3 Keputusan!

Andin menghampiri Bibi dan Pamannya di ruang tengah yang sedang menonton sebuah acara televisi. Andin duduk di sebelah bi Tika.

"Bibi... " Andin menggenggam tangan Tika.

"Paman..." Pandangan Andin tertuju ke arah paman Budi.

"Andin sudah memutuskan, kalau Andin setuju dengan tawaran Mba Bianca," ucap Andin dengan tenangnya.

Perkataan Andin membuat Tika dan Budi sedih, Tika maupun Budi tidak mau kalau Andin harus menjadi istri kedua, apalagi nantinya akan menjadikan Andin menjadi janda di usia muda.

"Kamu serius nak dengan keputusan kamu ini?" tanya Bi Tika.

"Bibi, Andin serius. Andin lebih baik jadi istri kedua di bandingkan jadi istri ke 4-nya si lintah darat itu," ucap Andin.

"Ya sudah kalau itu sudah menjadi keputusan kamu Ndin," ucap Budi yang tidak terasa air matanya mulai menitik.

"Paman tidak usah bersedih seperti itu, Andin ikhlas kok. Mungkin ini sudah takdir nya Andin." Andin melebarkan senyum.

Budi menghapus air matanya, Budi mencoba untuk tersenyum di depan Andin.

"Andin. Maafkan Bibi sayang, karena hutang Bibi kepada si lintah darat membuat kamu menjadi jaminannya, kamu harus menjadi istri kedua dan pada akhirnya kamu akan jadi janda," kata Tika lirih, Tika tak kuasa menahan air matanya. Kebesaran hati Andin membuat Tika dan Budi terharu.

"Kalau gitu, Andin akan menghubungi Mba Bianca dulu," seru Andin.

Tika dan Budi hanya bisa menganggukan kepalanya. Tika maupun Budi sangat menyangi Andin dan bahkan sudah menganggap Andin adalah putri kandungnya.

Andin kembali kedalam kamarnya.

Kenan dan Bianca merebahkan tubuhnya di atas ranjang, Bianca belum tidur sedangkan Kenan hanya berpura-pura tidur.

Kenan posisi tidurnya miring menghadap Bianca sedangkan Bianca tidur terlentang kedua matanya masih terbuka lebar.

"Duh, kok Bi Tika sama Andin belum ada kabar juga sih," gumam Andin.

Kenan mendengarnya, dan Kenan sangat berharap kalau gadis pilihan Bianca tidak setuju dengan ide konyol istrinya.

Terdengar suara rhingtone dari ponselnya Bianca, dengan sigap, Bianca segera mengambil ponselnya yang ia simpan di atas nakas. Tepampang jelas dari layar ponsel Bianca kalau yang menghubunginya malam-malam itu dari nomer yang tidak di kenal. Bianca segera menggeser tombol warna hijau, Bianca sangat berharap kalau yang menghubunginya adalah Andin.

Bianca :"Hallo!"

Andin :"Hallo Mba Bianca, ini saya Andin."

Bianca langsung sumeringah dan beranjak bangun dari tempat tidurnya.

Bianca :"Andin akhirnya kamu menghubungi saya, kamu tahu tidak Ndin? dari tadi saya dan suami saya menunggu kabar dari kamu. Terus gimana apakah kamu setuju Ndin?"

Andin :"Andin setuju Mba."

Bianca :"Alhamdulillah, syukurlah. Besok Mba dan suami Mba datang ke rumah Bi Tika ya Ndin."

Andin :"Iya Mba, Andin tunggu. Assalamualaikum Mba."

Bianca :"Wa'alaikum salam Ndin."

Telepon terputus , akhirnya Bianca bisa bernafas dengan lega.

Esok harinya.

Bianca dan Kenan segera berkunjung ke rumah Tika. Bianca sudah mempersiapkan semuanya , dan hari ini adalah hari pertemuan pertama antara Andin dan Kenan.

Bianca dan Kenan sudah tiba di rumah Tika dan Budi , semuanya kumpul di ruang tengah . Sementara Andin masih dalam perjalanan. Andin sebelumnya ke tempat kerjanya terlebih dahulu untuk meminta izin libur kerja , dan atasan Andin pun mengizinkannya.

"Andinnya mana Bi?" tanya Bianca saat tidak mendapati Andin.

"Andin masih di dalam perjalanan," sahut Paman Budi.

"Oh, kalau begitu kita tunggu Andin saja," ujar Bianca.

Tak lama menunggu Andin pun datang.

