4 3

Sangat sulit rasanya saat aku mencoba menutup mataku ditempat asing seperti ini karena sekelilingku terlihat sangat berbeda, apalagi semua pikiranku yang terus bergendang diotakku yang minim ini.

setelah pria menyebalkan itu meninggalkannku begitu saja sampai saat ini aku tak pernah lagi bertemu dengannya padahal sudah dua hari aku bertahan diapartemen ini, dengan tetap melakukan semua kegiatan harianku lagi pula itu tak melanggar kontrak.

Suara gedoran pintu membuatku harus berlari dengan cepat untuk melihat siapa orang yang dengan teganya membangunkan di tengah malam seperti ini.

Aku mencoba melihat dari lubang kecil ini dan ternyata dia adalah pria menyebalkan yang sudah dua hari ini tak kutemui. Kubuka pintu dengan perlahan dan apa yang aku dapatkan adalah sebuah mimpi buruk, pria sialan itu malah memuntahkan semua isi perutnya diwajahku. Aku tak tahu apa maksudnya, entah dia jijik denganku atau apapun itu yang jelas ini sangat memuakan. Lalu setelahnya dia malah ambruk dilantai.

"ahhhh, kau ini benar - benar membuatku naik pitam" ucapku sambil terus menatap tubuh tak berdaya pria itu.

"lalu apa yang harus kulakukan saat ini?" aku sangat bingung, haruskah aku meninggalkannya atau membantunya untuk bangkit dan pastinya jika aku Meninggalkannya dalam keadaan tak berdaya seperti ini lalu tiba - tiba terjadi sesuatu yang buruk menimpahnya!!! Polisi pasti akan mencariku dan menuduhku telah melakukan tindakan kriminal padanya.

"ahhh, kau ini selalu saja merepotkanku" dengan terpaksa aku memapah tubuhnya menariknya sebisaku karena pria ini ternyata cukup berat.

Aku membawanya untuk tidur dikamarnya lalu membersihkan tubuhku yang mulai lengket karena muntah pria menyebalkan ini. Aku yakin saat ini dia pasti sedang mabuk karena aroma alkohol yang mulai menyeruak darinya. Bagiku ini bukan pertama kalinya aku mencium aroma alkohol karena aku juga sering melihat mom pulang dalam keadaan mabuk seperti ini. Setelah itu aku membersihkan tubuh pria ini, mencoba membuka bajunya perlahan dan menggantikannya dengan shirt tipis yang nyaman. Saat itu aku cukup terpanah saat meilhat kotak - kotak yang tercetak diperutnya dan dada bidangnya yang membusung kedepan dengan tegap padahal saat ini dia sedang tidak berada dalam keadaan tegap bahkan bisa dikatakan dia terbaring lemah. Mungkin saja pria menyebalkan ini terlihat seksi dan sempurna karena dia melakukan olahraga rutin.

Aku terus menatap wajahnya dan entah mengapa aku sangat betah menatapnya lama. Pria menyebalkan itu mengigau tak jelas, aku tak tahu apa yang diucapkannya yang jelas kudengar hanya sebuah ucapan "e...mmmmmmm"  ya hanya itu yang dapat kudengar. Aku berusaha bangkit dan mencoba untuk langsung meninggalkannya sendirian dan membiarkannya melanjutkan mimpinya itu tapi sayangnya saat aku akan beranjak dia malah menarik tanganku dengan sangat kuat lalu..... Lalu dia menciumku. Saat itu jantungku seperti ingin lari dari tempatnya atau bahkan rasanya jantungku ingin meninggalkanku untuk selamanya dan bukan hanya jantungku yang merespon cukup aneh tapi juga tubuhku yang mulai membeku. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan saat bibir pria ini mencoba untuk terus masuk kedalam mulutku dan aku terus mengatup bibirku dengan rapat dan bodohnya lagi aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Aku mencoba untuk menutup mataku berharap jika apa yang terjadi saat ini hanyalah sebuah mimpi buruk tapi sayangnya ini bukanlah sebuah mimpi karena saat aku mencoba bernafas menggunakan mulutku bibir pria ini terus menggigit sedikit demi sedikit bibirku lalu membuatku semakin merasa dingin dan entah mengapa rasanya sangat nyaman. Aku tak tahu apa yang kulakukan karena sepertinya aku mulai menikmatinya, menikmati permainan indah bibir ini. hal ini adalah hal yang pertama kali kurasakan hingga kesadaranku telah kembali sepenuhnya dengan sekuat tenaga aku melepaskan ciuman itu dan bagiku semua ini tak benar karena pria ini tak pantas mendapatkan apa yang sudah aku simpan dan aku jaga sekuat tenagaku hanya untuk calon suamiku kelak. Aku berlari dengan cepat kembali ketempat peristirahatanku, mengingat kembali setiap inci apa yang sudah terjadi, sebuah kesalahan besar yang harusnya tak kulakukan. Tanpa sadar air mataku menetes, aku merasa sangat berdosa dan entah mengapa aku merasa seperti telah mengecewakan seseorang padahal sudah sangat jelas jika ini hanya ciuman yang tak sengaja lagipula dia sedang mabuk dan tak sadarkan diri dan ini bukan pertama kalinya dia menciumku. Mengingatnya membuatku semakin merasa kotor, aku tak mengerti mengapa aku merasa sehina ini padahal aku juga tak memiliki kekasih yang sudah aku hianati karena kejadian ini. Tapi lagi dan lagi air mataku semakin menetes membuat tangisku semakin menjadi.

