1 Ramalan Mbok Karni

Petir bergemuruh, berbarengan dengan jeritan suara Ibu julaeha, mengemparkan sekitar rumah Pak tarno malam itu. Para tetangga datang, dan tak lama Mbok Karni sang dukun bayi datang juga. Sebenarnya cuaca sangat cerah pada malam itu, ditandai dengan kerlap-kerlip bintang diangkasa yang menyinari seluruh pelosok Desa Subur Makmur. Tetapi, semenjak Bu Julaeha merasakan sakit pada perutnya, tiba-tiba petir bergemuruh dan langit menjadi gelap gulita dan angin bertiup sangat kencang.

"pertanda apa ini pak?" Tanya pak tarno ke warga sekitar yang berkumpul dirumahnya malam itu.

"udah, bapak yang tenang. Yang penting istri dan anakmu lahir dengan selamat" Jawab pak tedjo, lurah di desa itu yang memang kenal baik dengan pak tarno.

Jadi pak tarno adalah salah satu petani di desa Subur makmur yang terkenal karena ke dermawanannya, ia senantiasa membagikan sebagian hasil panennya untuk keluarga-keluarga di desa tersebut yang sedikit kurang mampu. Tak heran, para masyarakat mengenal pak tarno dengan sangat baik. Bahkan lurah desa subur makmur sangat segan dan menghormati pak tarno serta keluarganya.

Hujan, Angin dan petir masih sangat kencang. Ketika mereka yang berkumpul diteras rumah pak tarno sedang membicarakan pertanda apa yang akan terjadi di desa mereka itu. Para ibu dan tentunya dukun bayi berada didalam rumah, untuk mmbantu kelahiran anak dari pak tarno. Raut wajah cemas dari para warga pun terlihat, akan kekhawatiran, pertanyaan, dan berbagai rasa tentang kejadian dimalam itu.

Suara tangis bayi pun pecah, melegakan kecemasan orang-orang yang ada dirumah pak tarno. Pak tarno pun berlari masuk kedalam bilik kamar persalinan istrinya. Dan alangkah bahagianya beliau melihat Anak pertamanya lahir. Dan, disini pun keanehan terjadi. Tubuh dari anak pak tarno seperti memancarkan sinar keemasan, dan cuaca buruk yang terjadi tiba-tiba menghilang, berubah menjadi seperti semula. Suara kodok, jangkrik dan binatang lain langsung bergemuruh seolah-olah menyambut kelahiran anak pak tarno. Seketika, pak tarno menutup mata karena pancaran sinar dari tubuh anaknya. Dan ditanya oleh para ibu di ruangan tersebut.

"pak tarno kenapa?" tanya salah seorang yang ada di ruangan tersebut.

"silau bu, emang ibu gak ngelihat?" pak tarno balik nanya.

"lho, pak tarno becanda eh senengnya" jawab mbok karni yang menambahkan pembicaraan tersebut.

Menyadari hal tersebut, pak tarno mulai berfikir jika hanya dirinyalah yang bias melihat pancaran sinar dari tubuh anaknya. Setelah beberapa saat, adzan pun mulai dilantunkan pak tarno di telinga anaknya.

Ibu julaeha bertanya kepada pak tarno, nama apa yang mau diberikan kepada anaknya. Dan pak tarno pun menjawab "Kama". Yang berarti nama yang dihormati dan karena ketika lahir ada pancaran keemasan maka pak tarno pun menambahi "Kanaka" atau berarti Emas.

Para tetangga pun berbahagia, seakan menghipnotis semua orang. Kama kanaka kecil membuat orang-orang bahagia meski hanya melihat tubuh mungilnya. Tetapi mbok karni teringat suatu ramalan dari nenek moyang mbok karni dan berpesan kepada pak tarno, bahwa dikatan "ketika kamu membantu persalinan seorang keluarga dan terjadi cuaca buruk sedang cuaca berubah setelah kelahirannya, jagalah anak tersebut karena ia calon raja bijaksana dimasa depan". Mendengar hal ini pak tarno pun kaget dan heran dalam fikirnya, apa ia anak seorang petani dan tidak memiliki trah garis keturunan raja bisa menjadi raja.

"jagalah anakmu, bila saatnya tiba. Kamu akan melihat berbagai macam hal luar biasa" pesan mbok karni kepada pak tarno.

Setelah mencuci berbagai peralatan dan merapikan diri, mbok karni pun pamit pulang. Tapi tidak dengan para warga yang masih berkumpul sampai pagi hari. Menemani pak tarno dan membantu menyediakan keperluan pak tarno sementara istrinya tidur disamping putra kecilnya.

Pak tarno pun selalu mengingat hal pada malam itu, baik tanda alam dan pesan dari mbok kari sang dukun bayi.

***

"kasih sayang bisa dirasakan dari perkataan, perbuatan atau tindakan. Kasih sayang itu tak terlihat namun ada"

avataravatar
Next chapter