1 Kamar Yang Asing

"Dasar, jalang!" suara lantang orang memaki jelas membuat Mika terbangun.

Mika yang terbangun di sebuah ruang kamar yang asing baginya, jelas membuatnya mengumpulkan nyawa agar bisa memahami apa yang terjadi, ingatan semalam tidak ada yang bisa ia ingat kecuali minum bersama Raka. Mika mengecek pakainya yang sudah tidak langkap.

"Ah, sial apa-apa ini," batin Mika yang masih merasa pusing dan melihat ribut-ribut di luar, ia melihat Raka yang mengusir wanita keluar dari rumah.

Tidak habis Pikir apa yang sudah Mika lakukan hingga membuatnya berakhir di kamar yang yang benar-banar asing baginya. Sadar terakhir kali Mika bersama dengan Raka jelas membuat Mika berusaha menyangkal kejadian tadi malam dan menganggap tidak terjadi apa-apa.

Raka yang memang sengaja membawa Mika ke apartemennya karena merasa khawatir harus meninggalkanmu, walau dia tahu jika bersama bibi penjaga kedai tidak masalah ia ada disana karena memang sudah biasa, apalagi Mika yang sudah dianggap seperti anaknya sendiri membuat ia pun dekat dengan Bibi penjaga Kedai.

Raka juga tahu karena dulu ia yang pernah diajak oleh Mika kesana menjadi paham, apalagi sifat raka yang mudah kenal dengan orang membuat ia bisa dengan cepat akrab dengan Bibi pernah jaga kedai tersebut. Karena kedekatannya itulah dan Bibi kedai sudah kenal dengan Raka adi mengizinkan Raka untuk mengantar Mika pulang, Tapi sayang tidak diantar malah dibawa pulang ke apartemennya Raka, apartemen Raka lebih dekat daripada apartemen Mika.

"Kenapa bisa aku ada di sini, jangan-jangan." Mika langsung bangun dan mengecek pakaian masih lengkap.

Siapa yang tidak panik bangun tidur ada di kamar orang lain apalagi ada seorang laki-laki jelas membuatnya kesulitan untuk cepat mencerna apa yang sedang terjadi, untung saja pakainya masih lengkap jadi tidak membuatnya begitu panik.

"emang tuh orang bikin kesel ajah," geram Mika yang menghampiri Raka.

Pagi yang tidak diinginkan harus terbangun di tempat tidur orang lain jelas membuat Mika kesal, harusnya dari awal dia tidak percaya pada Raka, untuk kedua kalinya ia bangun di kamar Raka dan memang tidak terjadi apa-apa tapi tetap saja a dimaki karena hal yang tidak diketahui.

Mika benar-benar tidak suka dengan cara raka yang membawanya tanpa izin apalagi harus mendengar cacian itu jelas membuat Mika sulit untuk percaya, dengan Raka lagi jika ia harus di perlakukan seperti itu terus yang mana membuat Mika kesal dengan apa yang dilakukan oleh Raka.

"Kenapa aku ada disini coba jelaskan?" tanya Mika mengintrogasi Raka.

Mika tidak suka dengan apa yang dilakukan oleh Raka yang menjelas membuat Mika tidak nyaman apalagi mereka sekarang bukan anak SMA lagi, yang masih bisa dimaafkan jika melakukan kesalahan yang mana mereka sekarang sudah dewasa.

"Aku sudah minta izin pada bibi penjaga kedai katanya boleh dibawa pulang kasihan, jadi bukan salahku," kata Raka beralasan dan makin membuat Mika kesal.

Alasan yang benar-benar sulit untuk bisa diterima sedari awal Mika sudah memperingati Raka, tapi ternyata ia tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Mika. Dulu Raka tidak seperti sekarang yang lugu dan bahkan termasuk kutu buku dai kini berubah menjadi sosok yang lebih menyebalkan, mungkin karena ia dari luar negeri dan pergaulan yang memang berbeda membuat ia juga berbeda hingga Mika sulit untuk memahami dan menjadi begitu tidak paham dengan Raka yang sekarang.

