4 Pernikahan!

"Saya terima nikah dan kawinnya Andin Arindra binti alm Anwar dengan mas kawin uang sebanyak 1 juta di bayar tunai."

"Gimana para saksi? Sah?"

"Sah... "

"Alhamdulilah... "

Kenan dan Andin kini sudah sah menjadi suami istri. Keduanya melaksanakan akad nikah di rumah penghulu dan tidak memakai kebaya pengantin. Andin hanya memakai sya'ri berwarna putih , dan Kenan memakai baju koko. Hanya di saksikan oleh Bianca, Budi dan Tika.

Andin mencium punggung tangan Kenan yang sekarang sudah sah menjadi suaminya.

"Selamat ya Pa Kenan dan Bu Andin sekarang kalian berdua sudah sah menjadi suami istri," kata penghulu.

Kemudian dengan bergantian Andin memeluk haru Paman dan Bibinya.

"Ini sudah takdirku yang seperti ini. Takdirku menikah dengan laki-laki yang sudah beristri. Takdirku yang membawaku dalam pernikahan ini," batin Andin.

Tika dan Budi masih tidak terima atas pernikahan Andin yang seperti ini. Andin yang harus terpaksa menikah dengan laki-laki beristri untuk melunasi hutang-hutang Tika dan Budi kepada lintah darat.

Setelah ijab kobul selesai, Andin akan ikut dengan Bianca dan Kenan. Tika juga sudah siapkan beberapa pakaian Andin di dalam tas.

"Sayang maafkan Bibi," ucap Tika dengan menitihkan air mata saat dalam pelukan Andin.

"Sudah Bi, jangan bersedih. Bibi tidak salah, ini emang sudah takdir," kata Andin seraya menepuk-nepuk punggungnya Tika.

"Iya Nak, kalau ada apa-apa jangan lupa kabarin Bibi dan Paman," ucap bibi Tika.

"Iya Bi, itu pasti."

..

Setibanya di sebuah rumah sederhana yang cuman satu lantai, rumah itu rumah peninggalan alm Neneknya bianca.

"Andin ini tempat tinggal kamu selama kamu menjadi istri siri nya Mas Kenan," kata Bianca saat ketiganya sudah berada di dalam rumah.

"Iya Mba,"sahut Andin, kedua manik matanya terus memperhatikan ke setiap penjuru ruangan. Rumah ini tentunya lebih bagus dari rumah paman dan bibinya.

"Andin malam ini Mas Kenan akan ikut pulang denganku. Nanti untuk 2 malam Mas Kenan akan bersama kamu," ucap Bianca enteng.

Kenan merasa tidak di hargai sebagai kepala rumah tangga , karena dari kemarin Bianca terus mengaturnya. Kenan maupun Andin sama-sama membuang nafas berat.

"I-iya Mba," ucap Andin sedikit menundukan kepalanya.

Setelah itu Bianca dan Kenan beranjak pergi meninggalkan Andin sendirian di rumah yang sangat asing baginya . Andin masuk ke dalam kamarnya , membereskan semua pakaiannya yang ia bawa lalu memasukan ke dalam lemari.

Andin berdiri di depan cermin , menatap dirinya sendiri yang begitu sangat menyedihkan. Tak terasa air mata pun menitik di peluh kedua matanya, bola-bola kristal mulai berjatuhan. Andin masih tidak percaya kalau takdirnya akan seperti ini , menjadi istri ke dua sampai melahirkan dan memberikan anaknya kepada pasangan suami istri yang tidak bisa memiliki keturunan. Setelah itu Andin akan menjadi janda di usianya yang terbilang masih muda.

"Ini adalah malam pengantin pertamaku yang harusnya malam ini aku tidur dan menyerahkan milikku pada suamiku," ucap Andin yang berusaha menyinggulkan senyum.

"Tapi sayang... "

"Di malam pengantin ini , aku tidur sendirian."

"Tapi apakah aku bisa melayani suamiku? Apakah aku bisa melakukannya? Karena di antara aku dan suamiku tidak ada dasar cinta. Kita berdua hanya terjebak dalam pernikahan ini."

Andin terus bercermin dan bergumam.

"Pokoknya aku harus bisa melayani Mas Kenan dengan baik agar aku bisa memberikan anak kepada Mba Bianca. Karena kalau aku tidak bisa hamil dalam waktu 2 bulan, aku harus mengembalikan uang itu sebanyak 2x lipat."

Sebelumnya saat Andin tengah di periksa oleh dokter kehamilan , Bianca nerobos masuk dan mengancam Andin. Mendesak Andin agar bisa lihai merayu dan menggoda Kenan saat nanti keduanya di atas ranjang. Bianca memberikan surat perjanjian kedua setelah dokter yang memeriksa Andin keluar.

