7 6

Pagi yang cerah...

Awal yang indah untuk memulai hidup. Sudah 5 bulan berlalu sejak aku mengujungi jasa program diet itu.  

Dan akhirnya sekarang aku malah terikat dengan program itu, yaaa... Aku berhasil menurunkan 70 kg berat badanku dalam lima bulan dan itu artinya dalam sebulan aku mampu menghilangkan 14 kg berat badanku.

Rasanya seperti keajaiban yang tak menyenangkan bagiku, sebab aku sudah terbiasa hidup dengan olokan orang-orang yang menghina bentuk tubuhku dan sekarang dengan tinggiku yang mencapai 180 cm aku hanya perlu menurunkan 15 kg untuk mencapai berat badan idealku.

Kutatap jam dinding dengan suasana hati yang tak karuan, 15 menit lagi giliranku untuk konsultasi menu selanjutnya untuk program dietku.  Ingin rasanya aku beranjak lalu pergi memakan semua makanan favoritku tanpa harus memikirkan masalah berat badan tapi sayang saat niatku sudah bulat seorang suster memanggilku.

"silahkan masuk nona, sekarang giliran anda" ucapnya dengan sopan. Oh ya, panggilan nona yang terdengar manis ditelingaku belakangan ini, tak ada froke lagi ataupun madam.

Aku duduk diam dihadap dokter july, dia terus memuji progresku yang menurutnya sungguh sangat baik.  Tapi lagi-lagi rasa galau mulai menyelimutiku.

"aku yakin jika kau mampu menurukan 15 kg lagi maka kau akan segera mendapatkan pasangan hidup miss froke" ucapnya menggebu-gebu.

"aku sudah menikah doc" jawab lesu

"oh, maafkan saya, saya lupa membaca data anda dengan detail" lalu dia mencoba mengutak-atik dokumen tentang diriku.

"tak masalah, lagi pula aku memang tak menulisnya" ucapku dan dengan cepat dia kembali menutup dokumen itu.

"baiklah, aku akan menuliskan menu makananmu selanjutnya dan jangan lupa untuk tetap mempertahankan berat badanmu miss froke, agar suamimu tak bermain gila diluar sana" nasehat yang tak berguna. Oh yaa, apa katanya SUAMI?  apa aku benar-benar memilikinya?  Oh entalah.

*****

Sudah lama aku tak mampir melihat james, mungkin mendatanginya dimusim salju ini dapat membuat hatinya sedikit dingin menyurupai salju.

Ku ketuk pintu perlahan dan tak ada sahutan sedikitpun lalu aku mencoba memencet bel dan hasilnya sama saja.

Baru saja aku akan melangkah pergi, suara pintu yang akan terbuka membuatku kembali menoleh.

James menatapku tajam.

"hai, bolehkah aku masuk?" ucapku yang sedikit canggung bertemu dengannya.

"siapa kau?" tanyanya, mendengar pertanyaan anehnya seketika mataku membulat terkejut.

"apa kau tak mengenalku?" tanyaku balik.

"ya, aku tak mengenalmu" tatapannya semakin tajam.

"baiklah, kalau begitu biarkan aku masuk" kuterobos tubuhnya yang menghalangiku didepan pintu.

"hey nona, kau memang cantik dan menarik" well dia memujiku untuk pertama kalinya tapi bukankah pujiannya terdengar seperti rayuan "tapi kau tak bisa masuk begitu saja dirumahku, jika momku tahu dia akan memarahiku" aku tertawa mendengarnya.

"your mom?  Lagipula mom takan marah kalau aku datang kesini, inikan juga rumahku" kataku santai.

"ayolah, kau jangan main-main denganku, aku mohon keluarlah, kita bisa bertemu diluar dan tinggalkan saja nomer ponselmu sebab pasti aku akan mengubungimu" dia pikir aku akan termakan dengan rayuannya, dasar anak kecil.

"kau sudah memiliki nomer ponselku,  untuk apa aku meninggalkannya lagi?" dia menatapku bingung "sudahlah berhenti saja kau ucapkan omong kosongmu itu, aku ingin kekamarku" kutinggalkan james yang mematung dan langsung keatas ke kamarku.

