11 Panas yang Menyiksa

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Ye Xing mendengus dingin, "Siapa aku? Kamu tidak pantas untuk mengetahuinya, dan aku juga tidak perlu tahu siapa kamu. Hari ini jika kamu jatuh di tangan tuan muda kami, mungkin kamu akan kehilangan matamu!"

Sambil berbicara, Ye Xing mulai memukul dan menendang pelayan palsu itu.

Pelayan itu berteriak kesakitan, dia sama sekali bukan lawan Ye Xing.

Tapi pelayan palsu itu segera berteriak keras memanggil komplotannya, setiap dari mereka memegang pisau dan bersiap-siap untuk menusuk Ye Xing.

Ye Xing dengan mahir menghancurkan sebuah dinding kaca, lalu mengeluarkan sebuah batang besi dari dalam dan mulai melawan sekelompok orang tersebut.

Buk!

Prang!

"Ahh… Sakit…"

"Ampun… Ampuni aku…"

Orang-orang ini sama sekali bukan lawan Ye Xing.

Feng Sujin terjatuh ke lantai dan melihat adegan ini. Saat dia berpikir bahwa orang bawahan Jun Mohan telah menyelamatkannya, perasaan syukur pun memenuhi hatinya.

Ketika akan kehilangan kesadarannya, dia juga melihat Jun Mohan yang muncul di hadapannya.

"Tolong… tolong aku…"

Feng Sujin berusaha menopang dirinya dengan kuat, dia meraih celana Jun Mohan dengan sisa kekuatan terakhir yang dia miliki sambil mengucapkan beberapa kata.

Jun Mohan menunduk dan menatap Feng Sujin yang ada di lantai, memperhatikan sorot mata wanita tidak berdaya yang sedang memohon kepadanya.

Cahaya suram melintas di matanya yang tenang.

Jun Mohan bergerak mengikuti kata hatinya, dia perlahan-lahan berjongkok dan menggendong Feng Sujin.

Saat menggendong wanita itu, Jun Mohan menyadari bahwa tubuh Feng Sujin sangat kurus dan sama sekali tidak berat.

Dia melangkah keluar dari bar dengan langkah-langkah besar, tapi kemudian dia seperti teringat dengan sesuatu dan menghentikan langkahnya, lalu berkata kepada Ye Xing, "Aku serahkan kepadamu untuk membereskan semuanya. Aku tidak ingin melihat hal seperti ini terjadi lagi."

"Baik, Tuan Muda Jun!"

Dia mengerti bahwa semua yang terlibat dalam masalah ini harus dibereskan tanpa ada yang tersisa.

Orang-orang ini benar-benar tidak punya mata, siapa suruh mereka menggali kuburan mereka sendiri?

Jun Mohan menggendong Feng Sujin dan berjalan keluar, tetapi obat yang terlanjur masuk ke dalam tubuh Feng Sujin mulai bereaksi.

Feng Sujin merasakan tubuhnya sangat panas dan tidak nyaman, seluruh badannya terasa kosong dan terus mencari sesuatu untuk dicurahkan.

Dia memeluk leher Jun Mohan dan tanpa sadar terus menempelkan tubuhnya pada pria itu.

Dia menyandarkan kepalanya di leher Jun Mohan, "Uh… panas… panas sekali…"

Bibir wanita itu tanpa sadar bergesekan dengan bagian sensitif Jun Mohan, napasnya yang panas seperti bisa membakar kulit pria yang sedang menggendongnya itu.

Feng Sujin sangat gelisah dan semakin menggeliat dengan keras, bahkan Jun Mohan bisa merasakan sentuhan kulitnya yang lembut itu.

Jun Mohan menghentikan langkahnya, bahkan napasnya juga sedikit tertahan. Dia melihat sosok gadis kecil itu dan tidak bisa berbuat apa-apa, mau tidak mau dia hanya bisa menahan siksaan itu.

"Menurutlah, jangan asal bergerak, kamu akan segera membaik nanti."

"Sangat panas… dingin, sangat nyaman…"

Feng Sujin tampaknya menyadari bahwa orang yang saat ini menggendongnya memiliki temperatur tubuh yang dingin, semakin dekat dengannya semakin terasa nyaman, dia pun reflek mulai menyatukan kedua tangannya dan merobek pakaian Jun Mohan.

Jun Mohan menarik napas, cahaya gelap di matanya yang menawan menjadi lebih kelam, dia kemudian melangkahkan kakinya dengan cepat.

Meskipun tindakan Feng Sujin ini sedikit menyiksanya, tapi Jun Mohan tetap menggendongnya dengan erat dan tidak melepaskannya.

Ketika sampai di mobil, Jun Mohan dengan hati-hati meletakkan Feng Sujin di sebelah kursi pengemudi, lalu mengencangkan sabuk pengamannya.

Dia kemudian berjalan mengitari bagian depan mobil, lalu masuk dan mengemudikan mobilnya kembali ke vila miliknya.

Di sepanjang perjalanan Feng Sujin terus merasa gelisah. Meski memakai sabuk pengaman, dia tetap berusaha keras bersandar pada Jun Mohan, "Panas… Panas…"

Sepertinya harus begini baru bisa merasa sejuk sedikit.

Saat Jun Mohan sedang mengemudi, Feng Sujin menarik lengannya beberapa kali dan membuat mobil hampir menyimpang dari lintasannya.

"Bertahanlah, sebentar lagi tidak akan panas."

Jun Mohan tahu jika Feng Sujin yang saat ini lemas dan tidak sadarkan diri itu masih berada dalam pengaruh obat, dia pun terus berusaha membujuknya dengan kesabaran yang sangat jarang dia tunjukkan.

...…

avataravatar
Next chapter