41 Roh iblis

"Roh iblis sebenarnya adalah iblis yang kini keberadaan nya hanya dianggap sebagai legenda belaka. Penyebutan 'Roh' itu dikarenakan mereka bukan iblis asli melainkan Roh suci malapetaka." Aldero menjelaskan hal tersebut pada Stacey yang sebelumnya bertanya pada dirinya.

Stacey mengangguk paham,

"jadi bagaimana dengan roh iblis yang ada didalam tubuh Erissa?" Stacey kembali membuka mulutnya untuk bertanya.

'Bruukkkkk'

Aldero dan Stacey langsung menoleh ke arah sumber suara, itu seperti suara seseorang menabrak dinding.

Aldero dan Stacey tak menghiraukan suara tersebut hingga akhirnya ada seorang nenek tua yang muncul melalui jendela.

"Nenek Helta???" Stacey berujar heran sembari berjalan menuju nenek Helta untuk membantu si nenek.

"Roh iblis, biarkan aku bertemu dengannya." Seru nenek Helta dan segera berjalan menuju ruangan dimana Erissa dirawat dengan tergesa-gesa.

Aldero dan Stacey mengikuti nenek Helta.

"Kau, sudah lama tak bertemu nek." Ujar Aldero hangat di tengah perjalanan mereka.

"Nak Aldero? Nanti saja bicaranya, ada yang lebih penting saat ini." Nenek Helta membalas perkataan Aldero dengan sedikit dingin.

Apa yang dikatakan nenek Helta ada benarnya, roh iblis yang bersemayam di tubuh Erissa bisa jadi sangat berbahaya.

"Dia adalah seorang penyihir hebat yang telah hidup selama ratusan tahun, mungkin dia tau mengenai hal ini." Jelas Aldero pelan di telinga Stacey.

Penjelasan Aldero membuat Stacey paham dengan keadaan sekarang, tak dia sangka ternyata Aldero mengenal nenek Helta ini.

Nenek Helta mendekatkan diri pada tubuh Erissa yang sedang tertidur, nenek Helta mengucapkan sebuah mantra yang sangat asing di telinga Stacey.

"Mantra itu, jangan coba-coba disini." Kata Aldero dan berusaha menghentikan nenek Helta.

"Tenang saja, kau pikir siapa aku." Ujar nenek Helta yang sangat tenang dan senyumnya yang menghiasi wajah keriputnya.

Usai mengucapkan mantra, suhu udara di ruangan tersebut tiba-tiba turun drastis. Meidiva yang tak sengaja lewat ruangan Erissa pun langsung memasang sihirnya agar tak ada yang bisa masuk.

Sinar merah redup menyinari tubuh Erissa, simbol hitam pekat dan mata merah pun muncul seperti sebelumnya.

Senyuman nenek Helta semakin melebar, dan roh iblis itu kembali terbangun. Aldero sangat bingung apa yang ingin di lakukan oleh nenek Helta. Tak ada tanda-tanda membahayakan kecuali teriakan roh iblis tersebut.

"Tenanglah, aku tau apa yang kau butuhkan." Ujar nenek Helta dengan lembut pada roh iblis itu.

"Cepat ambilkan air suci dan kacang di pohon suci!" Perintah nenek Helta pada Aldero, Stacey dan Meidiva.

Awalnya mereka yang disuruh benar-benar berdiam diri dengan penuh tanda tanya. Apakah nenek Helta ini sedang bergurau atau tidak, namun Aldero cepat tersadarkan dan membawa kedua anak buahnya untuk mencari apa yang disuruh.

"Tak ada penjelasan, yang pasti kita harus cepat membawakan apa yang disuruh oleh nenek Helta. Percayai kata-kata nya, apa yang dia katakan selalu benar adanya." Aldero menjelaskan hal tersebut di tengah perjalanan mereka menuju pohon suci.

Stacey baru tau kalau ada kacang di pohon suci ini, dirinya menaiki sihir air nya untuk mencari kacang di pohon suci yang sangat tinggi ini.

Di ujung matanya, Stacey menangkap bayangan putih di bawah.

Dengan sigap dirinya mendatangi bayangan putih tersebut dan tersenyum kecil setelah bertemu dengan bayangan putih yang ternyata adalah ayahnya.

"Kacang yang kau cari takkan bisa kau dapatkan dengan cara biasa begitu juga dengan air suci yang ingin kau ambil. Itu sedikit petunjuk dari ku." Kata Daminson dengan tenang dan tersenyum hangat melihat putrinya.

"T-tuan Daminson?"

avataravatar
Next chapter