"hey, sudah kukatakan, kau tak bisa seenak itu dirumahku, apalagi kau berada dikamar phant, jika dia tahu kau berada disini maka dia akan memarahiku, ayo turun" james menarik tanganku.

"aku tak ingin turun kemanapun, ini kamarku biarkan saja aku berlama-lama disini" protesku.

"kau jangan bercanda nona, ini kamar phant, kau tau dia wanita gila yang bertubuh besar seperti gajah dan wajahnya sangat buruk setelah melihatnya mungkin kau akan ketakuan jadi lebih baik sekarang kau ikut turun denganku" james kembali menarik tanganku dan dengan cepat aku mencoba melepaskan genggamannya dan opssss dia terjatuh.

"awww, kau sangat kuat" dia menjerit kesakitan.

"baiklah, aku bosan denganmu yang Berpura-pura tak mengenalku, dengarkan aku baik-baik tuan james wiliams, aku cindy froke kakakmu jadi kau tak bisa melarangku masuk dikamarku sendiri" aku mulai bosan bermain drama bodoh ini.

"apa kau sudah gila" ucapnya lalu tertawa mengejek.

Melihatnya menertawakan seperti itu membuat emosiku sedikit meningkat dan dengan cepat aku mengambil id cardku lalu menyerahkan padanya.

"lihatlah kalau kau tak percaya" ucapku ketus.

"benarkah?" dia menatapku jauh lebih tajam dari sebelumnya dan mulutnya terbuka lebar "aku tak percaya?" dia mengguncang-gucang tubuhku.

"hey, bisakah kau berhenti anak kecil, kau membuatku pusing" protesku.

"apa ini benar-benar kau?" tanya yang masih tak percaya.

"ya ini aku, kau masih saja idot" makiku.

"bagaimana bisa kau berubah secepat ini?  Apa kau melakukan operasi plastik dan sedot lemak?" pikiran bodoh apa yang dipikirkan anak ini.

"aku tak sekolot itu untuk melakukan operasi plastik dan sedot lemak lagi pula itu biayanya sangat mahal" terangku.

"lalu kenapa bisa kau berubah sedrastis ini? Bukankah kau baru menikah hampir setahun dan itu artinya aku tak bertemu denganmu hampir setahun juga tapi kau sudah berubah secepat ini" james mulai bersikap seperti wartawan.

"aku mengikuti program diet james dan melakukan beberapa treatment perawatan wajah termaksud operasi mata dan filler bibir"

"woow, kenapa tak dari dulu saja kau tak melakukannya kalau tau kau bisa secantik sekarang!! Jika dari dulu kau seperti ini aku akan dengan senang hati memperkenalkanmu pada teman-temanku" dasar anak bodoh.

"apa kau masih punya pertanyaan lagi? Jika tidak turunlah sekarang karena aku ingin beristirahat" aku mendorong tubuhnya keluar.

"tunggu dulu phant" dia masih saja memanggilku phant "aku akan memotretmu" dengan cepat james merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya lalu memotretku "woow dalam gaya apapun kau terlihat cantik dan oh tuhan ternyata wajahmu sangat mirip dengan ibu tapi iris matamu saja yang berbeda dan tentu saja bibirmu yang terlihat sangat seksi" kuhumbuskan napasku mendengar pujian tak berbobot james.

"pergilah aku ingin istirahat" ucapku melemah.

"baiklah phant, aku akan mengirimkan fotomu pada ibu" ucapnya.

"terserah kau james" kataku pasrah.

Setelah james pergi aku merebahkan tubuhku di atas tempat tidur favoritku. Terlalu banyak kenangan disini dan aku merindukannya terutama tubuh gemukku.

****

Aku terbangun dari tidur pulasku dan oh tuhan aku lapar. Kuputuskan untuk mencari bahan makanan didapur dan ternyata isi kulkas james dipenuhi dengan makanan kemasan yang tak bisa kukonsumsi.

"kau sedang mencari apa phant?" tanya james yang tiba-tiba muncul.

