webnovel

Perusahaan Majalah Works 2

"Selamat datang, nona Maria. Sungguh ini kehormatan yang besar atas kesediaan waktu yang telah nona luangkan untuk kami." Sambut karyawan perusahaan media majalah works diloby penjemputan tamu kehormatan.

Laurent menunduk mewakili Maria merespon sambutan karyawan dengan jabatan marketing manager dan beberapa bawahannya yang memang diutus khusus oleh general manager untuk menyabut kedatangan, Maria.

"Mari nona." Dengan ramah dan lembut marketing manager mempersilahkan dan membuka jalan untuk mengantar, Maria keruang tujuan.

Maria langsung melangkah panjang dan berjalan yang disusul oleh Laurent dan manager marketing juga para bawahannya.

Majalah Works merupakan media cetak ternama yang mengekspos prestasi dan kehidupan pribadi para pengusaha sukses.Perusahaan ini memiliki standart sendiri dalam memilih pengusaha yang akan menjadi objek utama diliterasi mereka. Maka, tidak semua pengusaha berhasil menembus standart perusahaan media cetak ini.

Tak lama setelah mereka melangkah, terdengar sayup, namun, jelas ditelinga Maria, suara karyawan yang lainnya, "selamat datang, tuan Kenric. Sungguh ini kehormatan yang besar atas kesediaan waktu yang telah tuan luangkan untuk kami."

Seketika langkah Maria terhenti, dia berbalik. Dan benar saja, kedatangan Kenric baru saja disambut oleh karyawan yang lainnya.

"Maaf nona, tuan Kenric juga memiliki jadwal yang sama dengan nona. Tapi, diroom yang berbeda."

Jelas manager marketing seolah mengerti dengan sedikit keterkejutan, Maria.

Kenric melanjutkan langkah ketika karyawan mempersilahkan dan membuka jalan. Sama seperti, Maria, Kenric juga disambut dengan beberapa karyawan yang dipimpin oleh editorial manager.

Perusahaan media cetak ini memiliki bagian yang disebut Top Management (Menejemen puncak/bagian teratas) dengan struktur, general manager (pemimpin umum), editorial manager (pimpinan redaksi), manager marketing (pimpinan usaha). Jadi, masing-masing dari bawahan general manager diutus langsung untuk menyambut kedatangan mereka.

Saat ini, tidak hanya bagian prestasi bisnis Maria dan Kenric yang sangat disorot oleh perusahaan majalah works. Tapi, keunikan hubungan yang akan terjalin diantara mereka. Karenn secara bisnis, mereka adalah rival. Namun, secara hubungan pribadi, mereka akan menjadi suami istri. Sungguh, hubungan yang sangat menggelitik para awak media untuk mencari tahu hubungan seperti apa sebenarnya yang mereka jalankan.

Karena hanya ada tiga kriteria hubungan perjodohan pernikahan diantara kalangan ceo sesuai dari survei perusahaan ini, pertama, perjodohan yang dilakukan untuk memperkuat hubugan bisnis, kedua, perjodohan atas dasar cinta dari salah satu pihak, yang ketiga memang saling mencintai.

Nah, mereka masuk kedalam kriteria yang mana? Kriteria pertama, tidak mungkin. Perushaan mereka adalah rival dan memang sudah berdiri secara kokoh dengan kehebatannya masing-masing. Apalagi, kalau dilihat dari baygron keluarga mereka merupakan anak-anak dari pengusaha dengan perusahaan raksasa yang tak tergoyahkan.

Atau, karena cinta? Ini lebih tak mungkin lagi. Awak media tahu kalau seorang Maria adalah wanita tanpa hati dan Kenric seorang lelaki dingin dengan jiwa yang bebas.Hal-hal inilah yang membuat para media berlomba-lomba ingin menguak sisi lain dari hubungan mereka.

Tapi, tentu ini bukan hal yang mudah. Sama halnya seperti, memburu raja rimba ditengan hutan. Jika, tidak dengan perhitungan yang tepat, alih-alih berhasil menaklukan malah pemburu yang akan menjadi santapannya.

Maka pihak majalah works sudah mempersiapkan Grace Parker dan Daniel Ghonson beserta notulen mereka untuk mewawancarai Maria dan Kenric diroom yang berbeda. Grace dan Daniel merupakan jurnalis terbaik dengan segudang prestasi penghargaan awards dalam berbagai kategori.

*

"Laurent,"

"Iya nona,"

"Menurut mu, Si gila itu sedang merencanakan apa?"

Laurent memicingkan mata, "saya rasa, beliau akan terus menikmati permainan ini nona."

"Tak perlu kaku saat ini dengan ku, bicara secara santai," ucap Maria.

