6 Positif Hamil!

2 Bulan Kemudian.

Oek..oek..oek..

Andin muntah-muntah di pagi hari, Kenan yang masih tertidur mendengar Andin muntah-muntah Kenan langsung beranjak bangun. Kenan langsung bergegas ke kamar mandi.

Di kediaman rumah Mahendra-

"Ini sudah hampir 2 bulan pa. Kenapa belum ada kabar dari Bianca maupun Kenan? Pokoknya siang ini mama akan membawa Bianca ke rumah sakit. Mama penasaran banget," ucap mama Rani dengan sinisnya. Saat ini mama Rani dan papa Roy tengah sarapan pagi.

"Lakukan apa yang menurut mama benar. Papa akan dukung," ucap papa Roy.

"Iya pa."

Di Rumah Andin-

"Andin kamu kenapa?" tanya Kenan saat mendapati Andin di kamar mandi.

Andin membungkuķ, tak kuat manahan rasa mual di perutnya. Kepala Andin juga sedikit pusing, tubuh Andin juga ikutan lemah. Kenan menahan tubuh Andin yang hampir saja jatuh. Pada akhirnya Andin di bawa ke rumah sakit oleh Kenan.

Di dalam perjalanan Kenan menghubungi Bianca kalau Andin mual dan muntah bahkan hampir pingsan, sekarang Andin sedang dalam perjalanan menuju ke rumah sakit.

"Yes... Andin mual dan muntah? Itu pertanda kalau Andin itu?----"

Bianca sangat gembira mendengar kabar kondisi Andin dari Kenan, Bianca sudah sangat yakin kalau Andin itu hamil. Saat Bianca hendak mau pergi tiba-tiba terdengar suara bel berbunyi.

Ning...nong...

Bianca segera membuka pintunya.

"Mama Rani... " sapa Bianca dengan getir. Bianca sangat terkejut dengan kedatangan mama mertuanya.

"Bianca ini sudah 2 bulan, selama 2 bulan ini kamu belum memberikan kabar baik sama mama. Hmmm mangka dari itu, mama kesini mama akan bawa kamu ke dokter untuk di periksa," ucap mama Rani tanpa ragu-ragu lagi.

Hemmm... ini kesempatan bagus untuk aku..

Tiba-tiba----

Oek...Oek...Oek...

Bianca tiba-tiba ingin muntah. Mama Rani panik.

"Bianca kamu kenapa?" tanya mama Rani.

"Gatau ma, akhir-akhir ini Bianca sering mual terus kepala Bianca pusing banget, udah gitu Bianca merasa lemess banget ma," ucap Bianca.

Bianca membungkuk, tangannya terus menyentuh perutnya.

"Jangan-jangan kamu hamil Bianca?" seru mama Rani.

"Entahlah mah," jawab Bianca yang terus merintih merasakan mual.

"Ya sudah sayang ayo kita ke dokter," ajak mama Rani.

Bianca menurut.

Saat dalam perjalanan Bianca diam-diam mengirim chat kepda Kenan.

"Mas aku lagi bersama mama Rani menuju ke rumah sakit. Tolong atur semuanya Mas, aku ingin semua rencana kita berjalan dengan lancar. Aku sangat yakin kalau Andin itu sedang hamil."

Chat terkirim.

Kenan belum sempat membacanya karena ia sedang menemani Andin yang tengah di periksa oleh dokter.

"Dok gimana keadaan istri saya?" tanya Kenan kepada dokter setelah dokter selesai memeriksa keadaan Andin.

Ya Allah... Mas Kenan menganggap aku istrinya? Ya Allah aku merasa senang sekali.

Andin terus memancarkan senyuman, ia begitu bahagia ketika Kenan mengakuinya sebagai istri.

"Tidak ada yang serius. Ini hal yang wajar. Selamat pak Kenan istri anda sedang hamil usia 7 minggu," ucap sang dokter.

"Alhamdulilah... " Kenan dan Andin mengucapkan syukur.

Dokter pun keluar...

Kenan saking bahagianya ia langsung memeluk tubuh Andin,"Terimakasih, saya sangat senang mendengarnya," seru Kenan dalam dekapan Andin.

Selama 2 bulan ini Kenan dan Andin emang sering meluangkan waktu berdua atas perintah Bianca. Andin juga masih kerja di kantor Kenan. Andin dan Kenan sangat propesional, saat di kantor keduamya bersikap seperti atasan dan bawahan.

Kadang saat Andin masuk ke ruangan kerja Kenan hanya sekedar membersihkan ruangan kerja, hasrat Kenan tiba-tiba memuncak ketika melihat keringat Andin yang bercucuran ketika Andin kerja.

Kenan yang tak tahan selalu mengajak Andin melakukan hubungan suami istri di saat-saat jam kerja di dalam kamar yang terletak di ruangan kerja Kenan. Kenan maupun Andin sudah tidak merasa sungkan lagi.

