101 Ternyata karma itu benar ada

Setelah selesai berbincang dengan Reyhan,yani segera pamit untuk pulang.

Sementara Reyhan begitu yani pergi,dia segera masuk ke dalam rumah dan langsung masuk ke kamarnya.Dia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.Matanya memandang ke atas langit-langit kamarnya.Dalam benaknya dia terus memikirkan perkataan yani.

Reyhan tersenyum pahit memikirkan kenyataan yang baru saja di ketahuinnya.Matanya tersirat kesedihan yang begitu mendalam.

"Sungguh,,,,aku sudah begitu mencintainya dan tak menyangka ternyata gadis itu sudah menikah."Batin Reyhan sambil tersenyum miris meratapi nasip.

"Ternyata karma itu benar ada.Dulu ada wanita yang begitu mencintaiku tapi aku menyia-nyiakannya begitu saja dan sekarang aku yang merasakan sendiri betapa sakit mencintai seseorang yang tak mencintai kita."Kata Reyhan pada dirinya sendiri sambil mengingat kembali masa lalunya.

Reyhan pernah menjalin hubungan dengan seorang gadis sebelum dia dan bundanya memutuskan untuk pindah ke desa.Reyhan dulunya tinggal di kota saat Ayahnya masih hidup.Ayah Reyhan adalah salah satu seorang pengusaha sukses.

Gadis yang menjalin hubungan dengan Reyhan teramat sangat mencintainya.Akan tetapi Reyhan sama sekali tak memiliki perasaan terhadap gadis itu.Reyhan berpacaran dengan gadis itu hanya karna sebuah taruhan saja yang dia lakukan bersama teman-temannya.

Sampai pada suatu hari gadis itu mengetahui yang sebenarnya.Namun dia tetapi bersikeras untuk tetap mempertahankan hubungannya dengan Reyhan karna gadis itu begitu mencintai Reyhan lebih dari hidupnya.

Namun Reyhan sama sekali tak perduli sebesar apa cinta gadis itu kepadanya.Sampai kemudian Reyhan berselingkuh dan sengaja menunjukan perselingkuhannya di depan gadis yang masih berstatus kekasihnya.

Gadis itu akhirnya menyerah dan memutuskan hubungannya dengan Reyhan.Sejak saat itu Reyhan tak pernah bertemu lagi dengan gadis itu sampai dia akhirnya pindah ke desa.

Lamunan Reyhan terbuyarkan saat mendengar ketukan pintu dan suara bu Rina.

"Rey sayang,,,,,kamu udah makan belum nak..?"Tanya bu Rina berdiri di depan pintu kamar Reyhan.

Reyhan tak langsung menjawab.Dia bangun dari tempat tidur dan membuka pintu kamarnya.

"Belum bun,,,,Rey belum lapar."Jawab Reyhan dan berjalan ke arah ruang keluarga.

Bu Rina mengikuti Reyhan dan ikut duduk saat Reyhan sudah duduk di sofa sambil matanya melihat ke arah televisi.

By Rina mengerutkan keningnya memandangi putranya yang terlihat sedikit berbeda.Wajahnya terlihat begitu lesu,namun bu Rina tak ingin bertanya karna sudah pasti Reyhan tak akan memberitahunya.Dia sangat tahu sifat putra semata wayangnya itu.

"Oh iya nak,,,,tadi pak Ridwan nelfon mama,Katanya kamu harus periksa File-file yang di kirim di email kamu.Katanya itu sangat penting dan membutuhkan persetujuan darimu."Kata bu Rina.

"Iya bun,,,,sebentar baru Rey memeriksanya."Jawab Reyhan tanpa minat sambil matanya terus melihat ke acara televisi.

Bu Rina menghela napas pelan melihat Reaksi Reyhan yang terlihat tak ada minat sedikitpun bilah sudah menyangkut masala perusahaan Ayahnya yang berada di kota.

Selama ini perusahaan itu hanya di urus oleh sahabat Ayahnya ya itu pak Ridwan sekaligus kepercayaan Ayahnya semasa Ayah Reyhan masih hidup.Karna Reyhan sama sekali tak ingin dulu mengurusi perusahaan itu.

"Mau sampe kapan kamu seperti ini nak? mengapa kamu tidak ingin mengurus perusahaan ayahmu? Bunda ingin kamu sudah mulai bertanggung jawab,agar saat kamu menikah nanti kamu sudah bisa menafkahi keluargamu nak."Kata Bu Rina sambil memandang Reyhan sesekali dan kembali memandang kedepan menyaksikan acara tv.

Reyhan menghembuskan napas berat.Dia mencerna perkataan bundanya.Sebenarnya dia sudah memikirkannya,jika dia berjodoh dengan kiran dan menikah,Dia sudah akan mengurusi sendiri perusahaan ayahnya.Tapi ternyata semuanya hanya tinggal angan-angan saja.

"Belum sekarang bun,,,tapi bunda jangan khawatir!! suatu saat nanti aku akan menggurus perusahaan ayah."Ucap Reyhan sambil tersenyum menatap wajah bundanya dari samping.

"Bunda tahu,,kamu akan jawab seperti itu."Kata bu Rina.Reyhan hanya tersenyum.

Bunda Reyhan kembali menghela napas pelan sambil tersenyum tipis.Dia tak ingin memaksa putranya itu.

"Oh iya nak,bunda hampir lupa lagi.

"Ada apa lagi bun?" tanya Reyhan yang masih asyik menyaksikan filem kartun naruto.

"Besok kamu ke kampung tengah ya.!" suruh bu Rina kemudian berdiri dan berjalan ke arah meja makan yang terletak tak jauh dari ruang keluarga.

"Mau ngapain aku ke kampung tengah? besok aku dan Farit ada urusan bun."Tolak Reyhan dengan matanya terus memandang ke arah tv.

"Besok itu ada acara nikahan di kampung tengah sana.Dan hiburannya itu nyewa alat musik kita.Jadi kamu harus ngawasi..!!"Jawab bu Rina sambil menuangkan air putih ke dalam gelas kemudian meminumnya.

Reyhan kembali menghembuskan napas berat."Ga bun,,,aku tidak mau.Suruh yang lain saja."Tolah Reyhan.Dia sangat tak suka bilah harus mengawasi di tempat pesta.

Bu Rina memiliki salah satu usah ya itu menyewakan alat-alat musik bilah ada yang mengadahkan acara.usaha itupun hanya sekedar usaha sampingan saja.

"Reyhan,,,,,kamu mau bunda ga kasih uang jajan selama sebulan,,bunda akan telfon pak Ridwan agar tak mentransferkan kamu uang."Acam bu Rina yang sedikit kesal dengan kelakuan putranya itu.Setiap kali Reyhan di suruh buat mengawasi di acara pesta,pasti ada saja alasannya.

"Iya iya bun,,,,aku akan pergi besok."Kata Reyhan dengan terpaksa setelahnya dia pergi meninggalkan bundanya yang sedang duduk di meja makan.

Bu Rina geleng-geleng kepala melihat kelakuan Reyhan.Setelah itu bu Rina mengambil makanan karna perut terasa lapar.Sementara Reyhan sudah kembali masuk ke kamarnya.

😊😊😊😊😊

avataravatar
Next chapter