webnovel

Ketika hati di lukai

Annabela adalah gadis yang sangat baik, dia di kenal sebagai gadis yang polos dan apa adanya. Annabela tidak cantik, tetapi dia memiliki wajah yang manis dan mempunyai daya tarik sendiri.

Saat ini Annabela tinggal bersama ibunya, mereka hanya tinggal berdua di rumah. Namun itu semua tidak membuat Annabela patah semangat. Meskipun sampai saat ini ia tidak tahu dimana ayahnya, karena sang ibu tidak pernah mau jujur. Ia selalu menutupi kebenarannya.

Setiap kali Annabela bertanya tentang ayahnya, Ny Heni pasti marah sama Annabela. Bahkan mereka sering sekali bertengkar gara-gara masalah itu. Jika mengingat kejadian itu, Annabela menjadi kesal. Ia bahkan tidak mau mengungkit lagi tentang ayahnya. Annabela sudah capek bertengkar terus sama ibunya sendiri.

Pada saat ini, Annabela bekerja sebagai kasir di sebuah restauran kecil di pusat kota Jakarta. Meskipun gaji Annabela pas-pasan. Upahnya cukup untuk membayar kontrak dan makan sehari-hari. Ia tetap bertahan karena hanya ini harapannya.

Sering kali Axton melarang Annabela untuk bekerja, bahkan Axton sanggup untuk membiayai kehidupan annabela bersama ibunya Ny Heni sampai seterusnya. Karena Axton tidak mau melihat wanita yang sangat ia cintai capek. Ia ingin Annabela hidup santai tanpa harus bekerja keras. Tapi Annabela tidak mau, ia tetap ngotot untuk tetap bekerja. Prinsip Annabela, selama dirinya masih sehat dan bisa untuk bekerja dia akan terus bekerja. Annabela tidak mau menjadi wanita yang manja.

Sebagai laki-laki sejati, Axton ingin sekali menjadikan Annabela ratu. Ia akan memenuhi apapun keinginan Annabela. Ia tidak akan membiarkan Annabela hidup dalam kesusahan. Axton memang berasal dari keluarga berada. Bahkan Keluarga Axton sangat terpandang. Keluarganya sangat disegani oleh semua orang.

Hari ulang tahun Annabela.

Saat ini, usia Annabela sudah memasuki angka 25 tahun. Sudah waktunya untuk dirinya memikirkan tentang masa depan. Namun, Annabela tidak terlalu panik memikirkan usianya meskipun di bilang sudah matang. Ia tidak perlu khawatir tentang masalah menikah, karena ia sudah mempunyai Axton. Pacar yang sangat setia yang siap untuk membawa dirinya ke jenjang yang lebih serius.

Ia bahkan berjanji sama dirinya sendiri. Ia tidak akan menikah dengan laki-laki lain selain Axton. Axton adalah cinta pertama Annabela, yang tidak akan pernah bisa tergantikan oleh siapapun. Cinta Annabela kepada Axton terlalu besar, ia tidak akan sanggup hidup tanpa Axton. Axton dan Annabel sudah menjalani hubungan selama sepuluh tahun. Mereka sudah melewati masa-masa pahit manisnya pacaran.

Mereka berdua sama-sama setia, mereka berdua selalu meluangkan waktu untuk menghabiskan waktu bersama. Bahkan, mereka mempunyai banyak kenangan yang sulit sekali untuk mereka lupakan. Hingga saat ini Annabela di janjikan oleh Axton kalau ia akan melamar Annabela tepat di hari ulang tahunnya. Annabela sangat bahagia mendengar pernyataan itu, wajahnya berseri-seri bagaikan bunga mawar bermekaran di pagi hari.

Malam hari.

Tepat di malam hari sesuai janji Axton, ia akan datang ke rumah Annabela bersama keluarganya. Annabela dan Ny Heni sudah menyiapkan jamuan untuk menyambut keluarga Axton. Ny Heni dan keluarga yang lain sudah menunggu dari tadi. Malam ini, Annabela berdandan sangat cantik, ia menggunakan baju kebaya berwarna nude sesuai dengan warna kesukaannya.

Annabela berpikir kalau malam ini menjadi malam yang paling bahagia dari malam-malam sebelumnya. Annabela merasa kalau dirinya menjadi wanita yang paling beruntung di dunia ini. Karena orang yang sangat ia cintai akan datang untuk mengikat janji dengan dirinya. Sedari tadi Annabela terus menebarkan senyumannya yang manis, ingin sekali ia mengumumkan kepada seluruh dunia betapa bahagianya dirinya malam ini.

Ruang tamu.

