa hanya diam saja, dan dia baru pergi saat mobil manager yang membawa juwita pergi.   

 

Nami sedang berada diruang kerja dewa, memeriksa dan mempelajari laporan keuangan beberapa tahun sebelumnya yang dia dapatkan dari kantornya tadi sore, dia terlihat sangat serius dan tak menyadari saat dewa telah pulang.

ketika dewa memasuki rumah dia melihat lampu diruang kerjanya sedang menyala, alisnya berkerut dan mulai waspada, "siapa yang masuk ruang kerjanya?" pikir dewa tapi kemudian dia menyadari itu nami yang sedang berada disana.

"apa yang kau lakukan disini? ambilkan aku air putih.." kata dewa pada nami, nami yang tak menyadari saat dewa pulang jadi kaget, dan dengan takut dia langsung merapikan kerjaannya.

"aku tak menyuruhmu berhenti bekerja nami.., aku hanya ingin kau mengambilkan aku segelas air putih.. please nami.. suamimu lagi kehausan.." katanya tersenyum melihat tingkah nami.

"bukan segelas kopi?"

"air putih aja.. dan cepat karena aku ingin ngobrol denganmu.." kata dewa lagi-lagi dia tersenyum. Dengan cepat nami langsung pergi kedapur untuk mengambilkan segelas air putih untuk suaminya.

"terima kasih sayang.. ayo duduk disini.." dewa mengambil gelas yang ditangan nami, dan menepuk kursi disampingnya tanda kalau nami harus duduk disampingnya itu. dengan agak takut nami duduk ditempat yang ditunjukkan dewa untuknya. Saat dewa meminum airnya nami sedikit terpana, dia selalu memuja  apapun yang dilakukan suaminya, tapi kemudian dia sadar dan menundukkan kepalanya karena salah tingkah.

"katanya kamu mau makan malam dengan klien kenapa masih jam sembilan sudah pulang?" tanya nami agak takut.

"emangnya harus sampai jam berapa?.. Kenapa?.. kau takut ya aku akan mempergokimu lagi selingkuh?"  dewa balik bertanya dengan sirik.

"kenapa sih kau selalu berkata aku selingkuh.. aku tak pernah selingkuh dewa.." kata nami pelan, dia sebenarnya kesal pada dewa tapi dia tak berani memarahi dewa.

"kalau kau tak mau mengakuinya jadi uang itu kau apakan? Dan kenapa waktu itu kau meminum pil kb? kau tak ingin punya anak darikukan?.." tanya dewa dan menatap nami malas, dia tahu pasti nami tak akan pernah cerita seperti biasa kalau dia bertanya soal itu. Nami juga menatap dewa, tapi buru-buru menundukkan kepalanya lagi karena takut.

"soal uang itu aku masih belum berani cerita.., tapi kalau soal pil kb itu.. itu bukan karena aku tak ingin punya anak darimu.. aku hanya.."  nami menghentikan ceritanya, dia ingin melihat reaksi dewa, tapi reaksi dewa tak berubah dia masih saja menatapnya malas.

"soal pil kb itu.., mama yang menyuruhku meminum itu, katanya kita itu baru bertemu, bisa saja kamu akan bosan padaku dan mencari wanita lain, jadi kata mama lebih baik aku jangan dulu hamil.. tapi ku mohon kamu jangan memarahi mama ya.." kata nami dia tiba-tiba jadi takut dewa akan memarahi ibunya. mendengar itu dewa hanya diam, dia menatap mata nami, mencari kebenaran disana.

"trus soal uang itu untuk apa?" tanya dewa lagi

"sudahku bilang soal uang itu aku tak mau cerita.." kata nami kesal, karena dewa kembali bertanya soal itu. dan mereka saling menatap untuk sesaat.

" jadi kalau sekarang kita tidur bersama lagi, kau masih akan meminum pil kb lagi?" tanya dewa, tatapan nami sedikit kaget, dia langsung menundukkan kepalanya agak malu.

"aku tak akan memarahi mamamu asalkan kau mau merayuku sekarang.." kata dewa dengan suara menggoda dan menentang, saat nami mendengar perkataan dewa itu dia sedikit kepanasan, seperti seseorang telah menaikkan suhu diruangan itu.

"tapi aku belum pernah merayu.." kata nami pelan dan hampir pada dirinya sendiri, tapi walaupun pelan dewa tetap mendengarnya dan dia tersenyum,

"nggak usah kwatir aku akan mengarahkanmu..ayo di mulai nami.. cium seluruh wajahku dengan lembut, kemudian bibirku dengan mesra.." nami menatap dewa kaget tapi mata berkabut penuh hasrat, melihat itu senyum dewa semakin lebar.

"sekarang? Disini?.. tapi ini.." belum selesai nami berbicara dewa telah mencium bibirnya dengan lembut dan bergairah, mungkin karena terlalu lama tak bercinta dengan istrinya dewa merasakan kebutuhan seksualnya tak bisa ditahan lagi.

"iya disini sayang.. aku menginginkanmu sekarang.." bisik dewa serak penuh hasrat.

avataravatar
Next chapter