14 _14_

Gadis itu berdiri terdiam. Ia menatap ke sekitar taman yang sepi. Oh sebelum nya ia bilang kalau tidak akan menyentuh dunia manusia bukan.

Sebenarnya gadis itu hanya berjalan jalan di area sekitar perbatasan.

Arena permainan besar yang ada di sana adalah tempat perbatasan. Gadis berambut pirang itu yang sendirinya mengambil tanggung jawab disana.

Dia memperhatikan dengan kedua mata biru seperti ikan mati. Memperhatikan area taman yang hanya berupa udara yang berwarna kelam.

Pohon pohon yang hitam seperti habis dibakar. Dan tentu saja tanahnya yang berwarna merah seperti darah.

Arena perbatasan merupakan arena dimana manusia akan memilih akan mati atau hidup.

Yah walaupun sebagian besar orang disini tidak akan hidup sih.

_

_

_

"Ah sudahlah bosan" seru gadis itu pelan. Lalu mengelus rambutnya yang perlahan berkibar karena udara bersepoi.

Gadis itu menatap ke arah area taman, jadi ingat masa lalu.

Waktu berumur kira kira anak anak SD. gadis itu masih berambut pendek dengan keadaan sangat kumal.

Berlari sekuat tenaga ke sini dan menangis ketakutan. Sungguh, kenapa aku bodoh saat itu.

gadis itu berbalik hanya menatap ke depan dengan hati yang dibuat sebeku mungkin.

Masa itu tidak akan ada lagi..

Cukup melupakan semuanya..

_

_

_

Kedua pasangan itu berjalan perlahan melewati jalan yang perlahan menjadi sepi dan mengeluarkan aura aneh..

Pria yang berambut hitam itu terlihat sedikit merinding tetapi ditahan agar tidak terlihat lemah oleh kekasihnya.

Si perempuan mengenggam erat tangan si lelaki , rambutnya terikat satu dan berwarna hitam juga.

"Sayang, apa..selebaran itu benar benar palsu. Aku takut sayang, kalau kalau seandainya benar"

"Nia, tenang saja sayang. Tentu saja itu tidak asli. Kita akan menangkap mereka lalu mendapatkan banyak uang" seru si pria mengelus kepala Nia yang merupakan kekasihnya.

Mereka berhenti saat menatap sebuah pintu bukan tepatnya lubang yang mirip dengan pintu.

Sekitarnya berubah menjadi abu abu dan sama sekali tidak terlihat apapun.

Meskipun sangat ketakutan. Pasangan itu memberanikan diri untuk masuk.

Tak

Tak

Mereka menatap ke dalam, hanya sebuah dinding seperti rumah yang terbuat dari batu asli.

Tak

Tak

SRET

mereka menatap kebelakang, dan merinding saat pintu itu terutup sempurna. Dan sama sekali tidak terlihat.

Mereka terperangkap dalam sebuah ruangan tanpa pintu. Mereka melihat ke sekeliling.

Hanya sebuah ruangan berdinding batu Dan sangat luas.

Mereka berjalan jalan , tidak ada seorang pun.

"Selamat datang pada permainan ku"

Glek

mereka seketika menelan ludah dan melihat ke atas.

Melihat seorang gadis bule dengan postur tubuh cukup kecil. Bermata seperti ikan mati dan sangat cantik.

Wajah si perempuan tiba tiba berubah menjadi rasa kaget saat melihat gadis itu.

"Mitsuki?"

_

_

_

avataravatar
Next chapter