119 Kembali dari kematian,,,

Kiran menaiki anak tangga satu persatu dan berhenti tepat di depan pintu kamar utama miliknya bersama Arjun.

"Engga,,,,aku pergi ke kamar lain saja.Aku takut mas Arjun akan marah bilah melihatku berada di kamarnya."Kiran tak jadi membuka pintu kamar itu.Matanya beralih melihat ke arah pintu kamar yang berada di ujung tak jauh dari kamar utama yang dulu pernah dia tempati.

"Aku sebaiknya di kamar ujung saja."Kiran berjalan sambil menenteng tas.Dia membuka pintu kamar dan masuk kedalam.

"Masih sama seperti dulu."Gumamnya sambil tersenyum.Dia menjatuhkan tubuhnya ke atas tempat tidur.Terasa begitu nyaman.Matanya menatap langit-langit kamar itu.Dia kembali teringat bagai mana dulu perjuangannya saat perta kali menikah dengan Arjun.Begitu banyak yang di hadapinya,walaupun menyakitkan namun dia memutuskan untuk bertahan.

Air mata Kiran keluar begitu saja mengingat semua kejadian masa lalu."Mengapa seperti ini ? Saat cinta itu sudah tumbuh di hati mas Arjun,Kita di pisahkan.Dan sekarang saat bertemu kembali,kita bertengkar lagi.Apa begitu lemahnya cinta Aku dan mas Arjun,sehingga tak ada kepercayaan di hubungan ini..?" Kiran berkata-kata pada diri sendiri dengan berlinang air mata.

Kiran kembali merasahkan sakit kepala.Dia mencengkram rambutnya agar bisa mengurangi sakit di kepalanya.Namun nyatanya tak kunjung hilang bahkan bertambah sakit.

"Mengapa kepalaku terus terasa sakit seperti ini ? Apa karna aku terlalu banyak pikiran ?"Kiran mencoba untuk bangun dan rasa sakit di kepalanya semakin terasa menyakitkan.Bahkan darah dari hidungnya kembali keluar bahkan semakin banyak dari yang pertama.Kiran menyentuh hidungnya,,,

"Darah lagi,,,,"Dengan segera kiran berlarih dan masuk ke dalam kamar mandi.Dia mencuci darah di tangannya setelahnya hidung juga wajahnya."Ada apa denganku,, ?" Kiran menatap wajahnya di cermin.Wajahnya terlihat begitu pucat.

"Sebaiknya besok aku ke dokter."Ucapnya dan setelahnya kiran mengambil handuk melap wajahnya dan keluar lagi dari kamar mandi.

Kiran merasa tubuhnya terasa begitu lelah,dia ingin tidur dulu sebentar.Kiran naik ke tempat tidur dan merebahkan tubuhnya.Tak berapa lama,dia pun akhirnya tertidur.

Di kantor Arjun,,,,

Semua para kariyawan begitu hebo akan kedatangan Arjun ke kantor.Mereka serasa tak percaya akan melihat Arjun lagi.Pasalnya,semua para Kariyawan mengetahui bahwa bos mereka itu mengalami kecalakaan yang begitu tragis sampai tak bisa di temukan.Dan sekarang,pria tampan bertubuh atletis namun raut wajahnya yang begitu dingin tiba-tiba sudah kembali lagi di hadapan mereka.

"Apa aku ga salah lihat,,,,? itu Bos Arjun kah?"

"Bos Arjun kembali."

"Bos Arjun masih hidup."

Bisik-bisik para kariyawan bersama teman mereka.Arjun melahkah penuh wibawa tak menghiraukan para kariyawannya yang sudah seperti melihat hantu di pagi hari.

Arjun berpapasan dengan Bobi sahabatnya.Reaksi Bobi sama seperti para kariyawan lainnya,dia bahkan berdiri terbengong sambil menatap Arjun di hadapannya.

Arjun mendengus dia memasukan sebelah tangannya ke dalam saku celana menatap Bobi dengan Kesal.

"Apa kamu akan berdiri terus di sini..? Minggir !! kamu menghalangi jalanku."Kata Arjun dengan nanda dinginnya dan sorot mata yang begitu tajam menatap Bobi yang terus saja berdiri mematung.

Arjun menarik napasnya kasar karna Bobi masih juga tak menyingkir dari hadapannya sehingga Arjun meninggalkannya dan pergi menuju ruangannya.