Aku memang seorang gadis yang birfikiran kuno karena masih perawan diusia yang sudah cukup tua tapi itu sudah menjadi prinsip hidupku untuk tetap menjaga keutuhan hartaku yang paling berharga hanya untuk pasangan hidupku tapi sekarang aku sudah kehilangan ciuman pertamaku dan aku malah memberikannya kepada pria asing yang tak pernah bersikap baik padaku bahkan aku sungguh tak pernah menyukainya.

"kau benar - benar bajingan Mr. Shanz zetlin, aku membencimu karena kau telah merenggut hak calon suamiku" gumamku yang masih terisak.

****

Pagi ini seperti enggan rasanya aku beranjak dari tidurku karena kejadian semalam masih terus menari - nari diotakku tapi tarian dan suara gendang diperutku tidak bisa diajak kompromi. Dengan sangat terpaksa aku harus bangun untuk mengecek sesuatu yang dapat mengisi sedikit ruang kosong diperutku.

Langkahku terhenti saat melihat pria menyebalkan itu duduk cantik dimeja makan dan terus mengunyah makanannya. Aku tak tahu mengapa jantungku tiba - tiba berdetak begitu cepat dan semakin tak beraturan.

"apa mungkin ini semua akibat kejadian semalam!!!" aku terus bergulat dengan pikiranku.

Pria menyebalkan itu terlihat beranjak dari duduknya dan melewatiku begitu saja. Aku merasa sedikit lega saat dia bersikap seperti ini karena itu artinya aku bisa sedikit demi sedikit melupakan kejadian itu.

"makanlah nona phant karena sebentar lagi aku akan mengajakmu keluar" ucap pria itu dengan penuh penekanan tanpa berbalik sedikitpun untuk melihatku.

"APA KATANYA? mengajakku keluar? Memang dia mau mengajakku kemana?" pertanyaan - pertanyaan yang entah darimana munculnya.

Aku menghabiskan makanku lalu mengganti pakaianku selama disini aku tak disediakan lemari pakaian olehnya dan terpaksa aku hanya meletakkan pakaianku didalam koper. Aku memilih untuk mengenakan kemeja hitam dan rok panjang yang mengembang dan berbahan licin yang jatuh.

Sangat bosan rasanya menunggu pria sialan itu seperti ini, aku pikir setelah makan kita akan segera pergi tapi ternyata dia tak kunjung keluar dari sarangnya.

"heii bangunlah, kita harus pergi sekarang nona phant" ucap sebuah suara yang terus mengguncang tubuhku.

"ahhhh..." kataku yang masih sangat enggan bangun dari tidurku.

"KAU HARUS BANGUN SEKARANG JUGA PHANT" pria itu mengeraskan suaranya membuatku sedikit terkejut.

"hooooammmm" kubuka mulutku selebar mungkin tanpa peduli dengannya yang mulai menatapku jijik.

"apa kau tak pernah melihat orang bangun tidur?" tanyaku.

"aku sudah sering melihat orang bangun tidur tapi mereka semua terlihat seksi nona phant dan mereka tak sepertimu yang sangat menjijikan" dia mengucapkan kata menjijikan dengan penuh penekanan.

