webnovel

Aku Berjanji

Matahari sudah meninggi. Sinarnya menyorot memasuki celah-celah jendela besar yang ada dikamar. Seberkas sinar yang lolos dari suatu celah menerangi wajah Rendi yang terlelap. Sinarnya terasa panas dan mengigit kulitnya. Rendi mengerjakan matanya. Bulu matanya yang panjang mengerjap. Ia langsung mengerang merasakan pusing dikepalanya. Rendi mencoba bangun. Ia lalu duduk sambil memegang kepalanya. Ia berupaya menghilangkan rasa pusing dikepalanya.

Samar-samar Ia melihat suasana yang asing. Matanya menatap ke poster yang terpampang di dinding kamar yang ada didepannya. Rendi mengerutkan keningnya. Sejak kapan kamarnya yang begitu futuristik berubah menjadi penuh warna pink dengan poster dimana-mana. Rendi memijat keningnya sendiri sambil memejamkan matanya kembali Mungkin Ia masih di alam mimpi. Tapi kemudian Ia mendengar lagi suara ketukan di pintu tambah keras seraya terus memanggil-manggil nama Jasmine.

"Jasmine...Jasmine..Buka pintunya!! Ini Kakek. Mengapa Kamu tidak bangun juga?"

Rendi terkejut, sejak kapan namanya berubah jadi Jasmine. Rendi mengedarkan pandangannya yang mulai jelas. Ia menolehkan kepalanya ke samping.

Dan "AAKH...." Rendi terpekik sambil melompat dari atas ranjang melihat sosok tubuh wanita yang terbaring disampingnya. Tubuh semampai itu terbaring terlentang mengenakan gaun bewarna ungu muda lengkap dengan mahkota bunganya yang masih menempel dikepalanya. Dan Ia tahu pasti sosok tubuh itu adalah Jasmine calon istrinya.

"Jasmine.. Jasmine..." Rendi segera membangunkan sosok tubuh yang terlentang itu dengan panik. Apalagi didengarnya yang mengetuk pintu semakin keras. Jasmine malah merengek sambil membalikkan tubuhnya asalnya terlentang menjadi membelakangi Rendi. Rendi semakin panik.

" Ya..Tuhan.. Jasmine..Jasmine bangunlah!! Dengar ada yang memanggil namamu.. Itu Kakekmu. Cepatlah bangun, Ya Tuhan.. kenapa Aku ada disini. Apa yang terjadi?" Rendi melap keringat dingin yang tiba-tiba mengucur deras.

Mendengar ada suara laki-laki yang tidak dikenalnya membangunkan dia. Jasmine langsung tersentak bangun. Tapi melihat wajah tampan di depannya. Jasmine malah tersenyum manis. Tangannya terhulur mengusap-ngusap pipinya. Rendi terpengarah menyaksikan kelakuan ganjil Jasmine. Orang lagi panik malah melakukan kemesraan.

"Cha Eun Woo..Kau datang di mimpiku. Kamu tau tidak? Aku sangat...sangat... saaangat menyukaimu..." Katanya sambil hendak memeluk Rendi dengan mata terpejam. Rendi langsung tersentak kaget. Sadarlah Ia, kalau Jasmine sedang mengira dirinya tengah bermimpi bertemu idolanya. Rendi lalu mencekal tangan yang hendak memeluknya.

"Jasmine!! Sadarlah.. Bangunlah!! Ini Aku Rendi Kakaknya Serena, Bukan Cha...Cha...Caca Handika atau siapa ya? Aah... siapapun namanya itu. Aku lupa lagi" Kata Rendi sambil mengguncangkan bahu Jasmine dengan keras. Rendi kesulitan menyebut nama Cha Eun Woo malah teringat nama Caca Handika penyanyi dangdut Indonesia zaman Ia masih kecil.

Mendengar nama Rendi di sebut maka mata Jasmine terbuka lebar kemudian menatap Rendi, mencubit tangannya sendiri. Setelah terasa sakit seketika Jasmine tersadar dan langsung berteriak histeris.

"AAA....Aakh... mengapa Kamu ada dikamar ku? Apa yang Kau lakukan disini..Kakek!!!! Jasmine memanggil Kakeknya dengan suara keras.

Rendi menutup telinganya dengan kedua tangannya. Pintu kamar langsung terbuka dari luar. Tampak seorang kakek-kakek masuk.

Matilah Ia...Rendi langsung tersadar Ia dijebak Serena. Bagai berada di komik Manga Rendi diperangkap Keluarganya sendiri agar menikah dengan Jasmine. Sungguh siasat yang konyol tapi selalu berhasil.

"Apa yang Kalian lakukan? Kau siapa? Apa yang Kau lakukan di kamar Cucuku?" Kakeknya Jasmine melotot pada Rendi. Rendi menatap Kakeknya Jasmine. Tidak ada sepatah katapun yang terucap dari mulut Rendi. Mau bilang apapun, pembelaan diri bagaimanapun hanya akan buang-buang waktu. Toh sudah jelas ia dijebak untuk menikahi Jasmine. Walaupun tidak ada yang terjadi apapun tadi malam.

Rendi mendekati Kakeknya Rendi. Ia mengambil tangan kanannya dan menciumnya. "Saya Rendi. Silahkan nikahkan Saya dengan Jasmine. Anda lebih mengetahui apa yang telah terjadi." Kata Rendi sambil tersenyum.

