6 Terpana

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Ketika Jun Mohan mendengar kata-kata Ye Xing, matanya yang indah perlahan terbuka dan dalam sekejap memancarkan cahaya yang cemerlang.

Setiap gerakan yang dia lakukan benar-benar mempesona.

Ye Xing bisa melihat semuanya dengan jelas melalui kaca spion. Untungnya dia telah bekerja dengan Tuan Muda Jun selama bertahun-tahun, jadi dia tidak lagi terkejut dengan tindakan-tindakan Tuan Muda Jun yang di luar kendali.

Jun Mohan tampaknya sedikit lelah, dia mengulurkan tangan rampingnya yang bagaikan giok untuk mengusap bagian tengah alisnya, "Ya."

Ye Xing tidak mengerti apa maksud Tuan Muda Jun, dia pun bertanya kepadanya, "Tuan Jun, saya rasa mereka akan berjalan di sepanjang jalan ini. Apakah kita perlu berhenti dan memberikan mereka tumpangan?"

Jun Mohan berkata dengan malas, "Ya."

Satu kata yang diucapkan dengan nada setengah hati itu pun sudah dapat dianggap sebagai persetujuan.

Ye Xing dengan mantap menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Dia turun dari mobil dan mendatangi Feng Sujin, "Nona Feng, Tuan Muda Jun mengundang kalian untuk masuk ke dalam mobil dan memberi kalian tumpangan."

Feng Sujin tertegun sejenak saat menatap orang yang ada di depannya ini. Dia memiliki ingatan yang cukup baik, tentu saja dia ingat bahwa orang ini sepertinya adalah pengawal dari pria yang memberinya payung waktu itu.

Tapi dia tetap bertanya untuk memastikan, "Tuan Jun?"

Ketika Ye Xing membuat gerakan membawa payung, Feng Sujin akhirnya mengerti.

Sebelumnya dia masih merasa sedikit tidak yakin. Hari sudah gelap dan mereka masih jauh dari desa. Feng Sujin sebenarnya tidak masalah dengan dirinya sendiri, tapi dia masih harus menjaga adiknya. Pada akhirnya dia pun mengangguk setuju.

....

Di kursi belakang mobil, Jun Mohan duduk di paling kiri, Feng Sujin duduk di tengah, dan adik perempuannya duduk di sebelahnya.

Feng Sujin duduk sangat dekat dengannya, begitu dekat sehingga dia bisa mencium aroma maskulin dari tubuh pria ini. Aura seperti ini juga bisa membuat orang menjadi mabuk kepayang.

Feng Sujin memiringkan kepalanya untuk mengamati Jun Mohan dengan tenang. Dia ingin mengucapkan terima kasih, tetapi sepertinya Jun Mohan telah menutup matanya dan beristirahat sejak dia masuk ke dalam mobil. Dia belum pernah melihat pria yang begitu tampan, menawan, dan elegan seperti ini.

Dia masih ingat dengan kedua sorot matanya, benar-benar sangat menawan.

Dalam sekejap, Feng Sujin menundukkan kepalanya kembali dan berhenti menatapnya. Semakin indah orang itu, maka semakin tidak bisa didekati. Dia sangat paham akan status dirinya sendiri.

Dan setelah peristiwa Lan Beichen yang pergi meninggalkannya, dia hampir tidak bisa mempercayai lagi perasaan cinta.

Apa yang dibicarakan semua orang di kota ini seolah masih melekat di telinganya.

Alasan mengapa dia tidak punya gelar sarjana adalah karena dia telah dikeluarkan. Pada saat itu terjadi, dia merasakan seolah hatinya ditusuk ratusan kali.

Mungkin aura di tubuhnya terlalu rendah dan menyedihkan hingga membuat Jun Mohan juga ikut merasakannya.

Dia perlahan membuka matanya dan berkata dengan suara jernih, "Gadis Kecil, apakah kamu masih sedih dengan kejadian siang tadi?"

Feng Sujin yang tiba-tiba mendengar pria itu berbicara pun bagaikan sedang mendengar suara petikan dawai. Suaranya begitu dalam dan menyentuh hati.

Matanya yang jernih berbinar, "Aku bukan lagi seorang gadis kecil. Aku sudah berusia 23 tahun, setelah tahun baru aku akan berusia 24 tahun."

"Oh?"

Jun Mohan mengangkat sedikit alisnya, nada suaranya juga sedikit naik. Reaksinya itu benar-benar membuat orang yang melihatnya semakin terpana.

Entah mengapa, Feng Sujin tiba-tiba ingin menjelaskan alasannya, "Aku sedih bukan karena kejadian siang ini, itu karena…"

"Kakak, Kakak…"

Tiba-tiba suara Feng Sufei yang bersemangat menyela penjelasan Feng Sujin.

Feng Sujin pun menoleh dan berkata kepada Jun Mohan, "Terima kasih, Tuan Jun. Tujuan kami telah sampai."

Ye Xing juga menghentikan mobilnya saat itu.

Feng Sujin hendak keluar dari mobil, tetapi Jun Mohan tiba-tiba menahan tangannya. Sentuhan tangan yang lembut dan hangat itu seolah-olah mengalir ke hatinya yang dingin.

Feng Sujin melihatnya dengan tatapan kosong, Jun Mohan kemudian mengambil pena di saku jasnya lalu menulis nama dan nomor ponselnya di telapak tangan Feng Sujin.

"Aku rasa kamu akan membutuhkan bantuan, jika itu terjadi hubungi nomor ini."

Feng Sujin masih belum sadar dari sensasi sentuhan hangat tadi.

Ye Xing sudah turun dan mengitari bagian depan mobil, lalu membukakan pintu untuk mereka.

Sebelum naik ke mobil lagi, Ye Xing berkata kepada Feng Sujin, "Nona Feng, saya yakin dengan Tuan Muda Jun. Dia tidak pernah salah dalam menilai orang, dan Lan Beichen sama sekali tidak bisa dibandingkan dengannya."

avataravatar
Next chapter