webnovel

Lelaki buaya

Pernikahan Rey dan Camelia tang sudah berjalan kurang lebih 3 bulan semakin terasa membosankan, apalagi dengan sikap payah sang istri yang membuat Rey kesal dan tidak betah dirumah. Setelah melakukan pekerjaannya sehari-hari, lelaki itu pergi untuk menemui para teman wanitanya lalu bersenang-senang bersama mereka. Tidak perduli Camelia menunggu atau tidak, yang penting hidupnya bahagia.

"Sayang.. bukankah kau sudah menikah? kenapa masih terus menemuiku disini?"

Seorang wanita cantik dengan mata yang bulat itu bertanya kepada Rey dengan senyum cantiknya, kedua lengan mungil dan cantik itu tak melepaskan tubuh kekar seorang Rey yang tengah bertelanjang bulat dengan bertutupkan selimut. Beberapa saat yang lalu lelaki kurang ajar ini sudah menghabiskan waktunya bersama si wanita bayaran yang selalu menemani dia akhir-akhir ini. Dia tahu mungkin ini adalah sebuah kesalahan, terlebih ketika posisinya yang sudah menjadi suami orang. Hanya saja Camelia tidak pernah memberikan tubuhnya kepada Rey, dan itu membuat lelaki ini muak.

Dia membelai wajah cantik wanita yang dulu begitu dia benci karena kehadirannya, namun melihat situasi sekarang. Sepertinya dia cukup berguna.

"Aku menyesal telah menikahi wanita itu, lagi pula kenapa aku tidak memilihmu sejak dulu Anggun? kau selalu membuatku senang seperti ini. Tidak seperti gadis kampungan itu, ucap Rey dengan wajah kesalnya.

Anggun tersenyum bangga karena lelaki yang sangat dia sukai itu memuji dirinya yang sudah berhasil membuat Rey bahagia. Lagi pula semua yang dikatakan dia adalah benar, kenapa Rey mau menikahi gadis seperti Camelia? padahal jelas sekali terlihat jika dia lebih baik dalam segi apapun.

"Kau bisa menikahiku Rey, lalu ceraikan gadis kampungan itu!" perintah Anggun kepada Rey.

Lelaki itu berdecik kesal, jika saja hal itu mudah baginya. Sudah lama Rey menceraikan Camelia, hanya saja sang ibu sepertinya begitu menyukai gadis kampungan itu. Sehingga Rey cukup kesulitan untuk melakukan niatnya

"Hey dengar, ibuku sangat menyukai gadis itu. Dia bahkan terus mengatakan tentang cucu dan cucu, kau tahu? kepalaku rasanya ingin pecah!" ucap Rey kesal.

"Cucu katamu? wah lihat, apakah ibumu masih akan tetap menyukai Camelia setelah tahu siapa dia sebenarnya? maksudku kau menikahi gadis itu hanya karena hutang piutang, kan? katakan saja semuanya kepada ibumu!" hasut Anggun dengan nada manjanya yang khas.

"Aku bisa di coret dari kartu keluarga dasar bodoh! itu bukanlah cara yang bagus untuk menyingkirkan Camelia. Lagi pula mungkin waktu beberapa tahun yang kita sepakati tidak akan lama, jadi apa salahnya untuk menjalani semua ini dengan semestinya. Bagaimana kau mau Anggun menjadi wanita simpanan ku?" tanya Rey kepada wanita cantik itu.

Anggun hanya bisa mengangguk, menjadi seorang wanita simpanan saja sudah begitu berarti baginya. Terlebih karena selama ini dia sudah menunggu begitu lama hanya untuk mendapatkan Rey dengan jerih payahnya sendiri. Tanpa dia sadari jika sebenarnya lelaki buaya itu hanya berniat untuk memanfaatkan dirinya, tanpa memikirkan bagaimana perasaan Anggun.

Rey memang sangat kejam, bahkan sebelum dia menemui Anggun. Lelaki itu sudah pergi terlebih dahulu dengan wanita-wanita simpanannya yang lain, jika harus dikatakan. Lelaki ini benar-benar jalang! bahkan lebih rendah dari sampah.

***

Sementara itu dilain tempat, Camelia terus mengintip dari balik jendela untuk menunggu suaminya pulang. Malam ini sebenarnya mereka memiliki janji untuk pergi ke rumah ibu Yuna, sebuah makan malam yang mewah mungkin sudah di siapkan oleh mertuanya itu. Namun sampai sekarang Rey masih saja belum muncul. Sampai tak lama suara kelakson mobil menyandarkan Camelia dari lamunan, dengan segera gadis itu berlarian ke depan dan melihat siapa yang datang.

Alangkah terkejutnya jika lelaki yang berdiri di depan sana bukanlah suaminya, melainkan David. Lelaki tampan dengan wajahnya yang dingin itu sedang berdiri sembari menatap tajam ke arah adik iparnya.

"Kakak ipar? aku kira Rey yang datang," ucap Camelia dengan wajah penuh kekecewaan.

David tersenyum tipis, "Wah sepertinya dugaan ku benar, Rey memang tidak pernah serius menjalin hubungan denganmu. Sekarang dimana lelaki itu? ibuku sudah menunggu sangat lama dirumah, jadi kenapa kalian tidak cepat datang hm?"

Camelia menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Itu.. Rey pergi dan masih belum kembali, jadi aku tidak bisa pergi kesana seorang diri."

David menghela nafas panjang, sia-sia sudah dia datang kemari untuk menjemput mereka berdua. Karena pada akhirnya sang adik memang tidak berada dirumah, tanpa berfikir panjang lagi dia pun langsung meminta Camelia untuk ikut bersamanya. Sang ibu tidak mungkin harus menunggu lebih lama dari ini, dan tidak ada gunanya juga menunggu Rey yang tidak jelas kapan akan kembali.

Sempat takut keluar tanpa ijin dari suaminya, David pun meyakinkan jika semua akan baik-baik saja. Hingga akhirnya Camelia pun memutuskan untuk pergi dengan si kakak ipar. Dia berharap jika Rey kembali kerumah, semua akan baik-baik saja.

Next chapter