"kau tak perlu melihatku seperti itu, sekarang cepat bangun phant aku sudah terlambat" dia menarik tanganku dengan paksa.

"heii, kau tak usah menarikku seperti binatang peliharaan seperti ini. Aku bisa berjalan dengan baik" erangku dan dia menghentikan langkahnya secara tiba - tiba membuat aku dengan spontan berada dalam pelukannya. Apa yang ada diotakku saat ini mulai membicarakan kejadian semalam dan itu membuatku merasa sangat gugup dan takut.

"bisakah kau tak memelukku seperti itu" pintahnya dan membuatku sadar dari lamunanku. Dengan cepat aku melepaskan pelukan itu.

"kau tak usah banyak bicara, sekarang berjalanlah dibelakangku dengan benar dan saat ada wanita cantik dan seksi kau harus menjauh dariku" cihhh dia memintaku untuk menjauh darinya saat ada wanita seksi dan cantik yang lewat!!! Dasar pria mesum mana mungkin juga aku mau berjalan didekatnya saat ada wanita yang lebih cantik dariku karena aku tahu mereka pasti akan mertawakanku lalu setelahnya mengejekku lagipula aku juga tak suka jika harus berjalan berdampingan dengannya.

Sesampainya di mobil miliknya aku memilih untuk duduk dibelakang sementara pria itu mengendarai mobilnya.

"apakah kau bisa menyetir nona phant?" tanyanya.

"hmmmm yaa" jawabku.

"baguslah, kalau begitu sekarang juga kau harus keluar dari mobilku" apa dia memintaku untuk keluar dari mobilnya!!! Lalu aku akan naik apa kesana sementara aku sendiri juga tak tahu dia ingin pergi kemana.

Suara ketukan dikaca menyadarkan lamunanku, kualihkan pandangku untuk melihat siapa yang mengetuk kaca itu dan ternyata dia adalah pria menyebalkan itu. Aku tak tahu bagaimana bisa aku tak menyadari jika pria itu telah keluar dari kursi kemudinya. Dia seperti mengucapkan sesuatu dan aku tak bisa mendengarnya.

"ahh kau lama sekali" katanya sambil menarik tanganku keluar dari mobil lalu mendorong tubuhku duduk dikursi kemudi.

Ku palingkan wajahku kebelakang dan pria itu sedang duduk dengan santainya.

"ayo cepat jalankan mobil itu" perintahnya dan bukanya menuruti perintahnya aku malah diam seperti orang bodoh karena aku masih tak mengerti mengapa dia memintaku untuk menjadi supir.

"apa kau tak mendengarku???" dia melambaikan tangannya tepat didepan wajahku "baiklah sekarang kau sudah benar - benar tuli?" aku hanya bisa diam mendengar semua ucapannya "ahhh kau ini, benar - benar membuat darahku naik saja... AKU BILANG JALAN NONA PHANT" dia mengeraskan suaranya membuatku seketika langsung sadarkan diri.

"Kau ingin pergi kemana Mr. Shanz zetlin yang terhormat" tanyaku karena dari tadi pria menyebalkan ini hanya diam saja tanpa memberikan tanda apapun.

"aku,,, tak ingin pergi kemanapun" katanya seenaknya. Kalau saja aku tahu seperti ini mana mungkin aku mau di ajak pergi olehnya dan sekarang dia malah memintaku menjadi supir, dasar pria menyebalkan.

"apa kau selalu suka menghayal dan mengumpat orang didalam hatimu nona phant?" ahh sepertinya dugaanku benar jika dia seorang penyihir yang bisa membaca pikiran!!!

"hilangkan semua pikiran jahat yang ada diotakmu nona phant sekarang juga aku minta kau untuk mengantarkanku ke...... " tadi katanya tak mau pergi kemanapun sekarang dia malah memintaku mengantarkannya ketempat perumahan elit itu, dasar pria menyebalkan.

****

"selamat datang tuan muda" sambutan yang diberikan oleh kepala asisten rumah tangga itu dan sepertinya dia juga sudah cukup umur untuk pensiun karena tubuh rentannya itu perlu diistirahkan.

"dimana grandma?" tanya pria menyebalkanku itu.

"dia sedang dikamarnya tuan" jawab pria itu.

"katakan padanya bahwa aku menunggunya sekarang juga" ahhh pria menyebalkan itu kembali bersikap seenaknya padahal yang akan ditemuinya adalah grandmanya yang jelas - jelas lebih tua darinya.

