1 BAB 1

"Kak Bening.....ka Bening"Teriak Nara dari kamar atas dengan berlari

"Apa? jangan lari lari Ra nanti jatuh kaka yang di marahin papa" jawab Bening menuju meja makan

"Kakek tadi telefon mau pulang kak. Kita mau masak atau beli makanan?"tanya Nara dengan menyantap masakan buatan Bening

"Terserah kamu aja lah. Kamu maunya gimana"jawab Bening dengan memberinya susu

Setelah kematian mamanya sudah 3 tahun lalu membuat Bening sebagai kaka dan sebagai mama di keluarga ini. Tak heran Bening datang terlambat siang membereskan rumah dahulu. Pekerjaan rumah dibagi berdua dengan papa yang suka pergi pergi hingga berbulan bulan tidak kembali.

20 menit perjalanan Nara ke kantor dengan penampilan celana panjang dan baju pendek berkerah jauh dari kata pemimpin perusahaan tak heran jika orang baru lihat langsung menuduh yang tidak tidak. Namun Nara tak mempedulikan itu, masih dengan pendiriannya.

" Pagi semua" sapa Nara dengan berjalan menuju ruangannya

" Pagi bu" jawab karyawan

Baru sampai kantor sekretarisnya memasuki ruangannya dengan membawa beberapa dokumen yang harus di tandatangani dan laporan keuangan di lihat Nara dengan teliti melihat ada kejanggalan mengenai laporan keuangannya membuatnya mengecek di komputernya dengan sekretarisnya masih berdiri di depannya.

"Lihat Nifa ini beda looh antara pemasukan dan keluaran di komputer keterangan mayoritas 54milyar itu pemasukan dan pengeluaran 60milyar di data ini terbalik yang benar yang mana? kamu cek lagi ya. Gajian karyawan kapan?" jelas Nara dengan melihat komputernya

"Sekarang bu gajian para karyawan. Baik saya perbaiki. Permisi bu !!" jawab Nifa dengan berjalan mundur

'Gawat!! belum ambil uang 3 jam lagi meeting. Mau gak mau harus ambil sekarang 'batin Nara

Dengan melihat jam tangannya Nara mengambil tas kecilnya untuk di bawanya dan tas brankas miliknya segera Nara keluar sebelum jam makan siang sudah tiba di kantor. Mengenakan mobil Nara melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang 30 menit Nara sampai di bank biasa Nara ambil.

Karena pegawainya sudah paham jika tanggal 15 itu Nara kemari untuk mengambil uang gajian langsung saja Nara di arahkan ke jalan belakang untuk di ambilkan uang yang di minta dengan menyerahkan struk pengeluaran langsung di tangani dengan menyerahkan tasnya .

Sembari menunggu Nara bermain ponselnya hingga tiba saja Bening memberi tahu meeting di majukan 2 jam lagi untuk segera tiba dengan cepat pegawai memberikannya langsung saja Nara dengan mengambil tasnya sembari menelefon Nifa sekretarisnya.Hal buruk terjadi pada Nara seorang jambret mengambil tas yang berisikan uang begitu saja Nara berlari dan berteriak meminta tolong.

"Tooooolooooooong Jambreeeet"

Tooooolooooooong Jambreeeet"

Tooooolooooooong Jambreeeet"Teriak Nara dengan berlari

Nara yang sudah kehabisan nafas dengan tersengal sengal berlari. Candra mendengar orang meminta tolong dengan kebetulan pula jambretnya lewat di hadapannya langsung adu jotos antara Candra dan jambret hingga babak belur.