"Assalamualaikum," ucap Andin saat tiba di ruang tengah.

Kenan terperangah saat melihat Andin, begitu pun Andin sama kagetnya dengan Kenan.

"Jadi suaminya Mba Bianca adalah Bos Kenan," batin Andin.

"Jadi calon istri kedua saya adalah Andin, clening service di perusahaan saya," batin Kenan.

Andin duduk di sebelah Bi Tika, Andin maupun Kenan pura-pura tidak saling kenal satu sama lainnya.

Bianaca mengeluarkan uang 100 juta cas yang ia simpan di dalam tasnya, selain itu Bianca mengeluarkan secarik kertas putih yang sudah ada matrai yang menempel. Surat itu adalah surat perjanjian.

"Ini uang 100 juta yang sudah saya janjikan kemarin," ucap Bianca enteng. Bianca menyerahkan uang itu kepada Andin.

Kenan tercengang, Kenan baru tahu kalau Bianca membayar gadis ini dengan uang seharga 100juta, uang segitu tidak ada artinya di mata Kenan.

"Jadi wanita ini di bayar. Dasar murahan," batin Kenan.

Kenan emang tidak mengetahui kronologisnya , kenapa Andin sampai mau di bayar dengan harga yang tidak seberapa. Bianca juga tidak menceritakan semuanya kepada Kenan, karena menurut Bianca itu tidak penting.

"Andin sekarang kamu baca suarat perjanjian ini lalu setelah itu kamu tandatangani," kata Bianca.

Andin segera mengambil secarik kertas putih yang isinya surat perjanjian. Andin membacanya. Surat itu di tuliskan kalau Andin hanya sebagai istri kedua selama hamil dan melahirkan, di dalam surat itu juga di tulis kalau Andin tidak boleh mengakui anak tersebut, dan Andin harus menyerahkan dengan sepenuh hati anak itu kepada Bianca dan Kenan. Setelah itu Andin akan kena TALAK.

Andin setuju, lalu ia langsung menandatangani suarat perjanjian itu di atas matrai. Di susul Tika dan Budi sebagai saksi.

"Ok sudah beres , dan pernikahannya akan dilaksanakan malam ini," seru Bianca.

Kenan hanya diam saja , percuma ngomong juga toh Bianca sangat terkekeh dengan rencana ini.

"Ma-malam ini?" tanya Andin.

"Iya Ndin. Sebelum itu kita kerumah sakit cek masa kesuburan kamu. Setelah tahu kan malam pertamanya di lakukan ketika masa subur , biar langung tokcer," kata Bianca tanpa sungkan.

Pikiran Andin mulai melayang kemana-mana , bagaimana bisa Andin malam pertama dengan Kenan tanpa ada rasa cinta.

Ah sudahlah.

Setelah semuanya beres , Andin dan Bianca serta Kenan segera pergi ke rumah sakit .

Setelah di periksa dan menanyakan kapan terakhir Andin datang bulan , akhirnya Bianca mengetahui kalau masa subur Andin besok lusa dan besoknya lagi.

"Nah Mas Kenan dan Andin nanti malam pertamanya jnngan malam ini , tapi besok malam saja," sahut Bianca saat di dalam mobil perjalanan menuju ke rumah penghulu.

"Sayang udah deh! emang kamu tidak merasa sakit hati gitu hah? dari tadi membahas malam pertama," gerutu Kenan yang akhirnya buka mulut.

Andin yang duduk di belakang hanya bisa menunduk dan memainkan jari-jemarinya.

"Mas. Enggak dong. Kan ini demi calon anak kita," kata Bianca. Bianca bersenderan di bahu Kenan.

"Mas aku percaya padamu, kamu tidak akan menghianati aku " bisik Bianca..

Kenan hanya bisa membuang nafas kasar , entah dapat ide konyol dari mana sehingga Bianca mencarikan istri kedua untuknya hanya demi mendapatkan keturunan. Padahal Kenan sudah menerima Bianca apa adanya , soal anak tinggal adopsi. Namun sikap Bianca yang keras kepala membuat Kenan menciut dan menuruti keinginan istrinya hingga pada akhirnya Andin wanita polos yang jadi korbannya. Selain itu Andin juga ingin melunasi hutang-hutang Bibi dan Pamannya.

"Kalau saja wanita murahan itu menolak tawaran istri saya , mungkin tidak akan kejadian seperti ini. Dasar, dia rela harga dirinya di bayar seharga 100juta," batin Kenan sinis.

Kenan terus memperhatikan Andin lewat kaca spion .

avataravatar
Next chapter