"baik tuan muda" pria tua itu membungkukan badanya lalu beranjak pergi.

Cukup lama juga kami menunggu dengan hanya duduk diam dan terus bergulat dengan pikiran masing - masing.

"shanz" suara seorang wanita yang penuh dengan kebahagiaan.

"granma" ucap pria menyebalkan itu dengan ekspresi yang tak bisa terbaca.

Wanita paruh baya  yang dipanggil granma oleh pria menyebalkan itu mendekati pria menyebalkan itu lalu memelukknya dengan sangat erat, sangat jelas terpancar diraut wajahnya rasa rindu yang tak tertahankan.

"oh shanz, kau sudah sangat besar aku sangat merindukanmu Son" wanita itu melepaskan pelukannya lalu mencium kedua pipi pria menyebalkan itu dan bukannya senang pria menyebalkan itu malah mendengus kesal.

"granma, aku kesini untuk memenuhi permintaanmu" ucap pria menyebalkan itu lalu dia melirikku dan setelahnya wanita itu juga melihat ke arahku. Keadaan ini membuatku benar - benar kikuk yang akhirnya aku hanya bisa mengulurkan senyum kearahnya.

"ayo kita makan siang dulu" ajak wanita itu.

Suasana makan siang ditempat ini sangatlah kaku hanya suara pergulatan antara piring dan sendok saja yang menemani keheningan ini. Aku tak tahu kenapa orang kaya seperti mereka sangat senang diam saat makan padahal waktu kebersamaan mereka sudah terkuras oleh hal lainnya dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk menyalurkan rasa rindu.

Selesai makan wanita itu mengajak kami duduk dibalkon lantai 3 mansion ini. Terlalu banyak barang berharga yang mereka pajang untuk memanjakan mata dan pemandangan danau buatan dari sini sangatlah menarik dan memukau hati. Setidaknya jika nantinya mereka akan diam saja aku bisa memfokuskan mataku pada pemandangan ini.

"kapan kalian akan menikah" tanya wanita itu dan pertanyaanya membuat jantung seperti membeku.

"kami belum berencana untuk menikah granma karena cindy masih ingin mengembangkan usahanya" terang pria menyebalkan itu dan ini adalah pertama kalinya dia menyebut namaku.

"bukankah usahamu bisa dijalankan sambil mengurus suamimu lagipula kau tak perlu bekerja lagi karena shanz pasti bisa memenuhi kebutuhanmu, uang kami tidak akan habis nona" aahh, wanita ini sangat sombong. Aku tahu uang mereka tidak akan habis hanya untuk memenuhi kebutuhanku tapi bukankah akan lebih baik jika aku melanjutkan saja usahaku lagipula aku tidak akan mau menikah dengan cucunya.

"yaa, tapi aku lebih suka melihatnya bekerja granma" bantah pria menyebalkan itu.

"tapi aku takkan mengizinkannya bekerja setelah menikah denganmu, dengarkan aku baik - baik kau akan menjadi pewaris salah satu ahli waris dari keluarga zetlin dan dalam sejarah keluarga besar zetlin tidak ada satupun wanita yang menjadi istri dikeluarga zetlin memiliki pekerjaan lain selain mengurus suaminya" terang wanita itu, pasti akan sangat sulit untuk menjadi anggota keluarga ini dengan banyak aturan yang mengekang, entah bagaimana ini bisa terjadi diera modern seperti ini saat semua wanita terus menegakan emansipasi.

"apa kau menyanggupi semua itu nona? " tanya wanita itu dan aku tak tahu harus menjawab apa.

"apakah kau bersedia meninggalkan pekerjaanmu sayang?" pria menyebalkan itu juga ikut bertanya dan apa katanya sayang, sayang sayang kepala lu.

Pria menyebalkan itu menggenggam tanganku lalu dia mencengkramnya dengan sangat keras dan tiba - tiba dia menatapku dengan tatapan yang sangat manis, tatapan itu terlihat sangat berbeda membuat hatiku sedikit tenang.

"yaa, aku siap melakukannya" kataku mantap dan entah perkataan bodoh apa yang baru saja kukatakan.

"baguslah, karena shanz memilihmu dan aku takkan menolak pilihan shanz cucuku tersayang maka aku merustui hubungan kalian dan kalian akan menikah seminggu lagi" perkataan wanita ini membuat jantung kembali membeku.