Annabela dan keluarga yang lain  berkumpul di ruang tamu untuk menunggu kedatangan calon suami Annabela.Tetapi, tidak ada tanda-tanda Axton datang. Ny Heni dan Annabela terus saja melihat ke arah gerbang rumahnya dengan harapan mobil Axton dan keluarganya muncul.

Jam dinding terus berputar menunjukkan jam 09.00 malam. Annabela yang sedari tadi menunggu menjadi resah, hatinya menjadi gelisah. Kenapa sampai sekarang Axton tidak kunjung datang. Sedari tadi, Annabela terus menggenggam handphonenya, beberapa kali ia membukanya dengan harapan ada pesan masuk dari Axton. Tetapi Axton sama sekali tidak memberi kabar.

"Kenapa Axton tidak datang juga? Apakah dia masih ada di jalan?" Batin Annabela bertanya-tanya. "Kenapa tiba-tiba perasaanku menjadi tidak enak? Apakah terjadi sesuatu sama Axton? Sebaiknya aku mencoba untuk menghubunginya" perasaan resah dan gelisah bercampur aduk.

Ia kemudian membuka layar handphonenya yang tadinya terlihat gelap. Annabela langsung mencari kontak Axton dan mencoba untuk menghubunginya.

📞"Maaf nomor yang anda tuju sedang tidak aktif" Suara operator.

Annabela terlihat tegang, ekspresinya menjadi rumit "Kenapa nomor Axton tidak aktif?! Arghhh ... jangan membuat saya berpikir macam-macam." gumam Annabela.

Ia mencoba untuk menghubungi Axton untuk yang ke dua kalinya. Annabela menelpon Axton berulang kali, tetapi tetap tidak aktif. Sedangkan jam sudah menunjukkan waktu tepat jam 10.00 malam. Sudah tidak ada harapan lagi, sepertinya Axton tidak akan datang.

Annabela menjadi gemetaran, wajahnya terlihat pucat. Ia langsung duduk di kursi dengan kedua bola mata yang berkaca-kaca. Ny Heni mendekati putri kesayangannya, ia mengelus pundak putrinya "Sayang ... apa yang terjadi,?" Tanya Ny Heni.

Annabela yang tadi menundukkan wajahnya, ketika di ajak berbicara sama ibunya secara perlahan Annabela mengangkat wajahnya. Tatapan Annabela sangat menyedihkan malam ini.

Tanpa di sadari air matanya menetes membasahi kedua pipinya yang lembut "Ibu" Annabela memeluk tubuh ibunya dengan erat. Ny Heni membalas pelukan Annabela dengan hangat, Ny Heni mengerti apa yang di rasakan sama Annabela saat ini. Ia tidak akan bertanya lagi.

Annabela menangis histeris di pelukan ibunya "Sepertinya, Axton tidak akan datang ibu," ujarnya. Ia sangat sedih dengan kejadian ini, ia merasa dirinya di permainkan.

"Kamu yang sabar sayang! Apakah kamu sudah mencoba untuk menghubungi Axton?" Tanya Ny Heni.

"Sudah, ibu. Tapi, nomornya tidak aktif!" Jawab Annabela dengan suara serak.

"Atau ... mungkin saja Axton lupa membawa handphonenya,?" tebak Ny Heni.

"Tidak mungkin, Ibu. Kalau memang dia lupa membawa handphonenya, dia bisa menghubungi saya menggunakan nomor lain. Bukankah dia juga tahu nomor saya" jelas Annabela.

"Anak ibu tidak boleh berpikiran macam-macam dulu. Kita harus menghadapi ini semua dengan tenang. Ingat, siapa tahu sedang terjadi sesuatu sama Axton dan dia sengaja tidak memberitahu kamu agar kamu tidak khawatir" Ia mengelus rambut putrinya, ia berusaha menenangkan hati putrinya yang sedang rapuh.

"Sakit sekali ibu, ini baru pertama kalinya Axton tidak menepati janjinya. Kenapa di hari yang sangat penting ini dia harus menghilang tanpa kabar ibu"

"Kamu harus kuat sayang" Ny Heni melepaskan pelukannya dan memegang kedua pundak Annabela. Ny Heni menatap wajah putrinya dengan penuh kasih sayang  "Lihat ibu, kamu itu wanita yang sangat kuat dan juga mandiri. Jadi, jangan kamu jadikan masalah ini untuk membuat mental kamu menjadi lemah." pesan Ny Heni sambil tersenyum. Ia kemudian menyeka air mata Annabela.

"Tapi ibu ...!" Ny Heni langsung menempelkan jari telunjuknya di tengah bibir Annabela sambil menggelengkan kepalanya.

"Kamu tidak boleh lemah sayang" pesannya kembali.

Next chapter