"apa kau selalu memakan makanan tak sehat ini?" tanyaku.

"ya tentu saja lagipula semua itu enak, apa kau tak bisa mengkonsumsinya?"

"ya, semua itu makanan berat dan tak cocok untukku" padahal sebenarnya aku ingin sekali memakan semua itu tapi entah kenapa kalimat dokter soal kesehatan berdasarkan pola makan dan hidup sehat selalu saja mendominasi otakku.

"baiklah, kalau begitu kita makan diluar saja, kali ini biar aku yang traktir sekaligus merayakan perubahanmu" ucapnya semangat.

"dasar anak sinting" ucapku dan malah dibalas tawa olehnya. Sungguh dia sosok james yang berbeda dari yang kukenal.

****

"ada apa denganmu phant" tanya james "apa kau tak nyaman?".

"ya aku tak nyaman, dari tadi semua orang terus melihatku"

"mulai sekarang kau harus terbiasa dengan tatapan orang-orang lagi pula mereka memujamu bukan mencacimu seperti dulu"

"benarkah?" entah mengapa aku lebih suka mereka tak menyadari kehadiranku seperti dulu.

"kau ingin makan apa?"

"entahlah james, tiba-tiba selera makanku hilang" ucapku sambil membolak-balik buku menu dengan bosan.

"ayolah phant, jangan sia-siakan waktuku, pesanlah apa yang ingin kau makan, kau tak perlu memikirkan harganya karena sudah kukatakan bahwa aku yang akan menraktirmu" lagi-lagi anak ini bersikap songong.

"kau ingin meneraktirku dengan apa?  Bukankah kau masih anak kuliah?"

"aku memang masih anak kuliah, tapi isi dompetku tak pernah tipis" ucapnya dengan penuh kebanggaan.

"bagaimana bisa?" tanyaku penasaran.

"aku bekerja paruh waktu"

"apa?  Mana mungkin kau bisa bekerja paruh waktu, kaukan pemalas" ejekku.

"hey, aku sudah bukan james kecil lagi phant, sebentar lagi aku akan menjadi sarjana lalu aku akan mengambil gelar magister dan bekerja kemudian menikahi kekasihku" bantahnya.

"apa kau bilang menikahi kekasihmu?  Oh tuhan james mencari pekerjaan tak semudah itu, mana mungkin kau bisa menghabiskan waktumu untuk belajar dan bekerja secara bersamaan"

"aku tahu mencari pekerjaan tak semudah itu, tapi suamimu sudah menjanjikan pekerjaan untukku asalkan aku bisa mendapatkan nilai yang bagus semester ini dan aku bisa lulus program magister di universitas ternama di DC" well shanz berhasil merubah jalan pikiran james tapi apakah aku tak salah dengar dengan kata suami dan ini kali kedua aku mendengar kata itu.

Bagaimana keadaan pria menyebalkan itu saat ini?  Maklum saja sudah 3 bulan aku tak bertemu dengannya sebab sepengetahuanku dia sedang berada diluar kota menjalankan bisnisnya dan selama itu juga semenjak kepergiannya aku memilih tinggal ditoko bungaku.

"baiklah, dari tadi kau hanya melamun saja phant kalau begitu aku akan memesankan yang sama saja denganku" ucapan james mengalihkan perhatianku.

"baiklah"

Selesai makan james mengantarkanku pulang.

"kenapa kau tak pulang ke apartemen mewahmu? Apa kau sedang bertengkar dengan suamimu?" pertanyaan macam apa itu james.

"aku masih ingin membersihkan tokoku dan untuk apa aku bertengkar dengannya!!!"

"mana kutahu untuk apa?  Kalau begitu aku pergi dulu, sampai jumpa phant" ucapnya lalu berlari terburu-buru.

Tadi aku sudah mengatakan pada james agar tak usah mengantarku tapi dia tetap bersih keras karena katanya tokoku searah dengan tempat kerjanya dan lagi-lagi aku menemukan sosok james yang berbeda, dia membuatku terharu.

avataravatar
Next chapter