118 Nyonya Rumah

kiran berjalan ke arsh dapur.Dia mencari mba Ayu yang tak terlihat.

"Mba Ayu mana,,,,?" tanya Kiran pada seorang pelayan yang sedang sibuk di dapur.

Bukannya menjawab,pelayan itu malah menatap kiran dengan aneh.

Melihat pelayan itu hanya diam dan menatapnya dengan penuh intimidasi.Kiran beralih menatap ke arah nama pelayan itu yang terdapat di seragamnya.

"Lusi,,,,nama kamu lusi.Oh iya Lusi,apa kamu melihat mba Ayu, ?" Tanya kiran sekali lagi.

Pelayan bernama lusi itu terus menatap Kiran,bahkan lusi menatap kiran dari ujung kaki sampai kepala.

Kiran malah ikut memperhatikan dirinya,apakah ada yang salah dengan dirinya..

Kiran mengerutkan keningnya karna menatap pelayan itu yang tak henti memperhatikannya.Dia merasa tak ada yang salah dengan apa yang di pakainya.

"Mengapa kamu terus memperhatikan aku ? kamu tak menjawab pertanyaanku." Kata Kiran tanpa tersenyum.

"Emang kamu siapa ? apa kamu calon pelayan baru di rumah ini ? kalau kamu mau melamar jadi pelayandi rumah ini,sudah tak menerima pelayan baru.Sebaiknya kamu pergi sekarang."Kata lusi sangat tak ramah.Bahkan dia menatap tak suka ke arah kiran.Melihat wajah Kiran yang terlihat begitu cantik alami tanpa polesan mak up sedikitpun,Dia berpikir,jika gadis ini melamar jadi pelayan di rumah ini,bisa-bisa gadis ini akan menjadi pusat perhatian di rumah ini dan akan merebut kesempatannya untuk dekat dengan Arjun majikannya.

Kiran malah menahan tawanya.Dirinya di kira seseorang yang datang melamar pekerjaan."Rupanya dia pelayan baru." batin kiran.

"Maaf ya,sepertinya aku datang di tempat yang kurang tepat.Kalau begitu bisa kamu beri tahu aku di mana mba Ayu !! setelahnya,aku akan pergi." Ucap Kiran dengan ramah.Dia tak ingin memberitahukan siapa dirinya,biarkan pelayan itu yang mengetahuinya sendiri.

Lusipun tak mengenalih wajah kiran,Semalam dia tak terbangun saat ada pertengkaran di rumah itu.Dia hanya asyik tertidur bahkan tak mendengar apa pun yang terjadi.

"Mba ayu di belakang.Kamu tunggu di sini !! aku akan memanggil mba Ayu dulu.Awas ya jika kamu mencoba mencuri sesuatu di rumah ini." kata lusi dengan penuh penekanan bahkan menunjuk wajah kiran.

Kiran hanya tersenyum tipis sambil mengangguk.Lusi pun meninggalkan Kiran seorang diri.

"Ternyata aku memang tak ada bedahnya dengan seorang pelayan.Dulu mas Arjun yang menganggapku sebagai pelayan,sekarang seorang pelayan yang mengira aku calon pelayan."Gumam Kiran.Kiran menyandarkan punggungnya di tembok menunggu Lusi bersama mba Ayu.

"Non kiran sedang apa di dapur,,,? apa ada yang non butuhkan ? biar saya ambilkan." kata seorang pelayan dengan ramah yang baru saja masuk kedapur dan melihat Kiran seorang diri di dapur.

Kiran menggeleng sambil tersenyum."Aku tak butuh sesuatu.Akuhanya sedang menunggu mba Ayu.Kamu lanjutkan saja kerjaan kamu !!.Jawab Kiran tak kalah ramahnya.

Pelayan itu mengangguk dan meninggalkan kiran.Sebenarnya pelayan itu ingin minum,namun saat melihat kiran niatnya dia urungkan dan kembali lagi bekerja.

Tak lama Kiran melihat Lusi yang datang bersama mba Ayu.Kiran langsung tersenyum melihat mba Ayu,sedangkan lusi memasang wajah judesnya tak sukanya melihat Kiran.

