webnovel

Hamil

Mereka di Hyogo selama lima hari, semula Chloe berencana tinggal di Hyogo selama dua atau tiga hari tapi karna suami omesnya menghukumnya selama dua hari jadi satu hari berikutnya Chloe menghabiskan harinya dengan tidur.

Kemudian setelah menghabiskan beberapa hari di Osaka mereka bergerak ke Kyoto. Di sana mereka tinggal selama tiga hari.

Lalu mereka melanjutkan perjalanan ke Kobe setelah tinggal selama tiga hari di sana mereka lanjut ke Okayama lalu ke Hiroshima dan terbang ke Hokkaido, di sana mereka tinggal hampir dua minggu. Setelah puas menjelajah Hokkaido akhirnya mereka kembali ke Tokyo. Dan tiga hari kemudian mereka pulang ke Indonesia.

πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•

Esok harinya Chloe muncul di Coffee Art dengan wajah berseri.

"selamat pagi semua....." sapa Chloe begitu membuka pintu.

"Chloee....." teriak Delvi sambil berlari memeluk temannya "mana oleh-olehku ?" katanya setelah puas memeluk Chloe.

Chloe meringis dan menyerahkan tas besar berisi oleh-oleh "seperti biasa sudah ada nama masing-masing jadi jangan berebut ya"

"oh...kekasihku akhirnya pulang" Mr. Kim merentangkan kedua tangannya siap memeluk Chloe, tapi kerah bajunya di tarik oleh Sam.

"aku mau ganti baju, bos sudah datang ?" tanya Chloe.

"dia belum menelpon ?" tanya Sam

"kenapa dia harus menelponku ?"

"dia bilang akan memberitahumu langsung" jelas Mr. Kim.

Sam mengeluarkan oleh-oleh untuknya dari tas dan menggerutu "kenapa kamu tidak membawakan kasetnya Miyabi"

"apa semua pria menjijikkan sepertimu ? siapa yang sudi membawakan kaset menjijikkan begitu" cela Chloe sambil pergi ke lantai dua meninggalkan teman-temannya.

Baru saja Chloe mengancingkan seragam ponselnya berbunyi dan si penelpon ternyata bosnya.

"ha..."

"C....selama dua bulan ke depan kamu yang bertanggung jawab di toko, aku sudah sampaikan itu pada anak-anak yang lain" sebelum Chloe menyapa Stefan sudah memotongnya.

"memangnya kamu ke mana ?"

"aku pergi bulan madu dengan Sisca"

"omong kosong, kalian bahkan belum menikah, katakan alasanmu kabur ?"

"Ny. Kim menyuruhku pulang ke Korea"

"Stefan..."

"serius aku baru mendarat di Korea"

Chloe mendengar suara bising di belakang "Stefan kamu kabur dari sepupumu kan ? kamu yang mengundang semua mantannya waktu resepsi kami kan ?"

"C...sorry aku harus akhiri panggilan takut roaming" jawab Stefan dan mengakhiri panggilan.

Chloe menggerutu, kecurigaannya makin nyata, Stefan pasti kabur karna takut Marco akan membalasnya atas keisengannya mengadakan reuni mantan pacar di resepsi pernikahan MnC.

Dua minggu setelah pasangan MnC kembali dari bulan madu mereka sibuk dengan pekerjaan, dan mereka jarang makan siang bersama karna Marco harus mondar mandir antara kantornya dan Pt. Maju Jaya.

Dan selama dua minggu itu Chloe selalu memesan ayam saus lemon dari restoran kakaknya dan itu pun harus kakak iparnya yang masak, hebatnya dia bisa membedakan itu kakak iparnya yang masak atau bukan. Kalau yang masak kakak iparnya dia makan dengan lahap tapi kalau yang masak bukan kakak iparnya dia akan memuntahkannya semua, padahal tidak ada yang memberitahu siapa yang masak. Dan sekarang adalah masuk minggu ke tiga dia memesan ayam saus lemon. Kali ini yang datang mengantar adalah Melinda.

Melinda masuk ke dalam kantor Stefan dan mengamati adiknya yang tampak asyik menggambar di ipadnya.

"C....ini makan siangmu" kata Melinda melihat adiknya tidak menyadari kedatangannya.

Chloe mengangkat kepalanya dan "kenapa kamu ada di sini ?" heran Chloe

"kakak ngantar makan siangmu" jawab Melinda sambil menyodorkan dua bungkusan kepada adiknya.

"kenapa dua, apa yang satu ?"

"kakak bikinkan dua porsi untukmu" Melinda mulai membuka kedua bungkusan, Chloe menghirup aromanya, Melinda mengamati adiknya.