"Hmm…, Maria. Kau yakin dengan keputusan mu?" Laurent bertanya dengan lembut.

"Aku tidak akan pernah ragu dengan keputusan ku,"

"Bagaimana kalau kau tidak bahagia?"

"Bahagia? Pernahkah kebahagiaan datang membersamaiku, Laurent?"

Laurent menarik napas dalam, menatap binar pada Maria yang tengah duduk disofa dalam ruangan transit sebelum ke studio wawancara dan pemotretan.

"Laurent kau tahu, saat ini aku hanya harus mengikuti takdir yang mengikatku untuk hidup bersama seseorang yang tak pernah ku inginkan. Entah ini jeratan takdir atau hukuman dari masa lalu. Tapi, aku bisa memastikan bahwa dia (Kenric) tidak akan pernah berhak setitikpun atas hidupku. Setelah selangkah aku keluar dari ruangan itu (rauang wawancara), maka takdir ku pun akan dimulai."

Laurent duduk dikursi depan studio sambil mengingat obrolannya dengan Maria diruang transit, dia menatap Maria yang sedang diwanwancarai oleh Daniel Ghonson sembari mendengar jawaban, Maria "pernikahan ku adalah impian ku."

'Maria, aku mempercayai mu. Kau gadis yang kuat, tak ada yang salah dari masa lalu. Hanya saja kau selalu menghukum diri mu sendiri atas insiden itu, kau ber hak atas kebahagiaan mu, Maria' batin Laurent, sambil menatap binar pada Maria dengan jarak yang sedikit jauh. Lalu, membuka handphone dan menatap photo Kenric yang didapatinya dalam pencarian diinternet.

"Pernikahan seperti apa yang Anda impikan nona Maria?" Danil melanjutkan pertanyaan.

"Pernikahan yang mungkin tak akan pernah diimpikan oleh orang lain." Jawab Maria dingin.

"Hm. Waw." Jawab Daniel tertegun.

Dengan pengalaman Daniel yang tinggi, tentu, membuatnya paham akan jawaban satir ini. Menghadapi Maria yang ketus dan dingin membuatnya serasa lebih menguras energi dan hampir kehabisan kata.

Maria, sungguh bisa menekan siapa saja dengan atmosfer dirinya. Jika, tidak berpengalaman pasti Daniel sudah terdiam tanpa kata sedari tadi. Syukurnya, dia seorang yang berpengalaman bisa dengan cepat mencairkan suasana.

Sementara diroom sebelah, Grace masih terlihat santai dengan jawaban-jawaban Kenric. Karena Kenric memberikan atmosfer yang berbeda dia tidak mengeluarkan sisi dingin dari dirinya.

"Apa pers akan diundang dalam perhelatan akbar itu tuan Kenric?"

"Aah, mengenai hal itu aku akan membicarakannya lebih dulu pada calon istriku."

"Wah, kalian sungguh terdengar seperti pasangan yang sangat demokratis," ucap Grace tersenyum lebar.

"Tuan Kenric, kapan sekiranya pernikahan tuan dan nona Maria akan dilangsungkan?"

"Aku tidak bisa memberi jawaban untuk hal ini. Karena kami sudah menyepakatinya."

"Baik tuan, kami akan menghargai privacy kalian. Besar harapan kami para pers untuk bisa ikut merayakan hari bahagia yang sudah banyak ditunggu-tunggu oleh seluruh kalangan."

Waktu lima belas menit telah berlalu menandakan sesi wawancara dari keduanya juga sudah berakhir.

Maria duduk disofa ruangan transit sementara Laurent sedang mengecek pakaian bersama para stuf perusahaan works untuk kebutuhan pemotretan Maria.

Talky-walky salah satu stuf berbunyi, dia sedikit menjauh dan tak lama setelahnya mendatangi Laurent untuk melaporkan sesuatu.

Laurent berbalik dan melangkah menuju Maria "nona, tuan Kenric ingin bertemu." Maria yang sedang menikmati seteguk teh hijau, "biarkan dia masuk." Jawab Maria dengan tatapan dingin tanpa balik menatap Laurent.

Laurent memberi kode pada seluruh stuff untuk keluar. Laurent juga melangkah keluar dan setelah itu, Kenric melangkah masuk berjalan mendekati Maria.

Maria berdiri dari dari duduknya, menatap tajam pada Kenric, " Tak cukup dengan gelar penikmat para jalang sekarang kau mau menambah profesi mu sebagai seorang penguntit?!" Lontar Maria pada Kenric yang sedang berdiri dihadapannya.

"Tak bisakah kau bersikap manis pada calon suami mu?" Ejek Kenric.

Next chapter