2 1

Hari telah berlalu ribuan hari, setelah hari ini, usia ku telah memasuki 20 tahun, aku Abiyu, bukan kebetulan dikota ini, tak mungkin mudah untuk melupakan kota ini.

___

Ada hal yang telah berjalan sendiri nya, ada hal yang harus Aku mulai, tak cukup banyak yang Ku perhatikan, hanya saja keberuntungan selalu membuat Ku mengerti banyak hal,

Aku sendirian dikota ini, Ayah Ku meninggal waktu umurku 3 tahun, lalu Ibu Ku menikah lagi, semua hanya berjalan dengan semesti nya, Aku anak kecil, dan mereka yang menyetir kisah nya. Entah apa yang salah dengan pikiran ini, singkuh menjadi Hantu dipikiran Ku, lalu ada sedikit perubahan dengan tingka Ku, banyak pertanyaan datang, mungkin kesalahan terbesarku, merantai masalah hidupku, dengan masukan orang lain, yang sudah jelas prinsip hidup berbedah.

Aku masih ingat hari itu, hari dimana Aku mulai membenci untuk pulang,

____

Pagi ini seperti biasa, seorang anak kecil yang akan mengikuti ujian sekolah nya, tibah tiba "hancur pikiran nya," hanya karena merasa dibohongi oleh sebuah janji.

Aku tak seperti biasa nya hari ini aku tertunduk lesu, pikiran ku kacau hari ini, harapan dan kekecewaan memenuhi pikiran Ku.

"Kau kenapa?"

"Tidak apa-apa bu," dengan cekung mata yang berbedah dengan biasa nya, antara sedih dan amarah.

"Semangat sekolah nya ya," tangan lembut mengacaukan rambut yang harus disisir ulang.

"Ibu kerja hari ini? Nanti pulang sekolah Abiyu mau nanya!"

"Iya, nanya apa nanti jam makan siang Ibu kembali kerumah," jawab Ibu.

Aku coba menenangkan pikiran ku pagi ini, karena tuntutan sekolah. "Siapa yang akan mengerti diriku?" Jika bukan pikiran ku,

aku tak akan bercerita bagaimana aku menyelesaikan ujian ku disini.

Akhirnya ujian pun selesai, aku kembali Kerumah, rupanya ibuku telah menunggu. Aku tak menyapah nya, seperti nya ia juga masih terlalu sibuk. Aku hanya masuk ke kamar dan mengganti pakaian, lalu setelah usai, Aku hanya terlamun sendirian, Aku ketakutan, ya mungkin ini gambaran untuk kata gugup Ku menyampaikan.

Lalu Ibu memamggil Ku.

"Biyu..," teriak ibu.

Aku mendengar nya tapi tak menjawab nya. Aku hanya membuka pintu lalu menghampiri nya.

"Bu, ibu mau mengasingkan ku?" Air mata ku seketika jatuh, kepalah ku hanya tertunduk lesu.

Ibu terdiam sejenak, "Mengasingkan bagaimana?" Tanya Ibu.

"Aku melihat pesan di handphone Ibu," Aku masih menangis.

"Ibu tidak mengasingkan mu, bagaimana bisa seseorang yang menjadi tujuan hidup Ibu, harus Ibu asingkan, kau masih terlalu kecil untuk mengerti Nak, tak akan ada pelajaran yang akan kau petik hari ini, meski Ibu beritahu semua nya." Jelas Ibu yang tiba tiba merangkul Ku,

Dan benar, pikiran Ku hanya bertanya "ada apa?" Tapi aku masih membenci Ibu, mulai hari itu. Ya mungkin sulit untuk meyakinkan anak dimasa Aku waktu itu.

Lalu hari hari Ku habis dalam pertikaian dengan Orang tua Ku setelah hari itu. Tak ada keharmonisan. Aku merasa orang yang paling menyedihkan saat itu. Tak ada yang bisa dibenarkan.

Mungkin Ibu Ku juga terpuruk waktu itu. Hingga rumah seperti neraka, bukan cuma aku yang menjadi pikiran nya saat itu, mungkin juga Ayah tiriku.

Setelah hari itu juga ibu ku sering bertengkar dengan Ayah tiru ku. Hingga memakasa berpisah di pengujung chapter ini.

Ya Ibu ku menjanda lagi.

__

Bersambung..

Ini bukan janji cuma penyemangat nulis aja, tolong ingatkan jika lupa, jadi setiap chapter yang saya buat akan ada kelipatan kata contoh gini kemaren 250 kata besok harus 500 kata. Tapu hanya berlaku 250 kata ya. Tolong ingatkan kalau suka tolong semangatin kalau enggak abaikan saja terimakasih.

avataravatar
Next chapter