12 Haus, Mau Apa?

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Karena merasa panas, Feng Sujin mulai membuka pakaiannya sembarangan, memperlihatkan tulang selangkanya yang halus. Bulu matanya bergetar ringan, kulitnya yang seperti salju tampak ternoda oleh awan kemerah-merahan.

Dia menatap Jun Mohan dengan tidak nyaman dan tidak berdaya, bola mata yang sejernih teratai itu dipenuhi dengan cahaya hasrat yang tak tertahankan.

Dia menggunakan tatapannya yang berhasrat itu untuk lebih mendekat kepada Jun Mohan.

Feng Sujin yang seperti ini tidak diragukan lagi adalah sisinya yang paling cantik, dengan rambut hitam legamnya yang panjang dan berkilau jatuh di sekitar pipinya, terlihat sangat kontras dengan warna putih tulang selangkanya, dia yang sekarang bahkan terlihat lebih mempesona dan menarik perhatian.

"Panas sekali… air…" Feng Sujin menjilati bibirnya yang semerah ceri dengan lidahnya sambil mendesah tanpa sadar.

Jun Mohan memiringkan kepalanya dan melihat Feng Sujin yang seperti itu, hatinya pun samar-samar tergerak. Dia semakin mengencangkan tangannya yang memegang kemudi, aliran cahaya yang melintas di matanya bersinar seperti sengatan, tetapi juga sangat membara.

Cahaya yang ada di dalam mata itu begitu dalam seperti dapat menenggelamkan segalanya.

Feng Sujin menatap sepasang bola mata Jun Mohan dengan hampa, seolah-olah hati dan jiwanya sudah terpikat olehnya.

Dia hanya tahu bahwa dirinya sekarang sangat ingin dekat dengan pria yang menawan ini, dia begitu menginginkannya, sangat menginginkannya.

Jun Mohan yang awalnya ingin membawa Feng Sujin pulang pun berubah pikiran dan langsung berbelok masuk ke sebuah hotel.

Dia turun dari mobil dan berjalan mengitari bagian depan mobil, lalu menggendong Feng Sujin.

Feng Sujin bersandar pada Jun Mohan seperti ular cantik yang tak bertulang, merangkul lehernya dengan kedua tangan dan menggeliat dengan kuat, aroma teratai di tubuh Jun Mohan yang bersih membuatnya semakin mabuk kepayang.

"Uhm… harum sekali, sangat nyaman…"

Jun Mohan hanya bisa menahan godaan dari Feng Sujin. Dia mengeluarkan sebuah kartu hitam dari sakunya dan dengan cepat memindainya, lalu membawa Feng Sujin ke kamar suite tingkat pertama di lantai paling atas. Kartu hitam ini dapat digunakan di seluruh hotel di bawah bendera namanya.

Jun Mohan menutup pintu dengan sekali tendang, setelah masuk dia pun meletakkan Feng Sujin di atas tempat tidur.

Tapi Feng Sujin memeluk erat leher Jun Mohan dan tidak melepaskannya, warna merah di wajahnya menjadi semakin jelas, "Panas…panas…"

Sebuah kilatan suram melintas di mata tenang Jun Mohan, dia memegang tangan Feng Sujin lalu melepaskannya, "Jadilah anak baik, dengarkan aku, aku akan menuangkan air untukmu."

"Air, air… haus…"

Tepat pada saat Jun Mohan menoleh, Feng Sujin tiba-tiba mengangkat kepalanya dan membuat bibir mereka berdua saling bersentuhan, suatu perasaan lembut dan manis merasuk ke benak Jun Mohan dengan keras dan seolah-olah akan meledakkan hatinya.

Hasrat dan gairah pun memenuhi tatapan Jun Mohan yang menawan, sebuah gelombang gelap seakan menekan tubuhnya dan tiba-tiba mengalir keluar.

Jun Mohan membuka kedua kakinya, lalu meraih lengan Feng Sujin dan menekannya di atas kepalanya, dia kemudian menekan tubuhnya ke Feng Sujin, menundukkan kepalanya dan menciumnya.

Ciuman Jun Mohan terasa begitu lembut, namun juga mendominasi dan kuat, membuat Feng Sujin tidak bisa melarikan diri.

Dia terus menelusuri bentuk bibir ceri wanita itu dengan lidahnya, lalu dengan lembut menggigit bibirnya, menyebabkan Feng Sujin tanpa sadar mendesah. Saat dia membuka mulutnya, Jun Mohan langsung memasukkan lidahnya.

Dia benar-benar menelan napas Feng Sujin, membuat wanita itu semakin mabuk dan menginginkannya…

"Haus?"

Suara rendah dan serak Jun Mohan terdengar di telinga Feng Sujin.

Tubuh Feng Sujin yang sudah panas terasa seperti terbakar api. Begitu mendengar suara merdu seperti alat musik itu, dia langsung refleks berkata, "Haus, haus…"

"Mau apa?"

"Mau… mau…"

Ciuman Jun Mohan perlahan bergerak turun, otot-ototnya mulai menegang, Feng Sujin pun merasakan seluruh tubuhnya yang bergetar.

Tangan pria ini seperti memiliki kekuatan sihir, membuat seluruh tubuhnya seperti dialiri oleh listrik. Rasa panas dan haus Feng Sujin tidak hilang dan malah semakin menjadi-jadi, dia merasa tubuhnya akan meleleh.

....

avataravatar
Next chapter