15 Chapter 15 : Berbagi Tempat Tidur

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Di layar Ipad yang ada di tangan Jun Mohan, muncul informasi tentang keluarga Feng.

Dia membaca setiap halamannya dengan seksama, semakin melihat ke bawah, wajahnya semakin dingin dan penasaran.

Cahaya suram melintas di matanya yang menawan, tampak memabukkan tapi juga misterius, sepertinya ada emosi yang tersembunyi.

Setelah agak lama, dia akhirnya memahami latar belakang Feng Sujin.

Dia menghela napas pelan dan berpikir bahwa Feng Sujin benar-benar seorang gadis kecil yang tidak bisa membuat orang tidak memedulikannya. Dia baru saja berusia awal dua puluhan, tapi dia telah melewati banyak hal, pasti tidak mudah untuk bisa tetap bertahan sampai sekarang.

Dia juga tidak bisa membayangkan apa yang akan dialami oleh gadis bodoh ini jika dia tidak datang ke Bar Ye Wei Mian malam ini.

Jika benar-benar terjadi sesuatu malam ini, entah apakah dia memiliki keberanian untuk tetap kuat menjalani hidup.

Untuk pertama kalinya di dalam hidupnya, Jun Mohan merasa dirinya telah membuat keputusan yang tepat.

Dia bukanlah orang yang begitu menganggur dan suka mengurusi urusan orang lain, mungkin dia melakukan semua ini karena orang itu adalah Feng Sujin.

Ye Xing berdiri dengan sopan di sampingnya, dia sama sekali tidak bisa memahami jalan pikiran Tuan Muda Jun, terlebih lagi dengan apa yang Tuan Muda Jun pikirkan mengenai Nona Feng.

Tepat ketika dia dalam keadaan melamun, Tuan Muda Jun berkata dengan pelan, "Ye Xing, bantu aku menyiapkan surat kontrak dan proposal."

Ketika Ye Xing ingin bertanya lebih jelas tentang surat kontrak dan proposal apa, dia hampir tidak bisa kembali tersadar dari keterkejutannya.

Dia telah bekerja di bawah Tuan Muda Jun cukup lama, tapi baru kali ini dia melihat Tuan Muda Jun melakukan tindakan yang tidak masuk akal dan di luar dugaan seperti ini.

Tapi baginya, apa pun yang Tuan Muda Jun akan lakukan pasti benar, dia hanya perlu melakukan semua perintahnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul empat pagi lebih, Jun Mohan akhirnya menyelesaikan semua urusannya. Dia memijat bagian tengah kedua alisnya dengan lelah, lalu menghela napas tidak berdaya sambil melihat Feng Sujin yang sedang tidur nyenyak di tempat tidur.

Hanya ada satu tempat tidur besar di dalam kamar suite ini. Jun Mohan sangat lelah, jadi dia bersandar di kepala tempat tidur dan meluruskan badannya di sisi tempat tidur.

Ketika Feng Sujin bangun keesokan paginya, dia mendapati dirinya sedang bersandar dan memeluk seorang pria seperti seekor gurita, aroma seperti teratai yang dia hirup kemarin masih begitu harum dan menggerakkan hati orang.

Ketika dia membuka matanya dan perlahan-lahan melihat ke atas, dia melihat wajah yang menawan. Dia membeku sejenak, lalu kemudian segera pulih dari lamunannya.

Dia lalu dengan cepat menendang-nendang kakinya secara asal-asalan untuk mundur menjauh.

Karena dia bergerak terlalu cepat, selimutnya pun juga ikut tertarik olehnya.

Jun Mohan sedari awal memang tidak tertidur sepenuhnya, dia langsung membuka matanya dan terbangun saat merasakan gerakan Feng Sujin.

Ketika Feng Sujin melihat Jun Mohan membuka matanya dan melihat mata Jun Mohan yang begitu indah dan memabukkan, jantungnya langsung berdetak kencang.

Keindahan mata pria ini, sungguh bisa membuat hati orang tergerak dan terpana.

Feng Sujin sangat menyadari bahwa pria dengan paras yang begitu indah seperti ini pasti beracun, dia berpikir bahwa dirinya tidak sebanding dengannya, jadi akan lebih baik jika dia menjauh darinya.

Jun Mohan memandang Feng Sujin, seolah-olah tahu semua yang dia pikirkan di dalam hatinya. Matanya berbinar, dia lalu mengulurkan tangan dan menarik Feng Sujin kembali ke pelukannya, "Ingin melarikan diri?"

Suara Jun Mohan yang begitu dalam dan merdu itu terngiang di telinganya, membuat seluruh tubuhnya kaku dan tidak bisa terkontrol, "Jun… Jun Mohan…"

Jun Mohan menaikkan alisnya, pesona sentuhan yang lembut seakan sedang menerpanya. Saat ini dia benar-benar dalam suasana hati yang baik, dia bahkan menaikkan sedikit nada suaranya saat menjawab, "Ya?"

Biasanya, kebanyakan orang akan memanggilnya 'Tuan Muda Jun' ketika mereka melihatnya, sangat jarang sekali wanita yang berani memanggil dengan nama lengkapnya.

Namun Feng Sujin sebenarnya tidak mengetahui hal ini.

Dia hanya mengingat nama dan nomor telepon yang Jun Mohan tulis di telapak tangannya sebelumnya, dia pun refleks memanggil namanya karena merasa sangat gugup.

avataravatar
Next chapter