2 bab 2. Mulai Pembalasan (pesta pernikahan)

Aku sekarang beruntung bisa mengubah fisik ku dan tak seperti gajah lagi. Dan membuat ku sekarang percaya diri bila bertemu dengan lawan jenis. Selama ospek murid baru kelas X1 banyak para senior yang mencoba untuk berkenalan dan mendekati aku. Namun aku selalu di nasehati oleh Gatot untuk tidak mudah terayu oleh ucapan laki-laki. Karena selama kenal dengan Gatot tak pernah dia mencoba untuk menarik perhatian dari aku. Tapi Gatot selalu menjaga dan melindungi nya selayaknya aku adalah adik kandung nya. Aku pun menganggap Gatot juga sebagai kakak kandung. Namun setiap ada laki-laki yang mencoba berkenalan denganku selalu aku kasih tau Gatot. Biar dia bisa menilai cowoknya orang baik untuk aku atau enggak. Dan saat pulang sekolah aku berkirim chat di WhatsApp untuk bertemu dengan Gatot membahas tentang lelaki yang kini tengah mendekati aku. Sesampainya di kantin aku memesan siomay dan batagor kesuksesan aku dan Gatot serta jus alpukat dan jambu minuman favorit kami berdua. Lima menit kemudian Gatot datang menghampiri mejaku dengan wajah tenang dan serius bak oppa Korea.

" Hari ini elu libur ekskul kan? tanyaku sambil menyodorkan sepiring siomay dan jus alpukat favorit makanan yang selalu di pesannya di kantin sekolah kami.

" Iya,emang kenapa? jawab Gatot yang baru datang dan duduk di hadapan ku.

Sedangkan mata para siswi selalu menatap kami bila kami sedang mengobrol berdua. Dan biasanya terjadi bahan gosip berita tentang kami berdua. Namun selalu tak kami hiraukan karena kenyataannya sampai saat ini kami berteman baik. Malah bahkan orangtua kami juga saling akrab. Meski rumah kami agak berjauhan. Dan semenjak aku bilang kepada Gatot bahwa banyak laki-laki yang mengajak kenalan. Dia makin protektif padaku. Buktinya setiap berangkat dan pulang sekolah harus bareng dia. Biar dia tak khawatir dengan keadaan ku.

" Katanya ada yang mau di omongin? tanya Gatot sambil menikmati makanan favorit nya.

" Hari Sabtu aku dia ajak nonton film di bioskop sama Bruno Al Ghifari. Pacarnya Aurora Tri Handayani. Cewek yang pernah membully aku waktu SMP. Setiap aku ke toilet dia pasti nyiram air pelan ke tubuhku. Sehingga aku selalu pinjem baju seragam ke ruangan UKS." ujarku mengingat masa lalu.

" Elu gak berniat buat balas dendam kan? tanya Gatot lagi sambil minum jus alpukat nya.

" Enggak kok. Gue cuman mau ngasih pelajaran aja ke Aurora terhadap gue. Dan gue pengen dia bertekuk lutut minta maaf atas semua perbuatannya terhadap gue" ujarku.

'' Itu gak bener. Dan gue rasa makin kesini lu jadi berubah bukan Nana yang gue kenal" jawab Gatot ketus.

" Gue masih yang dulu. Nana yang elu kenal dari SMP. Kan awal gue bilang ke elu. Gue hanya ngasih pelajaran doang. Bukan balas dendam sama Aurora." ujarku lagi.

" Terserah elu aja deh. " jawab Gatot pasrah.

Hari Sabtu pun tiba. Bruno sudah menunggu ku di bioskop mall tempat kami janjian. Dan telah membeli dua tiket film,pop corn dan soft drink. Layaknya sepasang kekasih yang sedang berkencan.

" Udah dari tadi nunggu ya. Maaf aku agak terlambat. Tadi agak macet di jalan. " ujarku sambil menghampiri Bruno.

" Owh gak telat banget. Gue juga baru 15 menit nyampe." ujar Bruno membelaku.

" Udah mulai ya filmnya?" tanyaku lagi.

" Pintu Teather baru di buka.Ayo kita masuk sambil cari tempat duduk sesuai tiketnya" ucap Bruno mengajakku masuk.

