3 Stella Gu

"Presdir bagaimana desain ini menurut Anda??". Tanyaku dengan nada lembut dan sopan, sambil menampakkan senyum profesional.

"Tidak buruk". jawabnya singkat

"Sekarang kamu boleh keluar" Titahnya

"Baik Presdir, terima kasih"

lalu akupun berbalik melangkah ke pintu

Tapi.....ketika diriku hendak

membuka pintu, terdengar suara serak namun seksi dari belakang."Amanda" katanya.

aku pun langsung menoleh ke belakang

"Ya????ada apa Presdir". ucapku

"Karna desain ini milikmu Nanti kamu ikut saya menemui Klien untuk menjelaskan Rancangan desain ini. Agar tidak ada masalah nantinya."

"Baik Presdir". lalu akupun keluar dari ruangan sang Presdir yang dingin.

Berada Terlalu lama disana mungkin akan membuatku Mimisan, menahan kharismanya. walaupun aku tidak menyukainya tapi aku masih seorang wanita yang normal.

**********************************************

setelah aku duduk di meja kerja ku tiba tiba ada seseorang yang menghampiri ku,,,,dan dia adalahhhhhhh.....Asisten Presdir "Wang Zi"

Usianya 32 tahun tapi dia masih terlihat muda, dengan balutan jas warna Navy, Wajahnya selalu dihiasi dengan senyumnya yang menawan, Berbeda dengan Presdir yang wajahnya selalu terlihat dingin dan kaku.

"Nona Amanda" panggilnya dengan suara yang sangat lembut...._-Ya tuhan bahkan suaranya saja bisa membuat kaum hawa bertekuk lutut-_Batinku

"Asisten Wang, emmmm.....ada yang bisa saya bantu???" Tanyaku dengan nada yang penasaran

"Ya,, Presdir bilang nanti setelah pulang kerja, nona Amanda bisa menunggu di depan perusahaan, kami akan menjemput Nona disana".

"Oh terima kasih, asisten Wang" Ucapku, sambil sedikit membungkuk.

"Sama-sama". katanya lalu berlalu pergi.

lalu akupun kembali fokus ke pekerjaan ku.

Sampai Waktu makan siang tiba.

######################

"Amanda". tiba tiba ada suara yang memanggil ku, Dia adalah sahabat Terbaikku "Stella Gu"

"Ya?"...jawabku singkat sambil menoleh kearahnya

"Mari kita makan siang bersama. aku sudah sangat lapar". dengan nada yang manja,,, yaaa dia adalah orang yang paling dekat denganku selain keluargaku, aku beruntung bisa mengenal dia. dia sangat perhatian dan penyayang , dan dia juga adalah tempatku berlabuh dalam keluh kesahku.

"Ya tentu saja, mengapa tidak". sambil mengedipkan sebelah mataku untuk menggodanya.

setelah perbincangan singkat kami, aku langsung membereskan meja kerjaku, Lalu melangkah keluar dari perusahaan.

avataravatar
Next chapter