2 Awal Bertemu

Awal bertemu menjadi malapetaka yang tidak pernah disangka dan dikira oleh Mika hingga lagi-lagi ia harus menghabiskan malam bersama dengan Raka.

"Teringat, Raka jadi ingat kejadian bodoh itu, bagaimana cewek dia sekarang, anak orang kaya pasti beda. Kuliah saja di luar negeri, kenapa aku ingat dengannya," kata Mika sambil menikmati cemilan dan minuman yang sudah tersaji di mejanya.

Tiba-tiba seseorang duduk tepat di hadapannya, jelas hal itu membuat Mika kaget karena ia memesan meja itu untuk sendiri.

"Kau ternyata masih suka minum di sini, yah," sapa Raka yang tiba-tiba duduk di depan Mika.

Raka yang baru pulang dari luar negeri sengaja pergi ke kedai itu untuk mengenang masa lalu bersama Mika, ia sudah lama menyukai Mika sejak SMA tapi Mika selalu menolaknya karena alasan perbedaan latar belakang.

Memang tidak dipungkiri Raka yang merupakan anak dari konglomerat generasi ketiga, yang merupakan anak tunggal dan pewaris dari seluruh perusahaan JK company, jelas berbeda dengan Mika yang dari kelas menengah.

Seorang anak dari panti asuhan yang bahkan tidak punya orang tua, setelah lulus kuliah ia juga harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.

Perbedaan yang sangat mencolok karena mereka dari kalangan yang berbeda disatukan oleh takdir di SMA yang sama karena saat itu Mika mendapatkan beasiswa.

Menjadi perteman yang mana berakhir saat mereka masuk kuliah, raka yang harus kuliah di luar negeri tidak mungkin bisa menolak keinginan orang tuanya.

"Kau! bukannya kamu sedang di luar negeri kenapa kemari?" tanya Mika yang jelas kaget atas kedatangan Raka yang tiba-tiba.

Sudah lebih dari tiga tahun mereka tidak bertemu dan melihat Raka yang tiba-tiba datang jelas membuat ia kaget. Tiba-tiba langsung menyapa yang jelas sudah lama mereka tidak bertemu tapi Raka masih begitu hafal dengan sosok Mika.

"Aku baru pulang, teringat dengan mu, jadi aku kemari. Masih suka minum sendirian, di hari Valentine pasti tidak punya pacar," sindir Raka yang langsung membuat Mika tidak suka karena memang benar adanya.

Mika yang sibuk kerja hingga lupa waktu untuk dirinya sendiri, ia lupa akan pendamping karena sudah biasa hidup mandiri. Ia menganggap memiliki kekasih itu merepotkan.

"Apa pedulimu," kata Mika kesal yang merasa tersinggung dengan perkataan Raka.

Walaupun Mika dekat dengan Raka tapi tidak sedikitpun Mika menyukai laki-laki itu yang mana tidak sesuai dengan tipe idealnya. Ia lebih suka sosok laki-laki yang dewasa dan berotot dengan tubuh besar dan tinggi.

Berbeda jauh dengan Raka yang masih seumuran dengannya, tubuh tidak begitu kekar, hanya tingga dan putih saja kelebihannya. Yang lain tidak ada yang menarik. Kecuali dia anak orang kaya yang menyebalkan.

"Kau ini masih tetap sama seperti dulu, bagaimana kalau kita lomba minum?" tentang Raka yang ingin jika dulu pernah minum bersama Mika di kedai itu.

Mika dulu yang mengajak dan coba-coba untuk minum untuk merayakan kelulusan mereka. Jelas hal itu tidak bisa Raka lupa karena ia memang menyukai Mika dari awal mereka bertemu.

"Tidak lagi, aku tidak akan tertipu olehmu lagi seperti dulu," kata Mika yang memiliki pengalaman buruk saat minum dan tidak bisa ingat apapun.

"Bukanya dulu kau yang mengajakku yang polos ini untuk minum," kata Raka menyalahkan Mika atas kejadian dulu yang jelas dia sendiri juga merasa senang saat itu mendapatkan ajakan langsung dari Mika.