Sesaat Kakeknya Jasmine terbelalak mendengar kata-kata Rendi yang seakan sudah berhasil membongkar konspirasi diantara keluarga Rendi dan dirinya. Tidak dapat ditahan Kakeknya Jasmine tertawa terbahak-bahak.

"Anak Muda..Aku senang dengan gayamu. Tidak salah memang Kasmita memiliki cucu sepertimu. Aku akan serahkan biji hatiku untuk Kau jaga. Jagalah Ia seperti Kau menjaga nyawamu sendiri"

Rendi berpaling ke arah Jasmine yang terlihat masih shock. Ia duduk di atas Ranjang sambil memegang kepalanya. Badannya gemetar. Bagaimana bisa Ia terbangun seranjang dengan seorang laki-laki. Jasmine menutup wajahnya sambil menangis. Hati Rendi menjadi sangat iba. Timbul perasaan sayang pada gadis itu.

Rendi lalu berpaling ke arah Kakeknya Jasmine.

"Saya berjanji Kakek.." suara Rendi bergetar

"Berjanjilah juga Kau tidak akan pernah menyakitinya"

"Saya berjanji Kakek"

"Berjanjilah Kau untuk tidak akan pernah meninggalkannya"

Rendi terdiam, Ia tidak mau gegabah menjawab permintaan yang ini. Kakek Jasmine menatapnya dengan tajam. Rendi menghela nafasnya lalu berkata.

"Iya Saya berjanji, sepanjang Jasmine masih ingin bersama saya, Saya tidak akan pernah meninggalkannya."

Kakeknya Jasmine mengerutkan keningnya.

" Permintaan pertama dan kedua Kau jawab langsung dengan cepat. Tapi mengapa yang terakhir kau menjawabnya seperti itu??" Kakeknya Jasmine terlihat kurang setuju dengan jawaban Rendi.

"Betul Kakek. Ketika Kakek meminta Saya untuk menjaganya maka Saya bersedia mematuhinya tanpa syarat. Ketika Kakek meminta saya untuk tidak menyakitinya saya juga mematuhinya.

Tetapi ketika Kakek minta untuk tidak pernah meninggalkannya. Saya tidak bisa langsung memenuhinya. Karena Jasmine masih di bawah umur. Hidupnya masih sangat Panjang. Kalau seandainya nanti ternyata dia tidak mencintai saya dan berniat meninggalkan saya. Maka saya tidak akan menahannya demi kebahagiaan Jasmine" Rendi menjelaskan dengan panjang lebar.

Kakeknya Jasmine langsung menepuk-nepuk pundak Rendi. "Kamu benar-benar anak yang bijaksana. Kamu masih memikirkan perasaan Jasmine. Aku sekarang bisa menutup mata dengan tenang kalau sewaktu-waktu Aku meninggal. kamu tahu? Jasmine sudah ditinggalkan kedua orangtuanya sejak Ia masih kecil. Aku merasa hidupku tidak akan lama lagi. Aku begitu gelisah menyadari bahwa Jasmine tidak akan memiliki siapapun untuk menjaganya setelah Aku tiada. Kini hidupku menjadi lebih tenang"

"Baiklah Kakek. Kalau boleh Saya permisi dulu karena harus pergi ke Kantor." Rendi kembali mencium lagi tangan Kakeknya Jasmine.

"Eh..Nak Rendi..Apa perlu diantar oleh sopir kami? Kakek khawatir efek obat biusnya masih ada" Kata Kakek Jasmine tanpa sadar.

Rendi langsung menatap Kakeknya Jasmine sambil menggelengkan kepalanya takjub.

"Oooh...jadi semalam Kalian membius Saya untuk menjebak Saya agar masuk ke dalam perangkap kalian. Luar biasa.."

Muka Kakeknya Jasmine langsung berubah tersipu-sipu malu karena kelepasan bicara.

"Oh ya Kakek. Saya yakin semalam juga, pasti Kakek Saya dan Kakek, menjaga Kami semalaman karena khawatir Kami melakukan hal yang melanggar agama" Kata Rendi sambil menebak-nebak.

"Ah...ha..ha..ha..Iya Nak Rendi betul. Semalaman Kami bergadang duduk menunggui kalian. Tapi Nak Rendi tau darimana Kami menunggui Kalian semalaman."

Rendi lalu menunjuk pada meja dekat sofa. Diatas meja terdapat dua gelas bekas kopi dan asbak yang penuh dengan puntung rokok.

Kakeknya Jasmine jadi malu sekali." Maafkan Kami Rendi.."

"Tidak apa-apa Kakek.." Kata Rendi sambil pergi meninggalkan Rumah Jasmine.

Kakeknya Jasmine menatap kepergian Rendi dengan hati penuh kebahagiaan. Kho ada yah anak Muda yang begitu baik hati dengan wajah yang begitu tampan. Sudah tahu dijebak bukannya marah-marah malah berjanji akan menjaga cucunya dengan segenap hati. Kakeknya Jasmine mengangkat tangannya berdoa untuk kebahagiaan Rendi dan Jasmine. Lalu Ia menghampiri Jasmine yang masih gemetar.

Next chapter