"itu terlalu cepat granma bagaimana bisa aku menyiapkan semuanya secepat itu?" semoga saja dia mendengar alasan itu.

"kau tak perlu khawatir shanz karena aku yang akan menyiapkan semuanya" ternyata wanita itu malah memiliki alasan lainnya.

"besok aku akan meminta marta membawa kalian memilih semua tema pernikahan kalian dan aku ingin kalian tidak mengecewakanku" ahh entah mimpi apa yang aku alami semalam sampai harus memilih tema pernikahan besok.

"kalau begitu kita harus pergi sekarang juga" pria menyebalkan itu menarik tanganku membuatku hanya bisa tersenyum dan membukukan badanku sebab pria menyebalkan itu tak berpamitan sedikitpun, dia memang sangat tidak sopan.

****

Dua hari telah berlalu dan Hari ini aku memilih untuk membuka toko bungaku terlebih dahulu lalu mengunjungi gab dan mengantarkan undangan pernikahanku padanya. Semalam orang suruhan wanita itu telah mengantarkan undangan pernikahan dalam jumlah yang sangat banyak, aku tak tahu pesta pernikahan seperti apa yang akan mereka adakan dengan jumlah tamu undangan sebanyak ini.

Aku terus berjalan dengan semua pikiran yang terus melayang - layang di otakku. Aku benar - benar merasa sangat bodoh karena sudah membiarkan diriku untuk terjun lebih dalam kedalam kehidupan keluarga zetlin yang bahkan aku baru mengenalnya beberapa hari ini tanpa tahu latar belakang keluarganya dan wanita itu dia bahkan belum berkenalan denganku tapi bagaimana bisa dia setuju untuk menikahkanku dengan cucunya padahal aku adalah seorang monster mengerikan, tubuh gempal bak balon, wajah yang sama sekali tak cantik malah menjadi calon istri bagi seorang pria yang bisa dikatakan sebagai idola para wanita.

Karena gulatan dengan pikiranku aku tak sadar telah sampai di cafe milik gab.

"apa kau baik - baik saja? " tanya gab yang terlihat sangat khawatir denganku.

"aku sedang tidak baik gab" jawabku lesu.

"bukankah kau akan menikah sebagai seorang pengantin harusnya kau berbahagia dia hari menjelang pernikahanmu" aku melirik gab andai saja yang aku nikahi adalah orang yang aku cintai pasti aku akan sangat bahagia.

"yaa, aku memang harus bahagia di hari menjelang pernikahanku, gab bolehkah aku bertanya padamu?" gab menggenggam tanganku.

"yaa tentu saja sayang" ucap gab lembut.

"apakah setelah menikah nanti aku bisa hidup bahagia?" gab tersenyum mendengar ucapanku.

"tentu saja, kau tahu dulunya aku dan suamiku juga tak saling mencintai tapi ketika kehadiran jessy anakku semuanya menjadi berubah seiring berjalannya waktu walaupun pada akhirnya tuhan memisahkanku dari mereka tapi aku selalu bersyukur karena tuhan mempertemukan dengan mereka" wajah gab terlihat sangat berseri.

"semoga saja aku bisa sepertimu gab" entah mengapa aku tak yakin dengan ucapanku.

"kau nikmati dulu coffemu ada tamu spesial yang harus aku layani" ucap gab lalu meninggalkanku.

Aku terus melamun, apa yang ada diotakku saat ini adalah bagaimana caranya aku memberitahu mom kalau aku akan segera menikah.

Lagu jazz dari....  Terus saja melantun, aku memilih lagu ini untuk menjadi nada dering panggilan teleponku. Tanpa melihat nama yang tertera aku langsung mengangkatnya.

"hmmm" kataku malas.

"kau ada dimana saat ini? Apakah kau lupa bahwa hari ini kita akan fitting baju dan menentukan tema pernikahan ini" ahh tanpa melihat namanya aku sudah tahu siapa penelpon ini, suara berisik yang khas.

"aku sedang dicafe" jawabku.

"segera kirim alamatnya dan aku akan meminta orang menjemputmu" ucapnya dan langsung menutup teleponnya.

"dia selalu saja bertindak seenak jidat, bagaimana mungkin aku bisa menikah dengan pria sepertinya" gumamku.

avataravatar
Next chapter