Di sebuah tempat yang berupa pertokoan. Seseorang datang , dia membuka pintu dengan kunci.
"Oh manajer, kau cepat sekali" seru seseorang yang datang dengan berlari..
Rambutnya tererai dengan warna gelap berwarna hitam. Khas kota itu..
Seseorang yang di sebut manajer menoleh dan tersenyum ramah.
"Oh ya manajer, lihat aku mendapat selebaran ini di jalan"
Seru wanita itu menyerahkan sebuah selebaran poster yang barusan ia ambil tergeletak begitu saja di depan jalan.
Manajer mengambil selebaran itu dan mengernyitkan dahinya,
"Aku juga dapat di seberang jalan. Akhir akhir ini banyak sekali selebaran tidak berguna seperti ini" keluh manajer.
Wanita itu mengambil selebaran dan mulai melihat nya sekilas..
Hanya ada sebuah tulisan.
"Permainan adu nasib. Di hadiri oleh dua orang . Permainan akan berakhir setelah seseorang mati. Jika berkenan bisa menghubungi nomor berikut dan tanda tangani lah kontrak mutlak tersebut"
"Ah aku takut manajer, aku tidak mau melakukan ini" seru wanita itu menatap seram pada selebaran itu.
Masa ada permainan yang bisa bisanya membuat orang mati. Dasar, orang sinting macam apa itu.
"Aku juga tidak mau, oh ya kurasa aku harus memberitahu matsaka" seru manajer itu mengingat temannya, temannya merupakan mantan detektif luar negeri.
Mungkin saja ia bisa mengidentifikasi orang tersebut. Yah bisa jadi kan ini hanya orang iseng. Kalaupun ada akan gawat jika ada pembunuh yang berkeliaran.
"Matsaka?" tanya gadis itu membetulkan kacamatanya. Setidaknya ia sudah cukup tenang setelah berlari cukup jauh agar bisa mengalahkan manajer.
Tetapi manajer tetap lebih cepat mau bagaimana lagi. Siapa tau kan kalau datang lebih cepat akan di tambah gaji hihi!!
Manajer itu tersenyum, kumisnya yang tipis di elusnya perlahan.
"Matsaka itu temanku, yah memang sih ia sedang dalam masa sulit. Tetapi ini juga hal yang serius"
"Hm, matsaka itu ya??, detektif luar negeri yang pensiun beberapa tahun lalu??" seru gadis itu terlihat antusias.
"Aaah, yah begitulah. Tetapi dia benar benar ingin menyembunyikan dirinya. Kurasa kau tidak akan bisa bertemu lagi dengannya"
"Eeh, ah padahal dia hebat banget!!, kenapa sih ia malah pensiun padahal gak ada masalah apa apa"
"Yah aku juga tidak tau, mungkin saja ada masalah sendiri"
"Hm iya sih, matsaka pun punya masalah sendiri"
_
_
_
_
Lelaki tampan berambut pirang dengan kedua mata berwarna biru berlian berjalan menyusuri taman.
Wajahnya yang khas luar negeri dan sangat langka tentu saja membuatnya menjadi pusat perhatian.
Para wanita melihatnya dengan pipi memerah . Lelaki itu menghela nafas. Dia sama sekali tidak terbiasa mendapat perhatian se berlebihan ini.
Sekarang ia hanya memikirkan sang kakak, kakak Mitsuki.
Ia benar benar harus membawanya kemari sebelum..sebelum berita itu menyebar.
Dan kakak... terlibat dalam masalah..
_
_
_