18 Harapan Untuk Mempunyai Menantu Wanita

Translator: Atlas Studios Editor: Atlas Studios

Nyonya Lu memperhatikan pasangan ayah dan anak itu, keduanya kaku seperti kayu. Hal itu menghancurkan hatinya. "Tingxiao, apakah kamu mendengar perkataanku? Dan ada apa dengan Harta Kecil? Dia belum makan sesuap nasi pun sepanjang malam. Bayi kesayanganku hanya melihat ke telepon selular itu!"

Lu Jingli berkata sambil mengunyah iga asam manis, sehingga kata-katanya tidak jelas. "Harta Kecil sedang menunggu telepon dari seorang tante cantik!"

Nyonya Lu bingung, "Tante cantik apa?"

Lu Jingli melambaikan tangannya. "Sudahlah, ayah dan ibu tidak perlu khawatir. Kakakku sudah menemukan seseorang yang dia sukai!"

Nyonya Lu terkejut tapi tetap tidak percaya. "Apakah kamu mengatakan yang sejujurnya? Anak Nomor Dua, jangan membohongi kami!"

Raut muka Tuan Lu terlihat serius saat dia meletakkan sumpitnya untuk memperhatikan Lu Jingli.

"Mengapa aku harus berbohong? Ini kenyataannya! Tanyalah kakakku, jika kalian tidak percaya!" kata Lu Jingli sambil melihat kakaknya.

"Tingxiao, apakah yang dikatakan Jingli benar?" tanya Tuan Lu dengan suara kasar.

"Tingxiao, mengapa kamu diam saja?" desak Nyonya Lu.

Lu Tingxiao: "Ya."

Nyonya Lu serasa ingin mati penasaran; seakan-akan dia telah menunggu setengah hari hanya untuk mendengar sepatah kata "Ya". Amarah memenuhi perutnya. "Kau anak nakal, mengapa kamu tidak berkata lebih dari satu kata? Berbicara denganmu sungguh buang-buang tenaga!"

Lu Tingxiao berkata, "benarkah?"

Luar biasa, jadi dia bisa berkata lebih dari satu kata.

Nyonya Lu masih tidak yakin dan bertanya dengan curiga, "Tingxiao, orang yang sukai itu… apakah pria atau wanita?"

Wajah Lu Tingxiao merah padam, giginya hampir bergemeretak, dan dia berkata ketus, "Perempuan."

Lu Jingli tertawa sangat keras, dan hampir terguling dari kursi. "Tentu saja dia seorang wanita, dan sangat cantik pula. Harta Kecil kita sangat menyukainya, bahkan dia menunggu-nunggu telepon darinya!"

Ketika Nyonya Lu mendengar ini, dia merasa gembira sekali. "Para leluhur telah memberkati kita, para leluhur telah memberkati kita! Tingxiao, dari keluarga manakah nona muda ini? Umur berapakah dia? Dari mana asalnya? Apa yang dia kerjakan? Berapa besar rumah tangganya? Mengapa kau tidak bilang lebih cepat pada kami…"

Lu Jingli buru-buru memotong ibunya. "Ibu, tenanglah! Belum ada yang terjadi di antara mereka. Kami tidak memberitahumu karena kami takut kau akan ikut campur dan merusak segalanya!"

Kalau mereka menemukan siapa Ning Xi, tentang reputasinya yang tidak cemerlang dan fakta bahwa dia saat ini bekerja di industri hiburan. Maka rencana mereka akan rusak.

Saat ini, Tuan Lu berkata, "Wanita ini pasti layak kalau Tingxiao menyukainya. Jangan khawatir berlebihan."

"Jangan khawatir? Bukankah kau sendiri yang khawatir? Siapa yang sangat khawatir sampai tidak bisa tidur di malam hari dan harus merokok di balkon?" kata Nyonya Lu tanpa ampun menyingkapkan rahasia suaminya.

Tapi setelah mendengar perkataan suaminya, dia lebih tenang. "Standar Tingxiao sangat tinggi, gadis yang dia sukai pastilah cukup baik. Bahkan Harta Kecil menyukainya!"

Setelah semua orang tenang, mendadak telepon selular yang dipegang Harta Kecil sepanjang malam, berbunyi.

Ini telepon selular milik Tingxiao sendiri, jadi tidak banyak orang yang tahu nomornya.

Lu Jingli cepat-cepat melihat. Memang benar itu nomor Ning Xi.

"Apakah gadis itu menelepon?" tanya Nyonya Lu bersemangat, seakan-akan dia akan bertemu dengan menantu wanitanya.

Lu Jingli menganggukan kepalanya dan membantu Harta Kecil untuk menjawab telepon. Harta Kecil tidak tahu cara memakai telepon selular. Dulu Lu Tingxiao pernah membelikannya sebuah, tapi dia tidak suka menggunakannya, dan siapa yang tahu sekarang benda itu ada di mana sekarang.

Pada saat bersamaan, semua orang di meja fokus hanya pada telepon selular itu.

Lu Jingli lah yang paling tidak tahu malu, menempel pada sisi lain telepon selular untuk ikut mencuri dengar.

avataravatar
Next chapter