"Apa itu Arjun,,,,eh maksud Aku Bos Arjun."Gumam Bobi yang seperti orang Bodoh.

Dia kemudian mengejar Arjun."Kamu masih hidup Arjun ? Aku pikir kamu sudah DEAD alias mati.Eeeeee...."Kata Bobi di akhir kalimatnya sambil menirukan gaya orang mati yang mengeluarkan lidahnya.Kini Bobi sudah berjalan bersama Arjun.

Arjun hanya menatap Bobi dengan malas menggunakan ekor mata sambil terus melangkahkan kakinya.Begitu sampai di depan ruangannya,Kini sekretaris yang begitu syok.

Melihat wajah sisil yang melongo dengan mulut sedikit terbuka membuat Bobi tertawa.

"Ha ha ha ha,,,,,wajahmu terlihat begitu bodoh sisil.Kaya kambing congek,Ha ha ha....Awas nanti ilermu keluar."Ucap Bobi masih terus menertawakan Sisil.

Arjun menatap Bobi dengan geram yang membuat Bobi langsung menutup mulutnya dengan rapat.

"Selamat datang Bos,,,,"Ucap Sisil membungkukan punggungnya memberi hormat.Namun dalam hatinya,Sisil masih belum percaya akan kehadiran Arjun.

Arjun tak menghiraukan Sisil,Dia melangkah masuk ke ruangannya.Dan Bobi kini kembali tertawa namun sedikit pelan agar tak di dengar oleh Arjun.

"Kenapa masih bengong sil,,? Apa masih belum percaya juga,Dia itu bos Kita.Dia telah kembali dari kematian.Kamu lihat saja wajahnya yang begitu datar seperti mayat hidup."Ucap Bobi yang mendapat tatapan tajam dari sisil.

"Apa kamu bilang tadi,,,aku kaya kambing congek..? Dasar kamu Bobi sialan,Bobi gila sinting semua ada di diri kamu."Ucap Sisil merasa geram dan ingin melemparkan Bobi dengan fas bunga yang ada di mejanya.

Bobi mengangkat jarinya berbentuk huruf v."Pis sil,aku bercanda Kenapa tadi ga ngamuk di depan Bos Arjun..?"Kata Bobi sedikit menjauhi meja sisil dan memasang kuda-kuda jika sisil benar-benar melemparinya dengan fas yang sudah di tangannya.

Sisil mendengus,Dia kemudian menarik napas dalam dan menghembuskannya kemudian menyimpan kembali Fas bunga yang berada di tangannya.Dia tak ingin ambil resiko berantem dengan Bobi yang nantinya akan menimbulkan keributan dan sudah pasti Bosnya yang sangat menakutkan itu walaupun tampan akan mendengar yang akan membuat dirinya berada di situasi yang buruk.

"Dasar Bobi sialan,,,,,pergi sana..!!" Sisil mengusir Bobi.

"Iya aku pergi.Dan semoga harimu menyenangkan karna Bos kita telah kembali."Ucap Bobi sebelum pergi meninggalkan Sisil dengan menertawakannya.

Sisil mendengus dan kembali duduk di tempat duduknya."Menyenangkan apanya,sekarang aja aurahnya sudah dingin seperti ini."Wajah sisil di tekuk.Bukannya Sisil tak senang akan kehadiran Arjun lagi,dia begitu senang bosnya itu kembali.Sisil sangat menyukai kerja di perusahaan Arjun,dengan gaji yang cukup tinggi,hanya saja dia begitu takut jika berlama-lama dekat dengan pria berdarah dingin itu.Apa lagi jika Bos mereka itu sudah marah membuat semua kariyawan akan ketakutan.

Di dalam ruangan,Arjun duduk di kursi kebesarannya sambil menyandarkan kepalanya.Matanya menatap kedepan memikirkan kejadian saat bertemu dengan Kiran.

"Maaf jika aku tak menghiraukanmu Kia.Aku hanya belum siap saja bertemu denganmu karna sudah menamparmu.Dan aku masih begitu sangat marah sehingga aku tak ingin berbicara dulu denganmu.Aku takut jika aku tak bisa mengontrol emosiku lagi dan akan menyakitimu."Batin Arjun.

*****

avataravatar