Dan kami pun masuk Teather dan mencari kursi sesuai dengan nomer tiket nya. Dua jam lebih film di putar. Bruno membeli tiket film action sesuai dengan film favorit ku. Karena kalo film romantis takutnya Bruno akan macem-macem terhadap aku alias curi-curi kesempatan di dalam gedung teather bioskop. Itu yang sering di beritahukan oleh Gatot terhadap ku. Meski ini pertama kali aku pergi nonton film dengan laki-laki selain Gatot. Aku gak bisa memberontak atas keinginan Gatot yang memberikan ijin padaku berkencan dengan cowok lain. Namun Gatot bukan cowok yang bodoh yang aku pikirkan. Kan Gatot bisa memantau aku dari aplikasi hapenya bila aku berbohong pergi kemana dengan siapa. Terbukti banyak mata-mata Gatot yang mengawasi kami alias Gatot menyuruh orang suruhannya untuk mengawasi aku. Biar menghindari kemungkinan aku mendapat perlakuan tidak baik atau pelecehan seksual dari laki-laki yang baru aku kenal. Tanpa pikir panjang laki. Aku mencari kesempatan dalam kesempitan ini untuk membalas dengan terhadap Aurora.

Setelah selesai nonton film bioskop. Bruno mengajak aku makan malam di mall sebelum mengantarkan aku pulang ke rumah.

" Kita makan dulu yuk. Gue udah laper berat. Seharian belum makan" ujar Bruno sambil memegang erat tanganku.

" Oke.Tapi lagian elu kenapa gak makan sih. Ntar sakit lho" jawabku tersipu malu.

" Gue sengaja belum makan biar bisa makan bareng Ama elu" ujar Bruno sambil menggandeng tanganku menuju eskalator mall.

" Ya elah. lebay amat lu. Kaya gue apaan aja. Sampai kaya begitu. Gak usah berlebihan deh. " ucapku membalasnya dengan senyuman.

" Elu mau makan apa? Fried chicken? Makanan Nusantara atau makanan Jepang? tanya Bruno saat berkeliling mencari restoran yang enak.

" Gue terserah lu aja. Gue ngikut aja. Gue apa aja doyan. Enggak milih-milih makanan" ujarku memberikan keputusan kepada Bruno.

" Oh kalo makan Jepang suka kan? ujar Bruno yang menarik tanganku lagi untuk masuk ke restoran Jepang favoritnya.

Saat kami memasuki restoran Jepang di sambut waitress wanita dan mendampingi kami memilih tempat duduk sesuai dengan pengunjung yang makan berdua. Namun Bruno memilih bangku seperti sofa agar bisa duduk bersebelahan di sampingku. Entah apa yang di rencanakan. Mungkin dia akan pamer ke temennya kalo pernah ngedate Ama aku. Atau bisa jadi membuktikan ke semua siswa cowok di sekolah bahwa dia bisa meluluhkan hatiku. Padahal dia tak tau telah masuk perangkap ku untuk melakukan balas dendam ke pacarnya yang telah membully ku saat sekolah SMP.Bruno pun memesan makanan favoritnya. sedangkan aku pasrah aja dengan menu makanan. Selama makan di masak matang aku pasti doyan. Tapi kalo makanan mentah aku tak akan memakannya.Saat kami menunggu makanan di antar ke meja kami. Bruno meminta ijin untuk ber-selfie denganku. Lalu aku mengijinkan untuk berswafoto bersama ku. Dan kemudian mengirim hasil fotonya ke nomer WhatsApp ku.Tiba-tiba hapeku berdering. Dan ternyata Gatot menelpon. Aku pun mengangkat panggilan telponnya.

" Bruno maaf aku ke toilet sebentar" ujarku yang berbohong karena akan mengangkat telpon dari Gatot.

" Iya silahkan" ujarnya sambil melihat-lihat hapenya.

Akupun bergegas ke toilet sambil buru-buru takut ketahuan dengan Bruno.

" Halo Gatot. Maaf aku lagi di toilet" ujarku sambil nafas terengap-engap karena berlari menuju toilet.

" Elu udah pulang belum? apa masih di mall bareng Bruno" tanya Gatot khawatir.

" Iya gue masih di mall. Lagi di ajak dinner ma Bruno." kataku.

" Mau di jemput? Baru makan atau udah dari tadi? ujarnya lagi.

" Baru makan. Mungkin 30 menit lagi selesai. Bruno mau nganterin gue pulang"

" Gak usah mau. Biar gue tunggu elu di depan mall. Kabarin aja kalo udah mau pulang. Dan bilang aja elu mau di jemput bokap. Beres kan? " ujar Gatot ngasih solusi.

" Oke,siap. Laksanakan" ujar ku sambil Gatot menutup telepon nya.

Setelah memberikan laporan ke Gatot. Akupun bergegas menuju meja makan. Takut Bruno marah dan kecewa. Aku bergegas berlari menghampiri nya.

