1 1. Perlakuan kasar Ayah

"Kamu itu wanita pembawa sial, gara-gara Kamu kini hidup ku hancur,"

"Agh sakit mas," rintih Ibuku kesakitan karena di cambuk oleh Ayah ku.

"Biar Kamu sakit, sekalian Kamu mati pun Kau gak peduli," jawab Ayah dengan kejam nya, ibu yang terus merintih kesakitan namun tak berani untuk melawan atupun melaporkan ke siapapun termasuk kepadaku.

Ucapan kasar itu selalu terngiang-ngiang dalam ingatan ku.

Setiap di hadapan ku Ibu tetap saja selalu menunjukkan senyum nya itu, ia seperti nya tak ingin jika Aku mengetahui kondisi nya yang sangat menderita, ia selalu ingin melihatku tersenyum bahagia, namun tanpa ibu cerita pun kini Au sudah bisa melihat dari tatapan matanya yang hampir setiap hari mengeluarkan air mata.

Hampir setiap hari Ayah mengucapkan kata-kata kasar itu kepada ibu ku, namun ibu hanya diam dan menangis karena ibu tak berani melawan nya.

Ayah setiap hari pulang malam dalam keadaan mabok, namun ibu tidak pernah berkomentar apa-apa, ibu hanya diam, Aku merasa kasihan melihat kondisi ibu yang seperti itu.

dari sejak Aku kecil Sampai kini Aku telah remaja dan duduk di bangku SMA, Aku tak pernah melihat ibu ku bahagia, ia selalu di siksa oleh Ayah, entah apa salah ibuku sehingga bisa membuat Ayah semarah itu kepadanya.

Suatu hari Aku hendak sekolah, Ibu sudah menyiapkan sarapan pagi untuk ku dan juga Ayah, namun saat itu Ayah belum pulang semalaman, setelah menghajar Ibu malam-malam, Ayah lalu pergi bersama teman nya, hingga pagi ia belum juga kembali pulang.

"Dihabisin ya sayang makanan nya, Ibu berangkat duluan," pamit Ibu yang sudah siap-siap untuk berangkat kerja.

"Oh iya Bu, semoga Ibu selalu di beri kesehatan, dan di mudahkan segala urusan Ibu," jawab ku lalu mencium tangan nya dan pipinya.

"Amiin ... terimakasih ya Nak sudah selalu mendoakan Ibu, Assalamualaikum,"

"Sama-sama Buk,"

Nama ku adalah Farah syakila, Ibu yang memberiku nama itu, usia ku kini 17 tahun, tinggi badan ku 150cm, rambutku hitam, pendek namun sangat tebal, kulit ku warna sawo matang, tidak terlalu putih karena dasarnya memang ibu dan Ayah tiada yang putih namun bersih, Aku memiliki lesung di kedua pipiku, gigiku pun ginsul sehingga setiap laki-laki yang melihatku pun langsung jatuh cinta, namun setelah mengetahui latar belakang ku mereka semua menjauh. Aku duduk di bangku SMA kelas 2.

Teman-teman ku di sekolah tidak ada yang mau berteman dengan ku, mereka mengatakan bahwa Aku adalah anak seorang preman sehingga mereka tidak mau dekat-dekat denganku, Namun itu tidak masalah buatku, yang terpenting niatku di sekolah itu untuk belajar, agar bisa membanggakan orang tua ku, meski sebenarnya Ayah sama sekali tidak pernah peduli tentang pendidikan ku.

"Oh, bunda ada dan tiada

Dirimu kan selalu ada di dalam hatiku

Pikirku pun melayang

Dahulu penuh kasih

Teringat semua cerita orang

Tentang riwayatku

Kata mereka diriku selalu dimanja

Kata mereka diriku selalu di timang

Oh, bunda ada dan tiada

Dirimu kan selalu ada di dalam hatiku"

Sambil mengenakan sepatu, Farah pun melantunkan lagu-lagu mellow, entah mengapa rasanya Aku suka dengan lagu itu, karna memang yang membuatku mengenal kasih dan sayang hanya Ibu, kalau Ayah sejak kecil mengajarkan Aku tentang kekerasan hingga akhirnya Aku sadar bahwa yang Ayah ajarkan itu salah, dan Aku tak mau lagi menuruti nya, dan semenjak itu Ayah marah kepadaku dan tak pernah lagi mau berbicara kepadaku kecuali hanya marah, marah, dan marah.