"Ingat Andin , jika dalam waktu 2 bulan kamu tidak bisa hamil otomatis Mas Kenan akan talak kamu, dan kamu harus mengembalikan uang yang sudah aku kasih sebanyak 2x lipat," ancam Bianca.

Bianca sengaja menggeretek Andin , agar Andin mampu melayani Kenan dengan lihai sehingga membuat Kenan merasa tergoda.

ANDIN VOP.

Ini adalah malam pengantin ke dua, dan menurut kabar yang aku dengar dari Mba Bianca malam ini Mas Kenan akan berkunjung datang ke rumahku. Aku segera bersiap-siap untuk menyambut kedatangan suamiku. Aku mandi , dandan semenarik mungkin. Aku memakai baju tidur yang terlihat seksi sehingga lekuk tubuh ku terlihat samar-samar.

Aku bercermin melihat diriku sendiri, diriku berpenampilan yang seperti ini. Aku merasa bukan aku yang sebenarnya. Wajah ku yang di penuhi dengan polesan make up yang menurutku sangat berlebihan.

Aku menyemprotkan parpum yang katanya wanginya sangat di sukai laki-laki. Dan aku membiarkan rambutku tergerai panjang.

Tok..

Tok..

Tok..

Saat terdengar suara ketukan pintu , aku langsung beranjak untuk membukakan pintu rumahku untuk suamiku. Dan kini tugasku akan segera di mulai. Aku harus merendahkan harga diriku di depan suamiku.

"Mas Kenan... "

Aku menyapa dan menyambut nya dengan manis , lalu aku mencium punggung tangan suamiku. Setelah itu aku mengambil tas kerjanya.

"Ayo Mas masuk," ucapku begitu manis.

Mas Kenan masuk tanpa membalas sambutanku , dia hanya membalas menatapku dengan tatapan yang menurutku sangat menyeramkan. Padahal aku sudah menyapanya dengan semanis mungkin.

Setelah Mas kenan masuk , aku menawarkan minuman, namun Mas Kenan tidak menyahut ia langsung masuk ke dalam kamar , dan aku mengikutinya.

"Siapkan air hangat , saya mau mandi," perintah Mas Kenan yang sangat ketus.

"Iya Mas." Aku menjawab dengan suara yang aku buat selembut-lembutnya.

Setelah membuat air hangat , ketika suamiku masuk ke dalam kamar mandi , aku menunggunya dan duduk di tepi ranjang. Aku lagi mempersiapkan mental untuk bisa merayu-rayu suamiku.

Jantung ku mulai meloncat-loncat , seakan mau keluar saja , deruh nafasku sudah mulai bergemuruh. Ketegangan mulai menghantuiku. Tubuh ku mulai terasa panas dingin dan terasa gemeteran. Aku terus saja mengatur nafasku agar tidak terlihat tegang di mata suamiku.

Klek..

Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka , dan aku langsung terperangah ketika melihat bidang dada suamiku yang sangat kekar. Tubuh suamiku hanya di tutupi sebagian oleh handuk putih yang melilit dari pinggang sampai di atas lutut.

Suamiku sedang mengacak-ngacak rambutnya yang basah oleh handuk kecil, aku semakin terpesona dengan aura kegagahan suamiku.

Mas Kenan berdiri di depan cermin dan masih mengacak-ngacak rambutnya yang basah, dengan memberanikan diri aku menghamipir suamiku dan niat ku adalah untuk menggodanya.

Aku memeluk tubuh suamiku dengan pelan-pelan , namun sayang, tangannya malah menepis tanganku dengan kasarnya, menepis kasar tanganku yang melilit perutnya.

Aku sangat kaget , namun aku tidak menyerah. Aku kembali mendekatinya.

"Mas... " Aku berbisik dengan halusnya di telinga kanan Mas Kenan. Aku merasakan Mas Kenan mulai geli. Kemudian jari jemariku terus meraba-raba wajah, leher sampai ke bidang dada suamiku.

"Dasar wanita murahan," ucap Mas Kenan dengan tatapan yang sangat sinis. Kedua tanganku di cengkrama olenya.

"Aku bukan wanita murahan Mas, aku hanya menjalankan tugas ku sebagai istri," ucapku dengan lirih.

Namun dia malah berdecih ke samping , membuat hati ku terasa sangat pedih. Ternyata di matanya aku serendah itu. Tapi aku tetap berusaha tegar , dan selalu memancarkan senyuman yang menurutku sangatlah manis.

avataravatar
Next chapter