"Aku sudah bilang biarkan saja aku di sana, kalau kedai tutup aku juga langsung pulang," kata Mika mengingat pada Raka apa yang sudah ia katakan pada Raka sebelum ia mabuk tapi tetap saja Raka melakukan hal yang menyebalkan.

"Iya, tapi aku kan tidak tega," kata Raka yang masih merasa tidak bersalah dan apa yang dia lakukan benar karena jelas dia tidak bisa meninggalkan Mika sendirian di kedai itu.

Raka yang izin akan membawa Mika pulang, tapi karena apartemen Mika jauh dan ia sudah lelah saat itu jadi dia memutuskan membawa Mika ke apartemennya meski tahu pasti Mika akan marah karena dulu juga pernah seperti itu.

"Ah sudahlah ngomong sama kamu juga nggak ada gunanya, kesel aku." Mika pergi dengan marah dan berniat untuk pulang lagian dia sudah tidak bisa berdialog dengan Raka yang pastinya ia akan kalah dan tidak bisa membuat Raka mengerti kalau apa yang dilakukan salah karena tidak sesuai keinginan Mika.

Raka mencoba menghentikannya karena tidak bisa membiarkan Mika pulang begitu saja apalagi setelah mabuk semalam. Hal yang sebelumnya terjadi memang tidak di sengaja bertemu. Tapi Akhirnya Raja sengaja membawa Mika Pulang ke apartemennya.

Karena saat itu Pulang kerja seperti biasa Mika mampir ke sebuah kedai makan pinggir jalan malam Valentine yang sama setiap tahun ia juga sendiri sama seperti malam-malam sebelumnya ia juga sendiri.

Pemilik kedai makan tersebut sampai hafal dengan Mika yang memang sering makan disana. Hari itu memang agak ramai pasangan yang datang untuk makan.

Tapi tidak dengan Mika yang datang sendiri dan langsung duduk memesan minuman ringan.

"Datang sendiri lagi, Nak?" tanya penjaga kedai yang sudah bisa melihat Mika datang sendiri setiap Valentine ke kedai tersebut.

"Iya bu, sama siapa lagi," jawab Mika dengan senyum khasnya yang ramah.

Setelah menyediakan minuman ibu itu kembali melayani tamu yang ramai di kedai tersebut. Mika yang hanya duduk sendiri tak peduli dengan ramainya kedai saat itu tahu jika memang ia bisa sendirian di sana. Tidak memiliki kesibukan atau teman yang mau menemani hari-harinya yang hampa.

Tidak tahu seberapa lama ia hidup tanpa kekasih, dan lebih memilih sibuk dengan pekerjaannya sendiri tidak ingin melihat dan membuat ia diremehkan ingin membuktikan diri dengan kemampuan yang ia miliki. Mika memang selalu ingin berhasil dan sukses seperti sekarang ini walau ia harus kesepian dan tidak memiliki teman.

Sudah biasa untuknya menghabiskan malam Valentine di kedai itu sendiri, tak memiliki harapan lain hanya ingin menghabiskan malam yang mengerikan menegurnya, karena ia jomblo.

Mika hanya bisa memandang mereka saja, mika sudah terbiasa dengan suasana itu, jika ia ingin mabuk pasti datang ke kedai karena ibu kedai pasti baik menjaganya saat ia mabuk, hingga Mika sadar.

Kebiasaan buruk Mika saat mabuk tidak dapat mengingat apapun yang sudah terjadi.

Pernah suatu waktu saat masih SMA, ia mabuk berasa Raka teman SMA-nya, hingga dia tidak sadar dibawa pulang ke rumah Raka. Walau itu hanya sebuah pemikiran naif Mika. Yang mengira tidak terjadi apa-apa

Untung tidak terjadi apa-apa setelah pagi, Raka memang teman yang baik tapi sekarang dia sedang kuliah diluar negeri jadi sudah lama mereka tidak bertemu.

avataravatar
Next chapter