Setelah selesai bersiap-siap Aku langsung berangkat sekolah, namun saat itu Aku melihat Ayah baru saja pulang dan di antar oleh seorang wanita yang penampilan nya sangat seksi, jujur Aku jijik melihat tingkah Ayah ku sendiri, Aku malu memiliki Ayah seperti nya.

"Aku pulang dulu ya mas," ucap wanita seksi itu lalu mencium pipi Ayah ku.

"Makasih ya sayang untuk waktunya semalam, Aku benar-benar puas," jawab Ayah lalu mengecup bibir wanita itu.

Kebetulan rumah ku jauh dari tetangga jadi tidak mungkin Ayah merasa aman bermesraan dengan wanita lain di luar rumah.

"Sama-sama mas, Aku juga sangat puas Mas, makasih ya," ucap wanita itu.

Aku muak melihat tingkah nya, Aku lalu buru-buru untuk pergi kesekolah.

Ayah dan wanita itu sama sekali tidak memperdulikan keberadaan ku disitu.

Tak terasa air mataku menetes, Aku merasa gak kuat melihat tingkah Ayah yang gak pernah bisa berbuat baik dengan keluarga nya sendiri.

'Ya Allah ... Aku mohon bukakan hati Ayah, bukakan pintu taubat untuk nya, jangan engkau biarkan Ayah ku terjerumus ke jurang kesengsaraan ini ya Allah, Aku kasihan dengan nasibnya esok di akhirat, karena walau bagaimanapun juga Dia adalah Ayah ku, Aku gak tega melihat nasib nya saat ini' ucap Farah dalam hati, air mata terus berderai mengiringi perjalanan nya hingga sampai di sekolah.

Hingga tak terasa Aku telah sampai di sekolah, dan Aku menabrak seseorang yang tak pernah Kau lihat di sekolah itu.

"Bruk,"

Buku-buku yang Aku bawa di tangan pun jatuh berserakan.

"Eh maaf ya," ucap pria yang menabrak ku itu.

"Iya gakpapa, Aku yang salah, Aku jalan tanpa melihat kedepan hingga akhirnya menabrak mu," ucap Farah sambil mengambil buku yang berserakan.

Pria itu membantu ku mengumpulkan buku yang telah jatuh berserakan, Dan tanpa di sengaja Kami berdua memegang buku yang sama hingga tangan Kami pun bersentuhan.

"Eh maaf," ucap Pria itu lalu mengangkat tangan nya.

"Iya gakpapa, Aku juga minta maaf," jawab Farah sambil tersenyum.

'Subhanallah, cewek ini manis banget, usah cantik, sopan lagi kelihatan nya' Pria itu melongo melihat kecantikan Farah, di tambah lagi gisul nya membuat nya semakin terlihat sangat manis.

"Hey ... Kamu kenapa senyum-senyum sendiri," ujar Farah sambil melambaikan tangan nya di depan mata pria itu.

"Eh ... enggak, maaf ya," ucap Pria itu gugup.

"Sebentar deh, Aku kok kayaknya gak pernah lihat Kamu di sekolah ini, Kamu anak baru ya?" tanya Farah langsung tanpa basa-basi lagi.

"Iya, Aku anak baru, Aku pindahan dari sekolah SMK Bangsa,"

"Oh gitu, pantes gak pernah lihat, soalnya Aku hampir tahu semua sih murid di sini," ujar Farah.

"Oh gitu ya, Kalau gitu kenalan dulu yuk, Namaku Rio," ucap Pria tampan itu sambil mengulurkan tangan nya.

"Oh ok, namaku Farah," jawab nya sambil menunjuk kan senyuman manis nya.

'Tampan banget sih ni cowok, kayak song Jong Ki deh ganteng nya, uluh-uluh, style nya juga ala-ala Korea gitu, bikin hati makin meleleh deh lihat senyum nya' batin Farah yang terus menatap pria itu.

avataravatar
Next chapter