Baaaaaaaak

Buuuuuuuuuk

Baaaaaaaaak

Buuuuuuuuuuk

"Kembalikan sini atau mau laporin ke kantor polisi?" tanya Candra dengan menginjak alat vital jambret

"Ampun ampun jangan lapor gua lepaskan sakit burung gua. Ini gua kembalikan maaf " jawab jambret dengan menyerahkan tasnya

"Mau gua injak lagi sinih burung loe gua bikin sate" ucap Candra dengan nada tinggi

Setelah jambret pergi dengan terbirit-birit Candra mengintipnya dengan uang yang masih utuh membuatnya lega dan di baca dengan nama Yuanara perusahaan Germilang Abadi sembari berfikir dengan mencari pemilik tasnya tanpa sengaja Candra melihat Nara dengan pucat dan sesak dada membuatnya mengeluarkan alat bantu pernafasan miliknya yang di semprotkan ke mulut Nara

" Apakah anda Yuanara dari perusahaan Germilang Abadi ?" tanya Candra dengan membaca tasnya

" I...iya be...betul terimakasih. Saya permisi" ucap Nara dengan gagap mengambil tasnya

Nara berjalan menuju mobilnya yang di ikuti Candra dengan sesekali berhenti mengambil nafas dengan dada yang sesak hingga tiba di depan mobilnya Nara jatuh pingsan dengan terbentur lantai namun tak berdarah. Membuat Candra mencari kunci mobilnya di dalam tas Nara dan membopong Nara ke dalam mobilnya

"Maafkan saya sudah lancang masuk mobil anda tanpa izin ini salah tapi saya harus lakukan ini keadaan yang memaksanya" ucap Candra yang mulai menyetir

"Pasti nona ini sesak sekali asmanya yang membuatnya begitu. Untung saya siap meski saya tidak asma " ucap Candra lirih

Tiba saja Nara bangun dengan memeluk tas uangnya dengan memukul dadanya yang sakit wajahnya yang pucat.

"Tak perlu takut kenalkan saya Candra pakailah ini agar sesakmu tidak sakit sebentar lagi kita sampai rumah sakit terdekat. Silahkan periksa uangmu masih lengkap atau sudah habis" jelas Candra mengulurkan alat pereda sesak

" Te....terimakasih pa...paman " ucap Nara dengan masih sesak

Hingga tiba di rumah sakit dimana Candra pemilik rumah sakit membopong Nara yang sangat lemas di dadanya bersandar dengan menghirup nabu. Hingga tiba di ruangan dokter spesialis paru di bawa masuk begitu saja dengan dokter sedang menangani pasien.

Dengan cepat suster membantu Candra memasang tabung oksigen dengan Nara yang kembali pingsan. Tiba saja ponsel Nara berdering di aplikasi hijaunya dengan keterangan kak Bening di angkat dengan nada marah marah.

" Sudah anda marah marah? pemilik ponsel ini sesak nafas di jalan sekarang masih pingsan di rumah sakit Fujiyama di spesialis paru" jelas Candra

" Nona bangunlah..... sadarlah sebentar lagi kakakmu akan menjemputmu."ungkap Candra menepuk pipi Nara

Sembari menunggu Bening datang Candra melepaskan kacamata Nara dengan melihatnya dengan dekat hingga terpesona dibuatnya. Hingga suara langkah sepatu berhak terdengar jelas memasuki ruangan membuat Candra mundur beberapa langkah

" Bangun Raa... bangun Naraa bangun" teriak Bening menepuk pipi Nara

" Kamu apakan adik saya?" tanya Bening panik

" Minum dulu teh ini sudah saya buatkan. Jadi saat saya ada di jalan Feteran no 67 seorang jambret berlari membawa tas berisi uang disitu saya berkelahi hingga mendapatkan tasnya kembali. Saya menemukan nona ini sudah sesak nafas hingga pingsan " jelas Candra memberikan minumannya

Tak berapa lama Nara bangun dengan masih sesak dan menggapai tangan Bening. Sambil menggeleng kepalanya bahwa jangan di apa apakan Candra, dengan kode itu Bening paham membuatnya memeluk Nara yang masih menggunakan oksigen

" Iya kaka gak marah. Meeting tetap kamu yang tangani selepas ba'da ashar , kalau udah lebih baik cepat ke kantor kaka tunggu" seru Bening yang bergegas pergi

Dengan bergeleng geleng Candra melihat Bening kepada Nara " Ada ada saja orang seperti dia udah tahu adiknya seperti ini masih saja di tuntut bekerja" ucap Candra kesal

avataravatar
Next chapter