1 Perselingkuhan

Sudah satu jam aku mengikuti mobil Calvin, tunangan ku. Dan kini mobil Calvin masuk ke Sebuah hotel. Tidak salah lagi! Calvin pasti akan selingkuh! Hmpttt!!!

Enam bulan lalu, Aku telah memergoki nya Selingkuh dengan Yanti, sekertaris lamanya. Aku telah melaporkan semuanya Pada Ayahku, Yang juga merupakan atasan Calvin, Tunangan ku itu di perusahaan Ayahku. Tapi....Calvin langsung datang Pada Ayahku, Dan berjanji untuk tidak Mengulangi perbuatannya. Calvin malah menyalahkan Yanti yang katanya, telah menggoda nya Habis-habisan.

Ayah ku percaya, Dan menerima kembali Calvin Sebagai calon menantunya. Aku di bujuk untuk kembali mempercayai Calvin. Dan dengan berat hati, Aku terpaksa menerima nya Kembali. Aku sadar, Bagaimana pun, Ayahku tak akan mungkin melepas Calvin. Karena Calvin sejak dulu, Adalah pegawai berprestasi di Kantor Ayah ku, Yang bergerak dalam investasi saham. Calvin lah yang selama Lima belas tahun terakhir ini, Menjadi sosok di balik sukses nya perusahaan ayahku Menjadi perusahaan Investasi saham Nomor satu Di negeri ini.

Sejak peristiwa itu, Aku telah menjaga jarak Dari Calvin, Tapi statusku tetap Sebagai tunangan nya.

Walaupun Yanti sudah Dipecat Calvin, Tapi bukan berarti, Calvin sudah berubah. Baru-baru ini, Aku kembali dapat rumor Tentang hubungan Calvin dengan Sekertaris baru nya Yang bernama esy. Dan malam ini, Aku memergoki Calvin dan esy, Disebuah restoran. Mereka berdua, keluar Dari sebuah ruang privat, Yang tersedia di restoran itu. Mereka tidak sadar, Kalau aku sedang makan Bersama beberapa teman SMA ku. Untung saja, Hanya aku yang melihat Calvin. Sehingga aku tidak terlalu malu, Didepan teman-teman ku.

Aku segera meninggalkan Teman-teman ku Dan mengikuti Calvin dan Esy, Ke sebuah hotel. dari jauh, Aku melihat Saat Calvin dan Esy Mengambil key card Di meja resepsionis hotel. saat mereka meninggalkan Meja resepsionis. Aku segera bertanya Ke petugas di meja resepsionis,

"Mbak, numpang nanya, Pasangan yang tadi Mau ke kamar nomor berapa ya? Soalnya ada barang mereka yang Kelupaan di taksi online ku." Tanya ku berbohong Ke petugas resepsionis.

"Mereka di lantai 22 Kamar 2207. Tapi biar petugas kami yang Akan mengantar barang nya." Kata resepsionis ramah.

"Tidak!!!! Aku harus mengantarnya sendiri. Petugas kalian Bisa mengantarku ke sana." Kata ku bersikeras.

"Baiklah. Silahkan." Kata resepsionis. Setelah itu dia memanggil Seorang petugas lelaki Yang langsung mengantarku Ke lift.

Dalam lift, Hatiku sudah penuh dengan Emosi. Ada rasa marah, kecewa, Benci menjadi satu. Ingin rasanya,Aku mendobrak pintu kamar Mereka dan begitu Esy keluar, Aku ingin segera Menjambak rambut Perempuan itu.

Beberapa saat kemudian, Sang petugas menunjukkan Kamar Calvin. Di depan kamar, Aku pura-pura mencari sesuatu Di tas ku. Padahal maksud ku Adalah : Aku ingin mendengar dulu Percakapan di dalam kamar.

Petugas yang mengantarku, Kemudian meninggalkan aku, Karena ada tamu lain Yang memanggil nya. Melihat kesempatan itu, Aku segera menempelkan Telinga ku Di pintu kamar hotel. Sayup-sayup Aku dapat mendengar Suara Calvin di sana.

"Tenang sayang. Kalau pun, Aku nanti sudah menikah, Kita akan selalu Melewatkan banyak malam bersama." Terdengar suara yang sangat akrab Di telinga ku. Karena itu, Adalah suara Calvin, Bajingan yang sudah Dua tahun ini, Memacari ku.

"Kalau kamu sudah menikah. Kamu pasti melupakan aku." Terdengar suara cewek, Yang aku yakin pasti kalau itu adalah Suaranya Esy.

"No...Siapa yang mampu Meninggalkan wajah cantik mu. Chelline mungkin akan Jadi nyonya rumahku, Tapi tidak lebih dari itu. Dia hanya sekedar Pijakan bagiku, Untuk meraih kesuksesan.Tapi kamu akan menjadi Kekasih ku tersayang Dan yang akan selalu Mendapat semua harta Dan hasil kesuksesan ku." Kata Calvin lagi.

"Oh. Benarkah? Janji ya?" Kata Esy dengan nada manja.

