"Ohh, yah, di situ. Kamu hebat, mijatnya, Laila. Terus pijat yang sebelah situ," ujar Hilman yang keenakan dipijat tangan lembut istrinya.
"Kamu jangan bersuara gituan, Mas. Aku nggak ingin kalau orang denger, kita lagi ngapain?" cibir Laila, memukul pelan punggung sang suami.
Eva juga mendengar dengan jelas. Ia membawakan buah yang ia ambil di kulkas. Ia jadi kembali cemburu pada Laila. Meskipun Laila tidak pantas untuk dicemburui. Tapi tetap saja karena ia berpikir yang macam-macam sebelum melihat Hilman dan Laila. Eva meletakan buah-buahan itu ke meja.
"Mau makan buah, enggak? Ini aku sudah bawakan ke sini," ungkap Eva. Ia melihat apa yang dilakukan Laila. Melihat Laila berhenti, ia lalu meneruskan berkata, "Kamu lanjutkan saja, Laila. Kalau gitu, aku kembali ke dalam dapur, yah," pamit Eva.
"Iya, Mbak." Laila hanya menjawab Eva dengan singkat. Tapi dari suaranya, Laila merasa kalau Eva cemburu. Tapi tetap saja Laila melanjutkan untuk memijat Hilman.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com