19 19.Kedatangan Keluarga Jordan (2)

Jordan berjalan ke arah pintu utama dan mulai membukanya. ceklakk...suara pintu terbuka.

Tiga pasang mata saling melotot dan berpandangan karena sama-sama kaget.

"Ka... ka.. kamu" ucap mereka bersama-sama, Atea, Bayu dan Jordan.

" Ma... mayor" kolonel Bayu memberi hormat kepada Jordan.

"matilah, jangan-jangan mayor Atang untuk menjemputmu? atau memarahiku karena tidak disiplin. tidak aku harus menjelaskan semuanya kepada mayor nanti, mengapa aku belum bisa kembali ke camp Sampai saat ini dan berharap mayor bisa mengerti." kata Bayu dalam hatinya yang syok dan juga gelisah, ketika melihat wajah Jordan.

Jantungnya dag dig dug tak karuan, sekarang Bayu tak lebih dari seorang bawahan yang sedang ketahuan bolos kerja oleh atasannya sendiri. Bayu menundukkan kepalanya, ia mengaku bersalah.

" sudahlah... kita tidak sedang berada di camp." Kata Jordan yang sedikit bersikap lembut, karena tidak mungkin ia membuat keributan di kediaman Atmaja hanya untuk memarahi Bayu sebagai anak buahnya. apalagi ini adalah kunjungan pertama mereka ke kediaman Atmaja.

" Ta... tapi mayor?" jawab Bayu yang masih merasa gugup dan tidak enak hati kepada Jordan.

" Masuklah... semua sudah menunggu kalian" Sahut nenek Siti yang tengah berdiri di belakang mereka.

Mati aku, entah hukuman apa nanti yang akan aku terima karena ketahuan bolos dinas dan belum balik ke camp sampai sekarang, apakah mayor kesini untuk bertemu denganku? gumam kolonel Bayu dalam hati.

Atea melihat kakaknya yang menundukkan pandangannya langsung menarik tangan sang mayor keluar pintu. Ia tidak terima, jika mayor menyebalkan itu nanti sampai memarahi kakaknya, karena keterlambatan Bayu semua adalah kesalahan Atea.

" Kenapa...kamu yang mempersilahkan kami masuk rumah? inikan rumah kami" "hemm... ya" Jordan cuma menghela nafas panjang. Atea benar dia disini ia adalah tamu bukan tuan rumah.

" Kakak masuk duluan saja, aku masih mau ngomong sesuatu dengan dia" ucap Atea sambil menunjuk dada Jordan.

" Masuklah...aku juga ingin tahu apa yang akan dia bicarakan dengan ku"

Bayu memandang atea dengan menggelengkan kepala, seolah memberi tanda kepada adik perempuannya itu" Atea jangan cari masalah"

Bayu meninggalkan meninggalkan mereka berdua dan menuju ruang tamu. ia sedikit khawatir dengan adiknya yang suka sembarangan itu mencari masalah dengan Jordan, bisa-bisa hukuman Bayu akan tambah berat.

" Hey...gadis nakal, apa yang ingin kamu bicarakan dengan ku" ucapnya sambil mendorong gadis manis ini hingga merapat ke daun pintu.

ceklak Jordan menutup pintunya dari luar, sekarang mereka berdua berada di luar rumah sedang yang lainnya di dalam.

"Sial...aku terpojok, wajahnya terlalu denganku" Gumam Atea dengan membuang muka.

" Hey..." Jordan mendekatkan wajahnya lebih dekat lagi dan lagi, dia memang sengaja melakukan itu. ia ingin tahu sejauh mana gadis yang akan di nikahinya ini akan melawan.

" Ka...ka..kamu mau ngapain" dengan gugup dan wajah merona nya semakin menggoda"Tak ada...cuma lihat banyak jerawat atau tidak" " Ah...dasar mayor mesum, apa sudah selesai melihatnya" terlihat jelas jika gadis ini sudah mulai jengkel dengan Jordan." Lumayan" jawabnya

Jordan melepaskan Atea dan duduk di kursi yang ada di teras" kamu ngomong apa?" tanyanya sekali lagi" Jangan... hukum kak Bayu, ia belum kembali ke camp karena membantuku mencari bahan-bahan untuk persiapan ujian sekolahku bulan depan" atea duduk di kursi di samping Jordan.