Setelah itu, hanya Terdengar lenguhan dan bisikan Di dalam kamar. Semakin lama, Suara mereka Semakin hot dan penuh nafsu. Aku berlari menjauhi kamar itu. Aku membatalkan rencana ku Untuk mendongkrak pintu. Kata-kata Calvin itu, Bak tombak yang menusuk dadaku. Aku rasa tidak ada artinya lagi, Mempertahankan perasaan ku Kepada Calvin. Aku tak lebih hanya Pijakan atau batu loncatan Bagi karier Calvin. Aku sama sekali tidak ada Arti nya bagi Calvin.

Selama dua tahun ini, Aku berusaha menjaga hati ku Hanya untuk Calvin. Walaupun Winston, mantan terindah ku, Mengejar-ngejar ku lagi, Tapi Aku tetap setia Kepada Calvin. Tapi Ternyata ini balasan Dari Calvin. Aku segera menghambur Masuk ke dalam lift. Aku sendirian di dalam lift.

Saat ini, Pikiran ku bekerja jauh. Aku ingin sekali membalas Perlakuan Calvin kepada ku. But, How? Sesaat kemudian terbersit Sebuah pikiran nakal Di otak ku. Aku akan tidur Dengan siapa pun Yang saat ini, Masuk ke lift ini. Tentu saja, Aku masih normal. Jadi Kalau yang masuk, Adalah seorang cewek, Atau seorang kakek-kakek, Maka Aku akan Membatalkan niatku itu. Tapi Kalau yang masuk lift Adalah seorang cowok, Maka aku akan melakukan nya. Aku akan menggoda nya, Aku tak peduli dia tampan Atau tidak. Yang penting, Aku harus melakukan nya saat ini juga, Aku harus membalas Perbuatan Calvin Dan Esy kepada ku.

Ting nong.

Bunyi suara lift, Yang menandakan pintu lift Akan segera terbuka. Saat ini, Aku ada di lantai 16. Seorang cowok tampan Berwajah imut Masuk ke dalam lift. Dia sempat menatap ku sekilas, Kemudian dia berdiri di belakang ku Sambil bersandar dengan cueknya Di dinding lift.

Aku sempat takjub sesaat Akan ketampanan cowok ini. Cowok ini, Pasti adalah idaman Banyak cewek ABG. Kulit nya putih Dengan perawakan tinggi besar dan berdada bidang. hingga sempat membuat Konsentrasi ku buyar.

Tapi aku tak ingin berlama-lama, Aku segera menjalankan aksiku. Saat lift agak bergoyang sedikit Dan sebenarnya Kakiku bisa menahan nya, aku memilih Untuk menjatuhkan tubuhku Ke belakang. Ke arah cowok tampan itu

Dan...

Sesuai dugaan ku, Cowok itu menahan tubuh ku Dengan ke dua tangannya .Tak ampun lagi, Kedua tangannya, Masuk menyusup diantara Dua lengan dan tubuh ku. Alhasil Dada ranum ku Langsung tersentuh Bahkan tergesek dengan Ke dua tangannya.

Tubuhku yang kubiarkan Tanpa tenaga, Kini bersandar penuh Pada tubuh cowok itu. Setelah sukses dalam Langkah pertama, Aku pun melakukan Langkah ke dua, Yaitu Pura-pura pingsan.

Dengan akting setengah pingsan, Aku berbicara Seperti orang mengigau, Cowok itu, Mendekatkan telinganya Ke mulut ku Untuk mencoba mengerti maksud perkataan ku.

Hal itu, Semakin membuat aku Berada dalam posisi Dipeluk oleh nya. Aku semakin tidak kuasa Menghentikan nafsu di dadaku.

"Bagaimana kalau aku mengantar mu Ke rumah sakit." Bisik cowok itu, Yang nampak prihatin Dengan keadaan ku.

"JANGAN!!!! Aku tidak apa-apa. Aku cuma ingin tidur, aku merasa lemah sekali." Kata ku yang sempat bersuara nyaring, Tapi diakhiri dengan bisikan.

"Baiklah. Kamarmu di lantai berapa? Biar aku mengantar mu." Kata cowok itu lagi.

"Aku hanya berkunjung disini. Aku tak membuka kamar disini."kata ku, sambil berharap Cowok itu, mengerti maksud ku.

"Kalau begitu. biar ku antar ke kamar teman mu itu."Kata cowok itu lagi.

Mendengar itu, aku segera melepaskan diri dari pelukan nya dan mencoba berjalan dengan gaya yang kubikin seakan masih agak berat dan berkata."Dia sedang bersama selingkuhan nya di kamar. aku tidak mungkin kesitu."

"Oh. i'm sorry."Kata cowok itu sambil memandang ku dengan penuh perhatian.

"That's Ok. bukan salahmu."kataku, bersamaan dengan terbukanya pintu lift. di lantai bawah. aku baru saja hendak melangkah keluar, Ketika, cowok itu menahan ku.

"Kalau kepala mu masih pening? jangan memaksa kan diri. kau boleh tidur di kamar ku."Kata cowok itu. aku membalikkan badan

dan mengangguk lemah.

avataravatar
Next chapter