" Maaf ya lama. Tadi di toilet antri banget" ujar ku sambil duduk di samping Bruno.

" Oh enggak apa-apa. Enggak lama kok. Aku juga sengaja nungguin kamu biar bisa makan bareng"

" Sekali lagi minta maaf ya." ujar ku berpura-pura merasa bersalah.

Kamipun menikmati hidangan makan malam sambil mengobrol santai dan akrab.

" Gue baru sadar kalo selama ini gue salah nilai elu'' kata Bruno.

" Salah nilai? Maksudnya? tanyaku bingung.

" Iya gue baru sadar elu cantik banget pas masuk SMA"

" Ceritanya nyindir nih kalo dulu gw jelek dan gendut kaya gajah" ujarku sambil tertawa.

" Bukan begitu. Gue bukan maksud nyinggung perasaan elu. Tapi gue rela kok berkorban apa aja biar jadi pacar elu" ujar Bruno merayu.

Dan saat sedang mengobrol aku merekam percakapan kami. Buat bukti untuk aku kasih ke Aurora biar tahu kelakuan pacarnya seperti apa.

" Beneran nih mau ngelakuin apapun? tanyaku meledek.

" Iya gue bakalan ngelakuin apapun buat jadi pacar elu kok. Gue beneran ngomong begini karena gue udah jatuh hati Ama elu pas ospek. Dan Sekar udah sayang dan cinta ma elu" ujar Bruno ngeluarin rayuan buaya daratnya.

"Bukannya elu masih pacaran Ama Aurora? ujarku menyindir.

" Iya emang gue masih pacaran ma Aurora. Tapi demi jadi pacar elu gw bakaln putusin dia demi elu kok" ucap Bruno menyakini hatiku.

" Oke. kalo elu beneran. Gue pengen tau seberapa seriusnya dan seberapa besar nya rasa suka elu ke gue. Gue pengen elu putusin Aurora di depan orang banyak dan menyatakan cinta ke gue di hadapan semua orang,gimana? berani gak?'' tanyaku sambil memberikan tantangan.

" Kalo tantangan begitu gue berani. Apalagi gue udah gak suka ma sifat nya Aurora yang matre. Suka minta belanja baju,parfum dan make up mulu" ujar Bruno kesal.

" Oke,gue tunggu janji elu. Semakin cepat elu lakuin semakin cepat juga gue ngasih jawabannya ke elu. Deal? " ujarku

" iya deal. " ujar Bruno sambil menjabat tangan ku.

Bruno pun membayar biaya makan malam kami. Saat aku menyodorkan uang ke tangannya. Dia menampiknya. Katanya dia gak suka kalo ngajak cewek makan ke mall malah bayar sendiri. Karena pantangan buat dia bayar makan sendiri-sendiri.

" Elu mau ikut gue ke parkiran motor atau tunggu depan pintu masuk mall? tanya Bruno padaku.

" Maaf ya. Lain kali aja di anterin pulang. Soalnya tadi bokap gw telpon mau jemput katanya lagi di abis dari rumah sodara." jawabku ngeles

" Owh begitu ya" ujar Bruno sedikit kecewa.

" Next time aja ya kalo kita ke bioskop lagi" jawabku.

" oke hati-hati di jalan ya. Kabarin kalo udah nyampe rumah ya" ujar Bruno sambil melangkah menuju parkiran motor.

" Iya elu juga hati-hati bawa motor nya" ucapku sambil melambaikan tangan kepada Bruno.

Dan kemudian Gatot mengirim chat padaku. Memberi tahu bahwa dia telah sampai depan pintu masuk mall. Aku pun bergegas menuju pintu masuk mall. Karena takut ketahuan oleh Bruno. Gatot berinisiatif menjemput ku dengan mobil ayahnya yang bekerja sebagai pengusaha batu bara di Kalimantan. Gatot membawa mobil range Rover black series milik ayahnya. Aku menghampiri mobil Gatot yang terparkir depan mall. Dan masuk mobilnya. Di sepanjang perjalanan pulang mengantar aku ke rumah. Gatot hanya diam seperti biasa. Tanpa bertanya apa yang telah aku lakukan bersama Bruno. Ya sudahlah mungkin sudah sifatnya seperti itu. Aku pun memaklumi nya. Yang terpenting buat aku dia masih melindungi, perhatian dan selalu support apa yang aku lakukan. Sampai di depan rumahku. Gatot langsung pergi tanpa mampir masuk ke rumah ku. Karena malam sudah larut dan besok kami harus berangkat sekolah jadi dia langsung ingin segera ke rumah untuk beristirahat.

avataravatar
Next chapter