45 Petunjuk Terakhir

"Sudahlah, jangan memancing pertengkaran. Yang disampaikan Amanda hanyalah opini tanpa bukti yang jelas. Kalian berdua datanglah ke ruangan ku, Stacey juga, hanya Stacey tanpa Jason." Kata Aldero dingin menenangkan para anak buahnya yang menyudutkan Erissa.

Bawahannya langsung terdiam seribu kata, tak ada yang berani membuka suara.

Stacey pun masih tak mengetahui mengapa Aldero juga turut memanggilnya, Stacey hanya mengikuti perintah dari atasannya. Pikirannya kali ini mengacu pada perpustakaan reruntuhan yang dimaksud oleh nenek Helta.

"Pertama aku tak peduli jika Amanda kehilangan darah rasnya namun bagaimana dengan Amanda sendiri? Kedua, roh iblis yang berada di tubuh Erissa masih abu-abu artinya masih belum di ketahui apakah dia baik atau jahat dan yang terakhir. Stacey, kau bukan dari dunia ini, satu yang pasti berhati-hatilah."

Aldero menjelaskan alasannya memanggil ketiga anak buahnya ini, penekanan pada kalimat akhirnya membuat Stacey bangun dari lamunannya.

Kedua temannya terlihat terkejut dengan fakta bahwa Stacey bukan berasal dari dunia ini, tentu saja mereka berdua tak percaya namun Aldero tak pernah berbohong sekalipun.

"Memang sulit untuk dipercaya tapi percayalah, hal ini juga sulit untuk dijelaskan." Aldero menambah kan setelah melihat reaksi Erissa dan Amanda.

Amanda berujar bahwa dirinya juga tak apa-apa kehilangan darah rasnya, Erissa berdiam diri karena tak tau harus menjawab apa.

Stacey mengangguk paham, Aldero menjelaskan hal lain mengenai beberapa peristiwa dan pergerakan dari FREENITY.

Usai menjelaskan hal tersebut, Aldero mempersilahkan anak buahnya untuk undur diri. Erissa dan Amanda kembali ke kamar mereka sedangkan Stacey masih bertahan di ruangan Aldero.

Aldero memberikan waktu bagi Stacey untuk menanyakan suatu hal.

"Perpustakaan reruntuhan." Kata Stacey singkat, matanya terlihat tegas dan percaya diri.

"Itu? Pergilah ke perpustakaan guild ini, cari saja dengan teliti dan kau akan mendapatkan buku yang kau inginkan." Aldero berujar, dirinya membalikkan badannya hingga membelakangi Stacey, Aldero menatap taman guild ini dari balik jendelanya yang besar.

Stacey menurut, dirinya merasa bodoh karena tak melakukan hal ini sedari tadi.

Stacey bertanya pada penjaga perpustakaan dimana buku mengenai perpustakaan reruntuhan berada, tak mungkin dia mencari satu persatu buku yang ada disini.

Penjaga perpustakaan tersebut memberitahukan letak dimana buku yang dicari Stacey di letakkan, Stacey berterima kasih lalu pergi mencari buku itu.

Stacey mencari dengan teliti dan lebih mudah dari yang dibayangkan, Stacey mengambil buku tentang perpustakaan reruntuhan dan tak sengaja menjatuhkan 3 buku lainnya.

Stacey mengembalikan buku-buku tersebut ke tempat asalnya, buku terakhir benar-benar menarik perhatiannya. Sebuah buku dengan lambang Panavela tercetak jelas di halaman depan buku tersebut walau banyak debu yang menutupi nya.

Stacey membuka lembaran dari buku berdebu tersebut, tak ada yang mengetahui keaslian buku ini dan tak ada yang mengetahui siapa penulis yang telah menulis buku yang berjudul 'Lembaran Baru Dunia' ini.

"Kehilangan darah ras, peristiwa memalukan karena kau sudah melakukan hal tabu yang seharusnya tak kau lakukan." Stacey membaca pelan sebuah kalimat ketika dirinya membaca halaman mengenai darah ras.

Stacey bingung, jelas berbeda dengan kehilangan darah ras yang ia dengar sebelumnya. Stacey gak melanjutkan bacaannya di buku tersebut, Stacey beralih ke buku perpustakaan reruntuhan.

Sebenarnya tak jauh dari guild Rafoxa, perpustakaan reruntuhan itu berada di antara ibukota dan guild Rafoxa. Tapi yang menyulitkan adalah perpustakaan itu adalah sebuah dungeon kuno, hanya beberapa orang yang bisa menemukan nya dengan mudah.

Beberapa jalan masuknya pun diberi jebakan yang masih aktif, tercatat yang pernah menjarah isi dungeon ini hanya 3 orang. Tak semua berhasil dijarah namun membawa hasil yang cukup.

Banyak orang yang tertarik namun bahaya ancaman nyawa ada didepan mereka.

Stacey sudah memutuskan akan pergi ke dungeon tersebut, tentu saja Stacey akan mengajak Jason, ya hanya Jason.

Alasan kenapa Stacey tak mengajak kedua temannya yang lain karena Stacey tau mereka pasti kelelahan mengahadapi hari yang sangat tak biasa.

"Ancaman lainnya dari dungeon ini adalah FREENITY." Gumam Stacey pelan pada dirinya sendiri, dirinya berniat langsung pergi tanpa memberitahukan Aldero terlebih dahulu.

"Kita pakai surat saja untuk meminta ijin." Tiba-tiba ide cemerlang muncul di benak Stacey yang Stacey utarakan dengan nada pelan.

Hatinya sudah mantap hingga dirinya tak bisa tidur di malam hari yang dingin padahal rembulan sudah menyuruh Stacey untuk tidur.

avataravatar
Next chapter