Di tambah lagi, saat Kenan bangun pagi Andin selalu memasak makanan yang lezat-lezat. Kenan semakin betah saja kalau tinggal di rumah Andin.

Bianca dan mama Rani sudah tiba di rumah sakit. Bianca mulai was-was karena Kenan belum membaca chat darinya.

Duh... Mas Kenan cepeetan baca chatnya.

Mama Rani terus memapang Bianca, membantu Bianca untuk berjalan.

Kenan sudah membaca chat dari Bianca.

"Andin kamu tunggu sebentar," ucap Kenan.

Andin mengangguk.

Kenan langsung keluar berlarian kecil mengejar dokter tadi. Setelah berhasil mengejar dokter Nuri, Kenan tanpa sungkan menceritakan perihal masalah rumah tangganya. Kenan juga meminta Dokter Nuri untuk memberikan keterangan kalau Bianca (+) hamil.

"Pak Kenan tenang saja, saya akan membantu pak Kenan," ucap dokter Nuri.

"Terimakasih dok," seru Kenan.

"Sama-sama Pak Kenan."

Setelah itu Kenan kembali menemani Andin. Sedangkan dokter Nuri masuk ke dalam ruangannya.

"Ndin ayo kita pulang?" ajak Kenan setelah bertatap muka dengan Andin.

"Ayo Mas," seru Andin.

Andin merasa senang hari ini karena Kenan sangat manis dan perhatian. Kenan membantu memapang Andin untuk berjalan.

"Masih pusing?" tanya Kenan saat memapang Andin berjalan.

"Sedikit Mas," jawab Andin.

.

Bianca tengah di periksa oleh dokter Nuri, saat imu Bianca tengah ketakutan sekali karena Kenan tidak ada kabar, terus Bianca tidak bisa melihat ponselnya, mama Rani selalu memperhatikan Bianca.

"Gimana keadaan menantu saya dok?" tanya mama Rani penuh semangat. Mama Rani sudah tidak sabar mendengar kabar baik soal Bianca.

"Selamat bu, memantu ibu positif hamil jalan 7 minggu," seru dokter Nuri.

"Alhamdulilah----," ucap syukur mama Rani.

Yes! Rencanaku berhasil. Ma Kenan pasti sudah membaca chat dari aku, akhirnya aku bisa bernafas dengan lega.

Mama Rani langsung memelul Bianca setelah dokter Nuri keluar dari ruangannya,"Terimakasih sayang, terimakasih karena kamu akan segera memberikan mama cucu," ucap mama Rani penuh haru. Ia begitu sangat bahagia mendengar kabar soal ke hamilan Bianca.

Bianca membalas pelukan mama Rani,"Iya sama-sama ma, akhirnya doa-doa kita di dengar juga."

"Iya sayang. Ya sudah kita pulang. Kenan pasti sangat bahagia sayang mendengar kabar ini," seru mama Rani, raut wajahnya tampak berbinar-binar.

"Iya ma."

Setelah menebus obat ke apotek, mama Rani dan Bianca langsung menuju kantornya Kenan. Karena mama Rani menyangka kalau Kenan berada di kantornya padahal Kenan lagi bersama Andin.

Duh gawat... kenapa mama Rani malah langsung ke kantornya Mas Kenan sih? Mas Kenan kan lagi bersama Andin.

Bianca diam-diam mengirim chat kembali kepada Kenan.

Sayang kamu harus ke kantor secepatnya, aku dan mama lagi otw ke kantor.

Chat terkirim. Kenan langsung membacanya.

"Ribet banget sih," gerutu Kenan.

Kenan dan Andin kini sudah berada di rumah. Kenan setelah membaca chat dari Bianca langsung pergi tanpa pamit terlebih dahulu sama Andin. Andin lagi di kamar mandi. Saat Andin sudah tiba di ruang tengah hati Andin merasa sesak karena tidak mendapati Kenan.

"Mas Kenan pasti sudah pulang ke rumah istri pertamanya, huft--- "

"Andin sudah... kamu jangan terlalu berharap lebih. Wanita yang di cintai Mas Kenan itu Bianca bukan Andin." Andin terus menepuk-nepuk jidatnya.

Tiba-tiba ponsel Andin berbunyi ada notifikasi dari Kenan.

Andin... saya minta maaf! saya pulang tidak pamit karena saya lagi buru-buru. Andin kalau kamu menginginkan sesuatu jangan sungkan, ngomong saja 😊

Andin langsung melebarkan senyum ketika membaca isi chat dari Kenan. Saat ini Andin belum menginginkan apa-apa. Andin tidak membalas chat dari Kenan.

"Apakah saat tiba waktunya. Aku akan rela memberikan anakku kepada Mba Bianca dan Mas Kenan?" gumam Andin.

Andin mengelus-ngelus perutnya."Ya Allah nak, maafkan mama sayang jika nanti kita harus terpisah nak. Ini sudah takdir kita."

(Bersambung)

avataravatar