Setelah menghirup keduanya Chloe mendorong salah satunya dan kembalu membungkusnya "ini bukan bukan mas Aryo yang masak" katanya sambil membungkusnya dengan rapat, lalu dia mulai melahap ayam saus lemon dengan rakus

"gak pake nasi ?" heran Melinda, Chloe menggeleng sambil terus mengunyah ayam.

Dalam waktu lima belas menit Chloe menghabiskan makanannya sampai bersih, bahkan setetes sausnya saja tidak bersisa. Setelah makan Chloe bersendawa dan bangkit dari tempat duduknya berjalan menuju dispenser.

Melinda mengamati setiap gerakan adiknya dengan mata tajam.

"kenapa kamu bertambah kurus, padahal makananmu porsi kuli ?"

Chloe menanggapi pertanyaan kakaknya dengan kedikan bahu.

"kamu sudah dua minggu makan ayam saus lemon, apa kamu tidak bosan ?" Chloe menggeleng "bagaimana kamu bisa membedakan mana masakan mas Aryo ?"

"aromanya"

Melinda mengerutkan keningnya, perasaan aroma kedua masakan itu sama, rasanya juga sama, bagaimana bisa Chloe sehebat itu membedakannya ? pertanyaan ini menganggu pikiran Melinda.

"kapan terakhir kamu datang bulan ?" tanya Melinda lagi.

Chloe mencoba mengingat dan "eh....kalau tidak salah bulan lalu"

"ayo ikut kakak" ajak Melinda sambil menarik tangan adiknya.

"kemana ?"

"sudah ikut saja, cuma bentar kok" Melinda menyeret adiknya dengan paksa.

Sampai di bawah Marco berdiri di depan tangga "mau kemana ?" tanyanya pada Melinda lalu dia melihat pergelangan tangan istrinya yang di pegang erat oleh kakaknya.

"ke rumah sakit" jawab Melinda sambil mendorong adik iparnya agar membuka jalan.

"siapa yang sakit ?" Marco mengamati istrinya was-was.

"tidak ada" lagi-lagi Melinda menjawab.

Melinda mengabaikan Marco dan menarik adiknya ke luar toko, Marco mengekor di belakangnya.

"naik mobilku saja" kata Marco, dia menarik tangan istrinya dan menyeretnya ke mobilnya. Melinda melongo tapi akhirnya dia mengalah dan masuk ke mobil adik iparnya.

πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•

Marco mengelus tangan istrinya, mereka duduk di ruang tunggu ginekologi menunggu hasil pemeriksaan. Sebelum di periksa Chloe di beri test pack dan hasilnya adalah dua garis merah.

Pintu ruang periksa terbuka dan perawat memanggil Chloe dan Marco untuk masuk.

"bagaimana dok ?" tanya Marco gugup

Dokter Indah yang memeriksa Chloe tersenyum. "selamat, istri bapak hamil, usia kandungannya tiga minggu"

Marco tertawa bahagia lalu dia meraih kepala istrinya dan mencium bibirnya.

"ehhemmm...." Chloe mendorong suaminya mendengar deheman dokter Indah "mau di USG ?" tawar dokter Indah.

"memang sudah kelihatan dok ?" tanya Chloe.

"belum sih tapi mungkin hanya berupa titik kecil saja" jelas dokter

"gak apa dok, saya mau" kata Chloe antusias.

Saat di periksa dokter menunjukkan tiga titik di layar "calon bayi kalian kembar tiga"

"apa ? serius dok" Chloe syok.

"ternyata kerja keras kita tidak sia-sia" kata Marco dengan senyum bahagia, "terima kasih sayang" Marco mengecup kening istrinya.

Dokter Indah ikut bahagia melihat kebahagiaan pasangan di depannya.

"bagaimana ?" tanya Melinda melihat mereka keluar dari ruang periksa.

"kembar tiga" Marco tersenyum bangga.

"wow..." Melinda memeluk adiknya bahagia "pantas kamu kurus meski makanmu porsi kuli, ternyata tiga nyawa di dalam perutmu, ibu dan nenek pasti bahagia, Marco beri kabar mamamu, beliau juga pasti sangat bahagia"

Marco mengangguk dan mengeluarkan ponselnya, senyum bahagia tidak hilang dari bibirnya.

πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•

Jocelyn menatap kosong dinding penjara tak lama kemudian dia berteriak ketakutan sambil menutupi kedua telinganya dan menggigil "jangan.....aku minta maaf....aku salah telah menyakitimu....jangan ganggu aku" katanya sambil meringkuk di sudut kamar penjara.

Teman satu selnya menatapnya takut lalu dia berteriak memanggil penjaga.

Tak lama penjaga datang dan Jocelyn menatapnya dengan mata nyalang "jangan.....jangan...saya minta maaf" teriaknya dengan tangisan pilu.

Next chapter