17 _17_ (End)

"Buka Celana dalam mu"

"Jilat tanganku"

"Cium bibirku"

"Telanjang lah"

Gadis itu menatap kebawah dengan kedua mata biru mati. Dia tetap diam saat menatap gadis tidak berdosa itu melakukan semua perintah.

Ini adalah bagian dari permainan ini. Ia terlalu bodoh dan polos untuk mengetahui apa arti sebenarnya dari permainan ini.

Berebut menjadi raja, atau ousama. Raja berkehendak memberikan perintah apapun dan harus dilaksanakan secara mutlak.

"Apapun"

Lagipula ia hanyalah seorang pemain sekarang. Aku sebagai tuan dari permainan ini. Aku tidak berhak masuk dan mengikuti permainan.

Hanya mengamati hingga salah satu dari mereka mati. Entah pria brengsek, ataupun gadis itu .

Aku bukanlah manusia sekarang, lupakan segala hal tentang manusia, aku bukanlah manusia menjijikan itu lagi.

Aku adalah si hakim perbatasan.

_

_

_

Pria itu menatap puas saat melihat gadis itu dengan patuh melakukan apapun yang ia inginkan.

Nia menatap ke arah depan. Dengan badan tanpa sehelai kain pun. Ia menampakkan raut memelas.

"Hentikan ini..Roni..aku...aku menyerah, kau kau apakah kau benar benar mencintai ku?" tanya gadis itu.

Pria itu mengangguk, ia tersenyum dan mengambil lagi sumpit yang sudah dia hafal betul tempatnya.

"Tentu saja aku mencintaimu"

"Lalu kena--"

"Aku mencintaimu tubuhmu, ah betapa seksinya kamu seperti yang lain bilang" potong pria itu menunjuk ke arah badan Nia yang sudah telanjang bulat.

Nia menatap dengan tatapan tidak percaya, ia sebenarnya sudah tau. Tetapi segala cinta yang diberikan oleh Roni membuatnya tidak bisa membencinya.

Ia baik sangat baik, namun sekarang, kenapa ia menyiksaku seperti ini,?

Apa salahku,?, apakah aku salah menatap Roni selama ini?, semua sikapnya itu bohongan?

"Ousama game siapa??"

Roni melempar sumpit itu dan Tersenyum simpul.

"Kau sekarang yang jadi rajanya ya?, kau mau apa?" tanya Roni berjongkok dan meletakan satu tangannya pada dagu nya.

Nia menatap ke arah Sumpit. Mungkin saja Roni hanya bercanda. Tidak atau mungkin..ini hanya untuk menguji cintanya.

Ia tinggal bertanya pada Roni sekali saja,

Gadis itu menatap ke arah kekasihnya, rambut ekor kuda nya bergoyang perlahan ..."Roni apa kau benar benar mencintai ku sepenuh hati. Bukan hanya tubuhku tetapi segalanya?"

"Jawablah dengan jujur Roni" seru Nia memberikan perintah nya.

Roni tertawa pelan, "Tentu saja TIDAK!!!"

dia berdiri dan menunjuk nunjuk ke arah dahi gadis malang itu.

"Kau benar benar Bodoh, aku tidak tau kau sebenernya polos atau tidak. aku sudah jelas memperlakukan mu seperti ini. Kau sudah tau kan kalau aku ini tidak mencintai mu!!"

GLEK

Nia menelan ludahnya sekuat tenaga, rasanya ada petir yang menyambar nya padahal sekarang dia adalah raja.

Jadi semua perasaan ku ini..?

_

_

_

Nia mengembalikan Sumpit itu. Lalu mengocok tempatnya yang berupa gelas plastik.

"Ousama game siapa??"

Nia mengangkat sumpit itu. Lalu menatap dengan tatapan kosong. Sumpit yang bertuliskan raja dengan ukuran sangar kecil di ujungnya.

"Hah kau lagi??, apa lagi??" Roni terlihat sangat bosan. Ia benar benar memperlakukan Nia seperti barang di toko.

Nia menatap dalam dalam sumpit itu. Perasaan nya sudah dilukai, sekarang ia bahkan tidak bisa pulang karena badan yang kotor ini.

Apa lagi?

"Roni, ayo kita mati bersama" seru Nia menampakkan senyum polos dan manis.

"Ha..hah?"

"Kau bisa memilih, mengikuti perintahku atau kau akan tetap mati karena sengatan listrik" seru Nia dengan lemas.

Ia terduduk dan Tersenyum kosong menatap ke depan.

Hah.. bagaimana ini?

Mitsuki kau bahkan tidak menatapku saat ini. Tubuhmu seperti boneka saja. Tidak bisa bergerak sama sekali.

Mitsuki kau adalah sosok pertama yang bisa kusebut sebagai teman. Seumur hidupku semua temanku bahkan tidak bisa di sebut teman.

Mereka meninggalkan ku dan tidak pernah kembali saat aku tidak mengikuti permintaan mereka. Kurasa karena aku berasal dari keluarga kaya..

aku selalu menginginkan kasih sayang, dan hanya Mitsuki satu satunya yang menghiburku.

Mitsuki...aku aku harap kau mau tersenyum padaku untuk terakhir kalinya. Tetapi tidak mungkin kan mulutnya seperti ada perekatnya..

Haha

Haha

Haha..

Aku..ini bodoh sekali..

_

_

_

SREK

SREK

setelah suara itu tidak ada suara yang terdengar. Gadis yang hanya terdiam sedari tadi itu tidak bergeming.

Ia berdiri menutup kedua matanya, lalu kembali membukanya menatap kedua mayat di bawah.

Yang satu pria itu mati dengan tusukan di perut. Dan wanita itu yang meninggal karena sengatan listrik.

Pasangan menyedihkan..

Gadis berambut pirang itu hanya menatap datar. Seolah tidak ada sama sekali perasaan yang tersisa ia turun dari kursinya.

Disambut dengan sosok yang selalu memberikan jadwal padanya. Sosok yang selalu menemaniku seperti pelayan.

"Raja iblis ingin bertemu denganmu" seru sosok yang bisa disebut sebagai makhluk halus itu. Ia sangat mengerikan.

Dengan darah di bagian kepalanya seperti nya ia mati karena benturan di kepala nya. Dan bagian bawahnya yang penuh darah hampir tidak terlihat bagaimana badan aslinya..

Gadis berambut pirang panjang yang halus itu hanya menatap datar dan membuka mulutnya sejenak.

"Iya, Saya akan segera ke sana" seru gadis itu dan sosok itu menghilang.

Gadis itu merapikan pakaiannya yang hanya berupa mantel putih tipis dan gaun bergaris garis.

Gadis ini masihlah anak anak atau pertumbuhannya berhenti sehingga badannya masih sama seperti anak kecil pada umumnya.

Yah ini area perbatasan sih. Dimana manusia dan roh tidak akan bisa mati dan berhenti berkembang.

_

_

_

_

avataravatar
Next chapter