"Non Kiran,,,,," Ucap mba Ayu yang terlihat begitu senangnya melihat kedatangan Kiran.

Wajah Lusi pucat pasi.Dia sangat terkejut tak mengira siapa Kiran dan sudah berani-berani mengusirnya."Jadi dia Non Kiran istri tuan Arjun.Astaga,,,,,aku pasti setelah ini langsung di pecat." Batin lusi begitu ketakutan.Kalau sampai dia di pecat,mau bekerja apa lagi dia di kota besar seperti ini.

Sekilas Kiran melihat Lusi yang nampak ketakutan.Kiran mengulas senyumnya melihat lusi yang tadinya begitu kasar bahkan sampai mengusirnya dan membentaknya sekarang begitu takut.

"Mba Ayu,,,," Ucap Kiran.

"Non sedang apa? apa ada yang bisa mba Ayu bantu..?" tanya mba Ayu yang sudah berdiri di depan kiran dengan sedikit membungkuk.

"Aku mau ngomong ke mba Ayu."

"Mau ngomong apa non,,,?"

Kiran menghembuskan napasnya dalam sebelum bicara."Begini mba,,,,Apa Mami belum mengetahui tentang pertengkaranku dengan mas Arjun?" tanya Kiran begitu serius.

Mba Ayu menggeleng." Belum non."

"Aku bohong ke mami,,,aku mengatakan jika mba Ayu yang ngabarin aku soal mas Arjun telah kembali.Dan tolong mba Ayu beri tahu ke semua pelayan,untuk tak membahas pertengkaranku dengan mas Arjun jika ada Mami.Aku ga mau mami sedih dan marah kepada mas Arjun."Kiran menjelaskan panjang lebar.Awalnya mba Ayu nampak bingung,namun begitu mendengar penjelasan kiran mba Ayu dapat mengerti.

"Baik non,,, saya akan turuti semuanya demi non Kiran."Jawab mba Ayu.

Kiran tersenyum dan merasa lega.Kiran kemudian beralih melihat ke arah Lusi yang sedang berdiri agak jauh dari mereka.

"Makasih ya mba,,,,Oh iya mba Ayu,Apa Lusi ini pelayan baru?" tanya Kiran berpura-pura tak tahu.

Lusi semakin menundukkan kepalanya.Tubuhnya menggigil ketakutan,dia meramas jari-jarinya yang sudah bersuar dingin.

"Iya non,,,Nyonya yang menerimahnya saat non pergi." Jawab mba Ayu melihat ke Arah lusi dan kiran bergantian.

"Oh,,,,," Kiran manggut-maanggut."Semoga kamu betah kerja di sini ya Lusi.Aku senang bertemu denganmu.Kalau gitu mba,aku ke atas dulu." Ucap Kiran dan pergi menuju ke lantai atas.

Lusi bernafas lega.Bukannya di marahi dan langsung di pecat.Dia malah di perlakukan dengan ramah."Syukurlah,,,,,untung aku ga diaduin ke mba Ayu.Kalau mba Ayu tahu,aku pasti kena omelan mba Ayu.Ternyata dia nyonya di rumah ini.Bodoh kamu lusi."Kata lusi dalam hati merutuki perbuatannya kepada kiran.

"Bengong aja,,,lanjutin kerja kamu.!!" Kata mba Ayu mengagetkan Lusi dari lamunannya.

"Eh i----iya mba Ayu." Lusi dengan cepat kembali melanjutkan pekerjaannya.Mba Ayu memperhatikannya sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah Lusi yang begitu gugup.

Mba Ayu kembali lagi ke belakang.Sedangkan Lusi masih terpikirkan akan sikapnya tadi yang sudah begitu kasar terhadap Kiran.

"Apa non Kiran akan ngaduin aku ke suaminya atau kepada nyonya..? Adu,,,,,aku takut sekali."Lusi menjadi tak bersemangat melakukan pekerjaannya."Tidak,,,,aku dengar dari para pelayan,kalau non Kiran orangnya sangat ramah.Semoga saja benar.Aku saja yang bego tak mengenalnya." Lusi terus mengoceh sambil tangannya mengatur piring-piring yang tadi habis di cucinya.

*****

avataravatar
Next chapter