" Oh ya...apa hubungannya denganku, yang aku tahu dia melanggar perintah dari atasan dan aku harus menghukumnya"

" Tidak... jangan hukum kak bayu"

Jordan cuma tersenyum" itu tergantungmu... seberapa besar keinginanmu untuk meringankan hukuman kolonel Bayu" sepertinya seru juga jika aku mengerjai gadis tengil ini.

" Baiklah...apa yang kamu inginkan dariku, untuk menebus kesalahan kak Bayu"

" Biar nanti aku pikirkan" Jordan berdiri dari kursinya dan berjalan menuju pintu masuk dan membuka pintu.

Atea melepas satu sendalnya dan di genggamannya" Huh...ingin banget aku pukul mayor resek ini sama sendalku"gumamnya.

dia mengarahkan sendal itu ke punggung Jordan. tiba-tiba Jordan menoleh" ada apa...?" ia melihat sendal di tangannya atea yang mengarah kepadanya" Eh...gak apa-apa kok, cuma mau melempar sendal ke cicak, ya cicak"

" Oh...cicak, apa kamu tahu. jika cicak yang akan kamu lempar itu bisa melompat ke tubuhmu dengan cepat, apa kau ingin mencobanya" goda Jordan

" kau..." Atea langsung masuk ke dalam rumah dengan wajah cemberut.

Jordan tersenyum puas karena sudah berhasil mengerjai gadis nakal ini" dasar gadis tengil mana bisa kau melawanku" gumamnya kemudian mengikuti atea masuk ke dalam rumah.

Sesampainya di ruang tamu, nenek Siti memanggil Atea" Sayang...sini, nenek kenalkan dengan teman papa mu" nenek Siti tersenyum dan meminta atea mendekat untuk berkenalan dengan keluarga Johnson.

" Kenalkan yang duduk paling ujung itu kakek Johnson teman nenek dulu sekolah, yang ini Om William teman papamu dan yang cantik ini Tante Sarah istri Om William serta yang paling tampan berdiri disana itu..."

" Oh...itu Atea tahu nek, mayor resek kan"

"Puff...ha...ha..." semua orang yang ada di ruang tamu tertawaan mendengar ucapan Atea.

Aduh...sial, beraninya gadis ini balas dendam kepadaku dengan cara seperti ini, gumamnya dalam hati.

" Atea sayang...jangan begitu, masak tampan dan baik begitu di bilang resek sih" ucap nenek Siti.

dalam pikiran atea" Hueek...ingin muntah aku dengar nenek bilang mayor resek ini tampan dan baik hati. Haiiiisss...asal nenek tahu saja, jika benar dia baik. kak Bayu tidak mungkin akan gemetar setiap ketemu sama si Jordan.

" Ya" jawab Atea tidak semangat.

" Jordan...sini duduk dekat nenek" nenek Siti sengaja mendekatkan posisi duduk Atea dan Jordan.

Jordan berjalan mendekat kepada nenek Siti kemudian duduk.

" Nanti kamu, menginap disini saja ya...nenek kangen sama kamu. sudah lama sekali sejak kamu kecil nenek baru bertemu lagi" ucap nenek Siti.

" Apa...? gak... gak, atea Tidak setuju" protes Atea keputusan dari neneknya. bagaimana bisa mayor resek itu menginap di rumahnya begitu saja. melihat wajah Jordan beberapa jam saja sudah membuatnya muak. apalagi harus satu atap dengan laki-laki itu lebih dari 24 jam? bisa-bisa ia akan emosi dan stress.

" Ya... karena ini permintaan nenek, Jordan setuju" Jawab Jordan Sambil tersenyum dan mengabaikan rasa keberatan dari calon istrinya yang selalu ia panggil gadis tengil itu.

" Kamu..." atea sebal sekali dengan Jordan, ia pasti sengaja melakukan itu.

Sarah berbisik kepada suaminya" pa... seperti Jordan kali ini dapat lawan yang seimbang, pasti seru" bisiknya.

akhirnya keluarga Johnson berpamitan pulang kecuali Jordan.

------****-------

hai readers....

Dukung novel ini dengan cara :

1. simpan di library

2.kirimkan power stone (PS)

3. tinggalkan komentar dan review terbaik

terimakasih.... atas dukungannya yang di berikan kepada karya saya. happy reading

avataravatar