"Benarkah aku tidak ingat itu, yang jelas aku sedang ingin sendiri saja," kata Mika malas meladeni Raka.

Ia tidak ingin berurusan dengan keluarga besar Raka lagi. Apalagi jelas Mamanya Raka tidak suka dengan dirinya

"Kau habis putus cinta?" tanya Raka heran dengan ucapan Mika yang ingin sendiri seperti sedang patah hati.

"Mana ada," jawab Mika cepat yang tidak mungkin ia langsung bilang kalau dia tidak suka dengan Raka.

"Lalu?" tanya Raka saat itu sambil memesan minuman.

"Ada, Nak Raka juga, sudah lama tidak bertemu," tanya ibu kedai yang juga mengenal Raka.

"Iya bu, saya baru pulang, rindu sama Mika jadi kesini," kata Raka dengan percaya dirinya karena sudah kenal dengan ibu kedai.

Mika yang sering kesana membuat ibu kedai hafal dengan Raka karena Mika hanya pernah membaca satu teman laki-laki. Selebihnya tidak pernah lagi membawa teman laki-laki kecuali Raka.

"Kalian berdua memang cocok, hubungan kalian juga langgeng. Mika sering kesini setiap tahun jika malam Valentine." Ibu kedai menjelaskan pada Raka sambil menyajikan minuman.

"Terima kasih," kata Raka Setelah mendapatkan pesanan minuman yang ia pesan.

"Lihat aku sudah memesan banyak minuman, lagi pula kau sering kemari bukan jadi tidak masalah jika kau mabuk bersamaku," kata Raja mengajak Mika mabuk bersama.

"Baiklah, tapi kalau aku mabuk jangan bawa aku pulang ke rumahmu, bisa-bisa aku kena omel ibumu lagi," kata Mika yang pernah sekali mendapat cacian dari Mamah Sani yang merupakan ibu dari raka.

Karena ulah Raka yang membawa Mika pulang ke rumah saat mabuk.

"Tenang, itu tidak akan terjadi," kata Raka menyakinkan.

Awalnya Mika ragu jika ingat kejadian dulu, tapi mengingat mereka yang sudah lama tidak bertemu mana mungkin dia menolaknya. Apalagi mereka merupakan teman SMA yang sangat dekat dari dulu.

"Baiklah, karena kau baru datang dari luar negeri dan hari ini hari Valentine, mari kita merayakannya bersama," kata Mika yang akhirnya menyetujui ajakan dari Raka.

Pada akhirnya mereka minum sampai mabuk, untuk merayakan hari Valentine bersama, setelah sekian lama mereka baru bertemu lagi.

"Sarapan dulu, aku sudah masak," kata Raka mencoba membujuk Mika untuk sarapan terlebih dulu karena tahu jika pasti Mika pusing dan lelah setelah mabuk semalam.

"Engga mau," ata Mika menolak dan pergi dengan terburu-buru setelah merapikan diri.

"Sekali saja," kata Raka lagi mencoba mencegah Mika agar tidak pulang karena apa yang dilakukan Raka benar-benar keterlaluan.

"Aku bilang nggak mau, lepasin nggak," kata Mika yang bersikeras meminta Raka untu melepaskan tanganya karena hal itu membuat Mika tidak nyaman.

"Oke baiklah, maaf aku hanya tidak tega saja," Raka meminta maaf dan menyesali perbuatanya karena sudah membuat Mika marah.

Mika pergi dengan tidak mempedulikan Raka lagi, karena apa yang dilakukan Raka membuat ia benar-benar marah pada Raka.

"Tunggu aku, aku akan mengantarmu," kata Raka sambil mencari kunci mobil yang ia taruh entah dimana semalam membuatnya sibuk mencari kunci di saat Mika sudah jauh.

Saat ia menemukan kunci itu dan mengejar Mika sayang mika sudah naik taksi terlebih dahulu membuat Raka gagal mengejar Mika dan mengantarnya pulang.

"Ah, aku terlambat. Dia masih seperti dulu tetap keras kepala, tapi aku masih tetap suka dengan sifatnya itu," kata Raka sambil melihat taksi yang ditumpangi Mika menjauh pergi dari apartemennya sekarang.

avataravatar
Next chapter